Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Tak Punya Uang, Pasutri Jember Harus Rela Bayi Ditahan Rumah Sakit di Bali: Tak Bisa Berbuat Banyak

Pasutri asal Jember mengalami nasib pilu. Sebab, bayinya ditahan rumah sakit karena tak ada biaya.

Editor: Januar
Dokumen Baznas Jember
Novi Marwati dan Ahmad Rizal didampingi Baznas Jember menggendong bayinya usai ditahan di RSUP Sanglah Denpasar Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi


TRIBUNJATIM.COM, JEMBER- Pasutri asal Jember mengalami nasib pilu.

Sebab, bayinya ditahan rumah sakit karena tak ada biaya.

Lalu, bagaimana nasib mereka selanjutnya?

Novi Marwati dan Ahmad Rizal ini akhirnya bisa tersenyum bahagia.

Karena bayi mereka diperbolehkan pulang di Kabupaten Jember, usai ditahan oleh pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar Bali selama sepekan.

Mengingat, sebelumnya kedua pasangan suami istri (Pasutri) ini sempat kehabisan uang.

Karena bayi laki-laki yang baru dilahirkan kondisinya prematur, sehingga harus di rawat inap di rumah sakit Denpasar selama seminggu.

Kedua pasangan muda asal Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo dan Kelurahan Mangli ini merantau di Bali.

Tetapi karena sang Istri masih mengandung delapan bulan, tiba-tiba air ketubannya pecah, sehingga harus segera dirawat di rumah sakit pada 5 Mei 2023.

"Dirujuk ke RS Sanglah Bali dan akhirnya harus menjalani rawat inap. Sehari setelah itu, istri saya melahirkan secara normal dan bayinya selamat. Namun bayinya lahir prematur, jadi harus menjalani perawatan khusus di rumah sakit," Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Geger Warga Patrang Jember Temukan Jasad Bayi Perempuan Terkubur Setengah Badan

Menurutnya, hari ketiga pasca melahirkan, sang ibu sudah boleh pulang. Namun, sangat bayi harus tetap menjalani rawat inap.

"Biaya perawatan istrinya sekitar Rp 3 jutaan untuk tiga hari rawat inap. Sebab, saya sudah menyiapkan uang hasil pinjaman dari teman sekitar Rp 5 jutaan. Sehingga biaya perawatan istri dapat dilunasi," papar Rizal.

Setelah itu, Rizal mencoba menanyakan kepada pihak rumah sakit kapan bayinya bisa diperbolehkan pulang. Tetapi, suster di fasilitas kesehatan ini belum bisa memastikan.

"Saya tak ingin anak saya lama-lama di rumah sakit. Pertimbangan utama soal biaya. Nggak mampu dan makin bingung saya," paparnya.

Lelaki umur 31 tahun ini mengaku sempat mendesak pihak rumah sakit supaya putranya bisa segera dipulangkan.

Tetapi tim medis masih tidak mengijinkannya.

"Karena pertimbangan medis. Anak saya lahir prematur, butuh perawatan khusus dan ada indikasi kuning. Saya makin panik. Apalagi sampai hari kelima belum juga boleh dibawa pulang," papar Rizal.

Baru hari ke enam, katanya, pihak rumah sakit Denpasar akhirnya mengabari kalau , putra mungilnya di izinkan pulang. Tetapi hari menebus biaya perawatan sebesar Rp 9.750.000.

"Saya semakin nggak ngerti lagi mau bagaimana. Kalau tidak saya bawa pulang pasti tambah bengkak biayanya, " katanya.

Rizal mengaku sempat stres memikirkan cara menebus biaya perawatan bayinya yang ditahan di rumah sakit. Karena uangnya juga tidak cukup untuk untuk membayarnya.

"Saya tidak bisa berbuat banyak, karena sudah mencoba mencari pinjaman ke sana sini, tetap masih belum cukup. Sementara istri saya lebih banyak menangis, karena bayinya tidak boleh pulang oleh rumah sakit," katanya

Kisah pilu dua pasutri ini, akhirnya sampai ke telinga warga Jember yang ada di Bali.

Hingga akhirnya banyak pihak melakukan penggalangan donasi untuk membantu dua anak rantau tersebut.

Hingga akhirnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jember mengambil langkah cepat, untuk berangkat ke Bali guna menebus bayi yang ditahan di rumah sakit pemerintah di sana.

"Kamis malam tadi, kami berangkat untuk menebus bayi Jember sekaligus memastikan kondisi anak serta orang tuanya dalam kondisi baik, " kata Wakil Ketua 1 Baznas Jember MS Rasyid .

Wakil Ketua II Baznas Jember Abdul Aziz mengatakan tindakan ini sengaja diambil, supaya orang tua tidak panik lagi. Sehingga pada malam itu biaya perawatan sebesar Rp 12.864.300 bisa terbayar lunas.

"Alhamdulillah pasangan muda ini sudah bisa tersenyum sekarang. Bahkan mereka kami antarkan pulang mereka bersama bayinya kembali di Jember," imbuh Aziz.

Aziz mengungkapkan kondisi ekonomi orang tua bayi saat ini sangat memperihatinkan di tanah rantau. Bahkan, mereka di pulau dewata tinggalnya masih kos.

"Dan suami istri tidak bekerja. Untuk bayar kos saja tidak bisa apalagi makan sehari-hari. Mereka bertahan karena bantuan rekan-rekannya terutama warga Jember yang tergabung di IWJ," pungkasnya.

Sebelumnya, kasus pasien tak punya uang untuk berobat juga terjadi di daerah lain beberapa waktu lalu.

Polsek Kedungkandang bersama relawan turun langsung menindaklanjuti adanya video yang viral di media sosial.

Dalam video viral itu, memperlihatkan seorang anak perempuan sedang dirawat di rumah karena salah satu kakinya patah usai terjatuh dari becak motor (bentor).

Karena orang tuanya tidak memiliki biaya, korban pun hanya diberikan pengobatan seadanya.

Kapolsek Kedungkandang, Kompol Agus Siswo Hariyadi mengatakan, bahwa anak perempuan yang ada di video itu bernama Nur Yulia Puspita Sari (9), warga Jalan Kebalen Wetan Gang Sidosadar Kecamatan Kedungkandang.

"Setelah mendapat informasi, kami bersama relawan langsung mendatangi rumahnya. Untuk mengetahui secara pasti, kondisi terkini dari korban," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (11/1/2023).

Setelah itu, Polsek Kedungkandang bersama relawan mencari tahu penyebab korban terjatuh dari bentor.

Polsek Kedungkandang bersama relawan turun langsung menindaklanjuti adanya video yang viral di media sosial.

Dalam video viral itu, memperlihatkan seorang anak perempuan sedang dirawat di rumah karena salah satu kakinya patah usai terjatuh dari becak motor (bentor).

Karena orang tuanya tidak memiliki biaya, korban pun hanya diberikan pengobatan seadanya.

Kapolsek Kedungkandang, Kompol Agus Siswo Hariyadi mengatakan, bahwa anak perempuan yang ada di video itu bernama Nur Yulia Puspita Sari (9), warga Jalan Kebalen Wetan Gang Sidosadar Kecamatan Kedungkandang.

"Setelah mendapat informasi, kami bersama relawan langsung mendatangi rumahnya. Untuk mengetahui secara pasti, kondisi terkini dari korban," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (11/1/2023).

Setelah itu, Polsek Kedungkandang bersama relawan mencari tahu penyebab korban terjatuh dari bentor.

"Akhirnya pada hari ini, kami bersama Sie Dokkes Polresta Malang Kota dan relawan menjemput korban dan membawanya ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Proses evakuasi ini mendapat perhatian khusus dari Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto," ungkapnya.

Sementara itu, ibunda korban, Destri mengucapkan banyak terima kasih.  Ia beserta seluruh keluarga merasa bersyukur atas bantuan dari Polsek Kedungkandang dan Polresta Malang Kota tersebut.

"Alhamdulillah, kami berterima kasih banyak atas bantuan kepada anak kami, Yulia. Kami tidak berani ke rumah sakit karena tidak ada biaya. Selama ini untuk pengobatan patah tulangnya, kami bawa ke sangkal putung," jujurnya.

Dan Yulia telah mendapatkan perawatan intensif dari pihak dokter RSSA Malang serta dipantau oleh Sie Dokkes Polresta Malang Kota. Selain itu, pihak dokter masih melakukan diagnosa kondisinya sebelum memutuskan langkah penanganan medis selanjutnya

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved