Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ibadah Haji 2023

Perjuangan Nenek Isnatin, CJH Tertua di Pacitan Naik Haji Berkat Jualan Jilbab dan Hasil Pertanian

Raut wajah bahagia terpancar di wajah Nenek Isnatin. Bagaimana tidak, mimpi nenek berusia 94 tahun untuk ke tanah suci segera terwujud.

Editor: Taufiqur Rohman
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
Nenek Isnatin, CJH tertua di Pacitan berusia 94 tahun bisa berangkat haji bareng anak. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Raut wajah bahagia terpancar di wajah Nenek Isnatin.

Bagaimana tidak, mimpi nenek berusia 94 tahun untuk ke tanah suci segera terwujud.

Warga Desa Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan itu menjadi calon jemaah haji tertua di kota 1001 Goa.

Meski berusia lanjut, Nenek Isnatin mantab berangkat ibadah haji.

Saat ditemui di rumahnya, Nenek Istanin terlihat menata kopernya.

Nenek yang mempunyai 13 cucu dan 18 cicit ini meneliti satu per satu pakaian yang akan dibawa.

Nenek Isnatin tidak sendiri, dibantu dengan anaknya Umi Kalsum dalan berberes.

Lantaran anak kelimanya ini juga ikut mendampingi ibadah haji nanti.

Sejumlah pakaian dan dokumen-dokumen haji dimasukan ke dalam koper sebelum berangkat ke tanah suci.

Keduanya siap berangkat masuk kloter 6 dengan 168 jemaah haji asal Pacitan, 177 jemaah haji asal Pamekasan dan 100 jemaah haji asal Surabaya.

“Alhamdulillah bisa berangkat. Saya menunggu sejak 9 tahun lalu."

"Tepatnya 2014 mendaftar haji bareng anak saya,” ujar perempuan yang lahir pada tanggal 30 juni 1930 ini.

Dia mengaku tidak mudah untuk bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BIPIH). Dia menabung hasil jualan jilbab dan hasil pertanian.

“Sedikit demi sedikit akhirnya dapat melunasi biaya haji. Melunasi BIPIH,” kata sang anak Umi Kalsum yang mendampingi Nenek Isnatin.

Umi mengaku bahwa keberangkatan haji keduanya sempat tertunda dua tahun.

Lantaran tahun 2020 keduanya tidak bisa berangkat karena dampak pandemi covid 19x

Kemudian di tahun 2022 kemarin kembali harus memupus harapannya.

Pasalnya dalam melaksanakan rukun islam yang ke 5 ini lantaran terkendala peraturan pembatasan usia.

“Bisa berangkat dengan senang hati. Alhamdulillah bisa mendampingi ibu saya. Doakan sehat selalu. Berangkat dan pulang bisa sehat,” urainya.

Dia mengaku walaupun sudah sepuh, Nenek Isnatin menyambut suka cita. Keluarga pun memilih untuk membelikan kursi roda.

“Agar lebih mudah saat disana (tanah suci). Kami belikan kursi roda. Tentu juga vitamin dan obat-obat an pribadi kami siapkan,” pungkasnya.

Ikuti berita seputar Ibadah Haji 2023

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved