Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Khawatir Menyebarkan Propaganda, China Blokir Chat GPT Kecerdasan Buatan yang Dimiliki OpenAI

China memblokir Chat GPT milik OpenAI karena khawatir perusahaan asal Amerika Serikat ini gunakan kecerdasan buatan tersebut untuk sebarkan propaganda

Editor: Elma Gloria Stevani
Unsplash
Pemerintah China larang Chat GPT karena bisa sebarkan propaganda Amerika Serikat. 

TRIBUNJATIM.COM - Pemerintah China memblokir Chat GPT milik OpenAI karena khawatir perusahaan asal Amerika Serikat ini akan menggunakan kecerdasan buatan tersebut untuk menyebarkan propaganda.

Menurut Nikkei Asia, perusahaan teknologi di China dilarang menawarkan chatbot tersebut kepada publik, terutama pada perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi media sosial.

Larangan ini dikarenakan Chat GPT dapat menghasilkan balasan yang seharusnya diblokir oleh Partai Komunis China.

Namun, pengguna berhasil menemukan jalan keluar dengan menggunakan virtual private network (VPN) dan puluhan "mini program" yang dirilis oleh pengembang pihak ketiga pada aplikasi media sosial WeChat milik Tencent yang mengklaim dapat menawarkan layanan dari Chat GPT.

Laporan tersebut menyatakan bahwa regulator China meminta perusahaan teknologi Tencent dan Ant Group (afiliasi dari raksasa e-commerce Alibaba) untuk membatasi akses ke Chat GPT dan melaporkan ke petugas terlebih dahulu sebelum merilis chatbot mereka sendiri.

China merupakan negara yang sangat membatasi penggunaan internet dan media, karena kontrol atas berita, lingkungan online, dan platform media sosial.

Chat GPT bergabung dengan Facebook, Instagram, Reddit, YouTube, Wikipedia, dan beberapa layanan Google lainnya yang juga diblokir secara nasional.

Namun, Amerika Serikat juga mencoba untuk melarang Aplikasi TikTok dari China karena alasan yang sama seperti yang dikemukakan pejabat China terhadap Chat GPT.

China Daily, media milik negara, mengunggah di Weibo bahwa Chat GPT "dapat memberikan bantuan kepada pemerintah AS dalam penyebaran disinformasi dan manipulasi narasi global untuk kepentingan geopolitiknya sendiri."

Sementara masyarakat dunia mungkin terkejut dengan tindakan tersebut, orang-orang di industri teknologi China sudah mramal larangan tersebut akan terjadi.

"Kami memahami dari awal bahwa Chat GPT tidak dapat memasuki China karena masalah sensor, dan China akan membutuhkan versi ChatGPT-nya sendiri," kata seorang eksekutif dari perusahaan teknologi terkemuka kepada Nikkei.

Seorang eksekutif dari perusahaan teknologi China lainnya mengatakan bahwa mereka tidak berencana menggunakan Chat GPT, bahkan sebelum larangan tersebut diberlakukan.

"Kami sudah menjadi sasaran dari regulator China (di tengah penindakan industri teknologi dalam beberapa tahun terakhir), jadi bahkan jika tidak ada larangan seperti itu, kami tidak akan mengambil inisiatif untuk menambahkan Chat GPT ke platform kami karena balasannya tidak terkendali," kata orang tersebut, yang dikutip TribunJatim.com dari Daily Mail. 

Perusahaan China, termasuk Alibaba dan NetEase, berencana untuk meluncurkan tiruan Chat GPT.

Alibaba mengumumkan melalui divisi cloud-nya bahwa mereka sedang mengerjakan chatbot yang didukung AI yang akan diintegrasikan ke dalam produk komputasi awannya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved