Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mahasiswi Syok Disinggung Wakil Rektor soal Wali Wisuda, Hanya Bisa Terdiam, Curhatannya Viral

Curhatan seorang mahasiswa lulusan terbaik PGSD viral di media sosial. Mahasiswa ini sakit hati setelah disinggung wakil rektor.

via Tribun Sumsel
Annisya Qona'ah mengaku sakit hati usai disinggung diduga Wakil Rektor (WR) 1 mengenai wali wisuda yang diwakilkan oleh sang kakak, bukan orang tuanya. 

TRIBUNJATIM.COM - Curhatan seorang mahasiswa lulusan terbaik PGSD viral di media sosial.

Mahasiswa ini sakit hati setelah disinggung wakil rektor mengenai wali wisuda.

Mahasiswa tersebut bernama Annisya Qona'ah.

Ia merupakan mahasiswi lulusan terbaik Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK).

Dalam video yang beredar, Annisya Qonaah mengaku sakit hati usai disinggung diduga Wakil Rektor (WR) 1 mengenai wali wisuda yang diwakilkan oleh sang kakak, bukan orang tuanya.

Annisya mengaku walinya diwakilkan oleh sang kakak karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

Namun dirinya mengaku syok dan tak menyangka mendengar pernyataan WR 1 yang terlalu berani meski tak lagi memiliki orang tua.

Baca juga: Sosok Buruh Gudang Tani Lolos Sekolah Polisi, Nabung Rp50 Ribu di Toples Wafer, Ibu Nangis Terharu

Diceritakan Annisya kejadian ini berawal saat gladi wisudawan, ia bertemu dengan WR 1.

"Waktu gladi wisudawan terbaik disuruh ke depan, buk rektor tanya PGSD berangkat, saya jawab 'iya buk saya'," jelas Annisya.

Pertemuannya dengan WR 1 tersebut merupakan kali pertama.

Namun perlakuan didapatnya ini, tak lepas dari puisi yang dibacanya dan sempat viral. 

Saat itu ia membacakan puisi mengkritisi Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK), Siti Masfuah yang dipecat.

"Terus waktu turun dari panggung beliau nyamperin saya beliau nanya 'kamu baca puisi lagi apa gak' saya kan bingung 'ya saya jawab loh enggak buk'," bebernya.

Perbincangan berlanjut hingga akhirnya WR 1 menanyakan wali yang hadir mendampingi Annisya.

Annisya menjawab bahwa dirinya hadir ditemani oleh sang kakak karena orang tuanya telah tiada.

Annisya Qona'ah mengaku sakit hati usai disinggung diduga Wakil Rektor (WR) 1 mengenai wali wisuda yang diwakilkan oleh sang kakak, bukan orang tuanya.
Annisya Qona'ah mengaku sakit hati usai disinggung diduga Wakil Rektor (WR) 1 mengenai wali wisuda yang diwakilkan oleh sang kakak, bukan orang tuanya. (via Tribun Sumsel)

Mendengar itu, WR 1 ini bukannya prihatin, dirinya justru terlalu berani kepada mahasiswi tersebut.

"Saya syok dengan kejadian ini karena baru pertama kali ketemu langsung mengalami kejadian ini," jelasnya.

"Dia bilang 'kamu siapa yang nyuruh baca puisi', saya jawab 'loh gak ada yang suruh buk saya sendiri' dia langsung bilang mahasiswa yang tidak mengerti apa-apa, terus beliau tanya lagi 'besok yang datang siapa?, saya jawab 'kakak, orang tua saya sudah meninggal buk' dijawab lagi 'ora due wong tua re, wani-wani ne'. Kedua orang tua saya memang sudah meninggal semua, perkataan itu yang buat saya sakit itu di depan semua mahasiswa terbaik," beber Annisya.

Lebih lanjut, Annisya mengaku setelah mendengar pernyataan itu dirinya terkejut dan hanya terdiam karena tak menyangka mendengar pernyataan itu dari WR 1 didepan mahasiswa terbaik lainnya.

"Saya diam saja, soalnya itu di depan teman-teman yang lain nanti takutnya berkepanjangan," terangnya.

"Setelah kejadian ini saya cerita ke mbak saya responsnya gini 'loh masa kayak gitu, dia gak percaya padahal kan atasan," sambungnya.

Baca juga: Sosok Farida Nurhan yang Curhat Dipalak Warung David Rp 8 Juta, Penjual Bakso Kuak Sifat Asli: Kesel

Tak hanya itu saja, selain mendapatkan intimidasi, kata Annisya, dia juga mengaku mendapatkan ancaman dengan menyebut intel.

Sebab, ia ditanya alamat rumah dan diminta agar tidak membuat keributan di acara wisuda yang digelar saat itu.

"Sebelum pergi beliau (rektor) bilang 'awas ya kalau kamu buat keributan disitu ada intel-intel saya undang intel itu'," jelasnya.

Atas kejadian yang dialaminya ini, Annisya tak menyangka dan sangat disayangkan karena sosok yang menjadi panutan namun bisa melontarkan pernyataan kasar kepada mahasiswanya.

"Yang disayangkan itu karena beliau kan salah satu panutan, kok di depan mahasiswanya bicara agak kasar ya kurang enak didengar," terangnya.

Untuk itu, ia berharap kejadian yang dialaminya dan bentuk kekerasan verbal tak terjadi lagi di UMK.

Perilaku dosen seyogyanya bisa jadi panutan bagi mahasiswa dan masyarakat luas.

"Saya berharap lebih baik jadi contoh yang baik saja buat kita, terutama perkataan." pungkasnya.

Ilustrasi mahasiswa diwisuda.
Ilustrasi mahasiswa diwisuda. (SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com)

Pernah Baca Puisi Viral

Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK), Siti Masfuah, dipecat oleh Yayasan Pembina UMK.

Pemecatan tersebut ditengarai karena Masfuah menyelenggarakan KKL pada awal Februari lalu sedangkan pihak rektorat tidak mengeluarkan izin atas kegiatan tersebut.

Kuasa Hukum Masfuah, Wiyono, mengatakan, pemecatan kliennya dinilai tidak sesuai dengan prosedur.

Sebab, jika sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja harusnya ada surat peringatan atau SP 1, SP 2, dan SP 3 kepada kliennya.

“Setelah kami konfirmasi ternyata menyampaikan hanya tidak pernah memberikan itu (SP) dengan alasan sudah memberikan surat panggilan binaan selama 5 kali. Tapi setelah kami konfirmasi ternyata baru satu kali panggilan itu,” kata Wiyono.

Wiyono menjelaskan, perihal pemanggilan untuk binaan tersebut harusnya ada risalah.

Pada kenyataannya risalah tersebut tidak ada tanda tangan dari Masfuah.

“Mulai dari proses paling kecil saja dia tidak (sesuai) prosedur,” kata Wiyono.

Pemecatan Masfuah sebagai dosen sekaligus Ketua Prodi PGSD UMK itu menuai kritik dari sejumlah mahasiswa dan dosen.

Posisi Masfuah sebagai dosen tetap dinilai memiliki banyak kiprah dan prestasi di bidang akademik.

Di antara mahasiswa yang menyampaikan kritik atas pemecatan Masfuah yakni Annisya’ Qonaah saat wisuda FKIP pada Selasa 9 Mei 2023.

Annisya menyampaikan kritiknya melalui puisi saat mewakili mahasiswa dalam sambutan wisuda fakultas.

Kritiknya itu lantaran dia menilai Masfuah merupakan dosen yang dicintai mahasiswanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved