Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Curhat Istri Pilu usai Suami Meninggal saat Mendaki Puncak Everest, Kini Harus Rawat 6 Anak: Takdir

Curhatan istri ikhlas suami meninggal saat mendaki puncak Gunung Everest tengah viral di media sosial.

Facebook/Hafizah
Foto kenangan Siti Hafizah dan suaminya sebelum meninggal saat mendaki puncak Everest. 

TRIBUNJATIM.COM - Curhatan istri ikhlas suami meninggal saat mendaki puncak Gunung Everest tengah viral di media sosial.

Kejadian ini menimpa seorang istri asal Malaysia.

Sosok istri yang suaminya meninggal di puncak Gunung Everest tersebut bernama Siti Hafizah (31).

Meski ikhlas, sang istri kini masih merasa pilu usai ditinggal pergi suaminya meninggal dunia.

Siti Hafizah merupakan seorang ibu rumah tangga dari Ranau, Sabah, Malaysia.

Sedangkan suaminya yang bernama Awang Askandar Ampuan Yaacub (56) merupakan seorang abdi negara.

Baca juga: Ibu Rumah Tangga ini Rupanya Istri Pesepakbola Legendaris, Setia Meski Suami Sakit 6 Tahun Tak Kerja

Meskipun pilu Siti Hafizah tak bisa disembunyikan, dirinya juga bangga atas capaian suaminya selama ini.

Dilansir dari bharian.com.my via TribunnewsMaker, Selasa (23/5/2023), Siti Hafizah mencurahkan isi hatinya melalui media sosial Facebook pribadinya.

Sontak kisah pilu Siti Hafizah tersebut viral di media sosial.

"Saya sangat bangga dengan suami saya," kata Siti Hafizah.

Siti Hafizah mengatakan bahwa dia tahu suaminya telah berusaha yang terbaik.

Suaminya juga mengungkapkan ingin kembali ke pelukan keluarga dalam keadaan selamat.

"Saya ridha dengan takdir Allah, terima kasih, dan Alhamdulillah telah menjadi suami yang luar biasa selama 13 tahun," katanya.

Foto kenangan Siti Hafizah dan suaminya.
Foto kenangan Siti Hafizah dan suaminya. (Facebook/Hafizah)

Siti Hafizah mengatakan, Insya Allah dia akan terus kuat untuk menjaga enam anak mereka.

Menurutnya, Awang Askandar adalah suami yang sangat baik dan penyayang.

Siti Hafizah mengatakan bahwa suaminya selalu mendahulukan pendapatnya.

Bahkan selama ini suaminya sering berusaha memenuhi semua permintaannya dan anak-anak.

"Meskipun sibuk bekerja, abang tidak pernah sehari pun mengabaikan kami,"

"Dan jika bekerja di luar kawasan, dia sering membawa istri dan anak-anak untuk 'mencuri waktu' bersama kami."

Baca juga: Kisah Wanita Datangi Pernikahan Suami, Ungkap Hubungan dengan Istri Kedua Sang Suami: Sering Berebut

"Abang memang seorang ayah yang sangat mencintai anak-anak dan sering memberikan pesan 'bantu mama, dengarkan mama'.

"Setiap sore setelah pulang kerja, dia selalu mewajibkan untuk membawa anak-anak keluar bermain di luar rumah,"

"Dan almarhum tidak ingin mereka stres terkurung tanpa aktivitas fisik," kata Siti Hafizah.

Awang Askandar, meninggal dunia setelah menghadapi masalah kesehatan saat mendaki.

Awang Askandar saat itu berada di ketinggian 8.000 meter di atas permukaan laut dalam perjalanan menuju puncak Gunung Everest.

Usai dipastikan meninggal dunia di atas puncak tertinggi dunia tersebut, jenazah almarhum dibawa turun ke daerah aman.

Ilustrasi puncak Gunung Everest.
Ilustrasi puncak Gunung Everest. (CNN via TribunnewsMaker)

Setelah proses selesai, jenazah akan dikirim pulang ke Malaysia.

Kemudian jenazah akan dijadwalkan untuk dimakamkan di tempat kelahirannya di Kampung Benoni, Papar, Sabah.

Seperti diketahui sebelumnya Awang Askandar meninggalkan enam anak berusia dua hingga 12 tahun.

Insiden kecelakaan saat mendaki gunung pernah terjadi di Sumatera Selatan.

Dilaporkan, 10 orang remaja mendaki Gunung Semuning tersambar petir. 

Satu orang tewas dan sembilan lainnya mengalami trauma serta luka-luka. 

Warga sekitar lokasi kaki Gunung Seminung menuturkan kejadian tersebut baru pertama kalinya dalam puluhan tahun ke belakang.

Dua tenda pendaki disambar petir, seorang tewas bernama Abdal Reka Anggara (18) warga Desa Pere'an Kecamatan Mekakau Ilir Banding Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan.

Baca juga: Istri Menyesal Pura-pura Selingkuh, Suami Tewas karena Sakit Hati, Surat Wasiat: Dia Baik Saya Tidak

Sementara 9 orang lainnya mengalami luka bakar.

Peristiwa mengejutkan tersebut membuat tokoh masyarakat tinggal tidak jauh dari kaki Gunung Seminung Herli Badri ikut buka suara.

Menurut Mantan Kepala Desa Kota Batu Kecamatan Warkuk Ranau Selatan (WRS) ini kejadian tersebut baru sekali ini terjadi dalam kurun waktu puluhan tahun terakhir.

"Sebelumnya belum ada kejadian pendaki yang tewas ataupun tersesat di Gunung Seminung ini," kata Herli, Selasa (2/5/2023).

Kejadian inipun membuat warga terkejut.

Selain itu memang kata Herli meski berstatus warga OKUS para pendaki melakukan pendakian.

Sementara melewati jalur Pekon Tebah Pring wilayah Kecamatan Sukau Lampung Barat.

"Tau-tau dikabarkan 2 tenda disambar petir dipuncak gunung menyebabkan satu orang tewas,"  bebernya.

"Mereka ini melakukan pendakian dari jalur Tebah Pring, setau saya memang tidak ada juru kuncinya," tambahnya.

Di lain sisi, meski harus melewati akses ekstrem melalui jalur pintu masuk Air Panas Kecamatan Warkuk Ranau Selatan (WRS) dijaga oleh kunci bernama Syahril menetap di sana secara turun menurun menjaga pintu masuk gunung.

Sudah puluhan tahun terbilang aman, menurutnya tak lepas dari Syahril yang memandu para pendaki agar melakukan pendakian selamat hingga dipercaya meminta izin pada makhluk halus disekitar.

"Memang selama ini pendaki berpamitan pada juru kunci. Juru kunci ini bernama Pak Syahril meneruskan ayahnya yang sudah lama meninggal," katanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved