Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penampakan Rumah Bocah SD yang Pindah ke SLB karena Dibully, Lantai Masih Tanah, IQ Firman Rendah

Inilah penampakan rumah bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully. Bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully itu bernama Firman.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok @satriabagus60
Seperti inilah penampakan rumah bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah penampakan rumah bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully.

Bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully itu bernama Firman.

Nama lengkap bocah SD asal Salatiga, Jawa Tengah itu adalah Muhammad Firmansyah.

Terungkap pula kondisi orang tua si bocah SD yang pindah ke SLB tersebut.

Sosok Firman viral setelah videonya saat sedang berjalan menuju ke sekolah diunggah di akun TikTok Satria Bagus.

Satria Bagus pun sempat heran kenapa siswa SD itu sekolah di SLB.

Sebab, sekilas siswa SD itu tampak normal seperti anak sekolah pada umumnya.

Pada video itu, siswa SD tersebut mengaku dibully oleh teman-temannya di sekolah lama.

Video itu pun kemudian viral di media sosial.

Viral kisah anak dipindahkan ke SLB gegara kerap dibully teman di SD (Instagram Mintulgemintul)
Setelah viral, akhirnya terungkap sosok siswa SD tersebut.

Baca juga: Nasib Siswa SD Terpaksa Pindah SLB karena Dibully, Buku Sering Dicoret Temannya, Sudah Lapor Guru

Dilansir dari TikTok Satria Bagus via TribunBogor, Fimansyah diketahui berusia 12 tahun dan lahir pada tanggal 17 September 2010.

Firman saat ini duduk di bangku sekolah kelas 5 SD.

Ia kini bersekolah di SLB yang berada di Salatiga, Jawa Tengah.

Dari hasil psikotes yang dibagikan oleh Bagus, Firmansyah rupanya memiliki kecerdasan di bawah rata-rata anak seusianya.

Hasil tes IQ Firman yakni 50, yang artinya ia tergolong anak berkebutuhan khusus (secara akademis).

Baca juga: Bocah SD Pindah ke SLB karena Dibully, Buku Disobek, Lapor Guru Tapi Percuma, Ayah: Penting Sekolah

Firman yang berusia 12 tahun 6 bulan itu memiliki kecerdasan yang setara dengan anak usia 6 tahun 2 bulan.

Ia memiliki kemampuan intelektual yang tergolong taraf kecerdasan dan daya tangkap yang sangat rendah dibandingkan dengan anak seusianya.

Firman juga disebutkan memiliki daya ingat yang lemah, dan kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya dengan kata-kata yang tepat.

Ia juga secara emosi dibandingkan dengan anak seusianya memiliki kemampuan merasa dan perasaan yang berada di bawahnya, sehingga membuatnya terkendal untuk mengelola rasa marah, kecewa, sedih dan cemas.

Atas dasar hasil tes IQ itulah akhirnya Firman memilih untuk pindah ke SLB.

Guru-guru di sekolah lama Firman pun sempat memintanya untuk tetap bersekolah di sana.

Namun Firman mengaku lebih nyaman sekolah di SLB.

"kakanya firman juga bercerita tadi kalau masalah psikol0g firman agak di bawah teman2 nya," kata Satria Bagus.

Ia juga menjelaskan kalau tes psikolog itu merupakan inisiatif keluarganya.

"itu tadi test bukan dari SD tapi inisiatif dari keluarga kakaknya soalnya yg mengantar.tadi sudah ketemu saya," kata Satria Bagus.

Baca juga: Nasib Siswa SD Terpaksa Pindah SLB karena Dibully, Buku Sering Dicoret Temannya, Sudah Lapor Guru

Memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, Firman juga nyatanya merupakan anak keluarga sederhana.

Firman merupakan tiga bersaudara.

Di rumahnya yang sederhana, Firman tinggal bersama ayah dan ibunya.

Sang ayah berprofesi sebagai petani serabutan.

Sedangkan ibunya Firman sedang sakit lutut.

"3 bersaudara ayah petani serabutan ibu sedang sakit lutute," tulis Bagus.

Baca juga: Ayah Pindahkan Anak ke SLB Padahal Sehat, Ternyata Sering Dibully Teman, Kisahnya Viral

Kondisi rumah Firmansyah ini dibagikan oleh pemilik akun TikTok Satria Bagus, Rabu (31/5/2023).

Hal itu terungkap saat Satria Bagus mengunjungi rumah Firmansyah untuk memberikan donasi dari para netizen.

Sebelum ke rumah Firmansyah, Satria lebih dulu membelikan beberapa sembako dan makanan ringan untuk Firman.

Terlihat rumah Firman itu tampak sangat sederhana dengan model rumah zaman dulu.

Pondasi rumahnya terbuat dari tembok sampai selutut orang dewasa yang disambung bagian atasnya dengan kayu.

Kayu yang menjadi tembok rumah Firmansyah pun terlihat bolong-bolong dan tidak tertutup rapat.

Kemudian bagian lantainya merupakan tanah.

Di rumah sederhana itu tampak terlihat ada kursi dan meja sederhana.

Kemudian lemari kaca berisi baju-baju tepat di samping kursi.

Firmansyah terlihat sumringah saat menerima bantuan tersebut.

Sang ayah juga mendoakan para donatur dan menyampaikan rasa terimakasihnya.

Baca juga: Kelakuan Viky di Sekolah Baru Bikin Guru Jengkel, Justru Makin Ngelunjak? Kasih Hati Minta Jantung

Pada video itu, terlihat Firman duduk di sebuah kursi sederhana bersama ayahnya.

Saat diberikan plastik berisi makanan ringan, Firmansyah pun langsung menyambutnya dengan riang.

Satria Bagus kemudian menjelaskan kepada Firman kalau donasi itu bukan dari dia, melainkan dari netizen di TikTok.

Firman pun terlihat mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh Bagus itu.

Ia lalu mengucapkan terimakasih kepada para donatur.

"Makasih yo, kak," kata Firmansyah sambil malu-malu.

Baca juga: Sosok Derlin Siswa SMA Bikin Kue Usai Salat Jam 1 Pagi Demi Hidup, Viral Mirip Viky Tapi Beda Cerita

Kemudian Bagus juga memberikan donasi berupa uang tunai dari para netizen.

"Dan ini ges dari kakak-kakak semua, saya berikan semuanya buat bapaknya Firman dan Firman," kata Bagus sambil memberikan amplop cokelat berisi uang.

Ayah Firman pun kemudian membuka amplop tersebut yang berisi uang tunai cukup banyak.

Melihat isi uangnya, ayah Firman pun langsung berdiri sambil mendoakan para donatur.

"Semoga tambah rezekinya, tambak kesehatannya," kata sang ayah.

"Itu bukan rumah Om Bagus loh, ini uang semua kakak-kakak yang bantu," kata Bagus ke Firman.

"Makasih ya, kak," kata Firman lagi sambil melambaikan tangan ke arah kamera.

Sebelumnya, dalam konten Satria Bagus, Firman mengaku jika ia pindah ke SLB karena sering diganggu temannya.

"Sekolah ten pundi pak? SLB mriki? (Sekolah di mana pak? SLB sini?)" tanya pria perekam video.

"nggeh (iya)," jawab si bapak.

"Lha niku putrane? (Lha itu anaknya)," tanya perekam video lagi.

"Lho tapi nganu saget ngendikan, kok nek SLB? (Lha bisa bicara gitu, kok di SLB?)"

Baca juga: Pondok Ramadan, Siswa Tunanetra SLB Kemala Bhayangkara Trenggalek Baca Al Quran Braille Bersama-sama

"Ten SD kulo digangguni kaleh kancane kulo. (Di SD saya diganggu sama teman saya)" jawab bocah itu.

"Angger nulis disowek-sowek bukune. (Setiap menulis bukunya dicoret-coret)" papar sang ayah.

"Lha jenengan mboten wadul gurune?. (Lha bapak nggak melapor gurunya?)" tanya perekam.

"Lha wadul, bocahe mbejijat, ora duwe kapok. (Sudah melapor, tapi anaknya memang nakal)" jawab bapak bocah itu.

Sehingga sang anak harus pindah ke SLB dan berjalan sejauh 2 km dari rumahnya menuju sekolah.

Ayah dari bocah itu mengatakan yang penting anaknya bisa sekolah dan mendapat pendidikan.

"Sak sak e sekolah e, sing penting sekolah. (Terserah di mana saja sekolahnya, yang penting sekolah)" ucap sang ayah pasrah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved