Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Diceboki Ayah Tiri, Bayi 22 di Trenggalek Alami Pendarahan, Ibu Kandung Ungkap Pengkuan

Seorang bayi di Trenggalek alami nasib tragis. Bayi tersebut mengalami pendarahan karena diceboki ayah tiri.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Sofyan Arif Candra
Kasatreskrim Polres Trenggalek, Iptu Agus Salim (tengah) 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra

TRIBUNNJATIM.COM, TRENGGALEK - Seorang bayi di Trenggalek alami nasib tragis.

Bayi tersebut mengalami pendarahan karena diceboki ayah tiri.

Ibu kandung korban ungkap pengakuan terhadap peristiwa tersebut.

Satreskrim Polres Trenggalek tengah menyelidiki dugaan kasus penganiayaan atau pencabulan terhadap seorang bayi di Kecamatan Panggul yang masih berusia 22 bulan.

Bayi tersebut mengalami pendarahan di organ vitalnya setelah diceboki ayah tirinya.

Kasatreskrim Polres Trenggalek, Iptu Agus Salim mengatakan penyelidikan dilakukan untuk memastikan adanya dugaan kasus pencabulan yang terjadi dalam insiden tersebut.

"Peristiwanya terjadi lima hari yang lalu, korban dirujuk ke RSUD dr Soedomo Trenggalek untuk mendapatkan penanganan medis serta mendapatkan visum," kata Agus, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Skenario Ibu di Jember Terkuak, Pura-pura Temukan Bayi, Ternyata Anaknya Sendiri: Malu Kesundulan

Dari hasil visum tersebut diketahui sang bayi mengalami luka di alat kelaminnya, hingga mengalami pendarahan.

Dari situ lah polisi melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah luka tersebut hasil dari tindakan kesengajaan yang berujung pidana atau bukan.

"Dari pemeriksaan awal terhadap saksi-saksi termasuk ayah tirinya, peristiwa itu bermula saat sang anak buang air, kemudian oleh bapak tirinya diceboki atau dibersihkan kotorannya," lanjutnya.

Hingga kini tidak ada pihak keluarga yang melapor ke polisi atas insiden tersebut. Termasuk ibu kandung korban yang mengatakan hal itu terjadi karena unsur ketidaksengajaan.

Namun begitu, Agus memastikan penyelidikan tetap berjalan walaupun tidak ada pihak keluarga yang melaporkan karena dugaan kasus tersebut bukan delik aduan.

Menurut Agus, siapapun bisa melaporkan perkara tersebut ke polisi, termasuk dinas sosial pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Trenggalek.

"Kami masih lakukan penyelidikan awal, yang akan dilanjutkan dengan gelar perkara. Tapi kalau ada keluarga, masyarakat atau dinas sosial yang mau lapor kami persilakan," tegas Agus.

Peristiwa tragis lainnya soal bayi juga terjadi beberapa waktu lalu.

Seorang bayi 14 bulan tewas karena tas tergantung di pintu.

Kematian bayi 14 bulan itu membuat sang orangtua menyesal gantung tas di pintu.

Suara ceria bayi 14 bulan itu mendadak terhenti pada suatu hari.

Rupanya, nyawanya dalam bahaya.

Peristiwa ini terjadi di Skotlandia.

Kabar kematian bayi 14 bulan ini viral di media sosial dan menjadi peringatan pada semua orang agar sangat berhati-hati dalam menjaga sang buah hati.

Pasangan orangtua Hannah dan Connor menangisi sang buah hati yang masih berusia 14 bulan terjebak di tali ransel dan meninggal.

Mia Macphee terjerat tas ransel kecil bergaya tas tangan yang tergantung di gagang pintu rumahnya di Alness, Skotlandia.


Orangtuanya kala itu sedang berada di dapur yang mana terletak di samping persis, seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunStyle.

Selama beberapa menit mereka melihat gadis kecil mereka yang biasanya ceria menjadi hening.

Ayah Connor pergi untuk memeriksa Mia yang tak ada suaranya dalam waktu beberapa menit.

Tiba-tiba dia berteriak memanggil istrinya karena menemukan sang putri terjerat di tali tipis

Hannah langsung membawa Mia ke dapur dan membaringkannya di lantai untuk melakukan CPR.

Di saat yang sama ayahnya menelepon 999 untuk memanggil ambulans.


Layanan darurat bergegas ke tempat kejadian, akan tetapi Mia sudah tidak bisa menghirup oksigen.

Dan butuh sekitar 30-45 menit untuk jantungnya mulai berdetak lagi.

Bocah kecil itu dilarikan ke Rumah Sakit Raigmore dan kemudian dipindahkan ke Edinburgh.

Di rumah sakit itu keluarganya menghabiskan hampir empat hari untuk tetap berharap sang putri bisa diselamatkan.

Akan tetapi, Mia tidak bisa diselamatkan dan meninggal secara tragis.

Setelah berkabung pada kematian Mia bulan lalu, kini pasangan itu baru bisa bicara ke publik.

Mereka hanya bisa memperingatkan orangtua lain tentang bahaya serius meninggalkan tas tergantung di pintu.

Dianggap sangat sepele, tali dari tas yang menggantung itu bisa sebagai potensi bahaya.

Hannah, memberi tahu pada media bahwa saat mereka berbaring di tempat tidur dengan sang putri, dia bisa merasakan putrinya menjauh.

"Kami tertidur dengannya. Itu adalah waktu terakhir yang tepat yang kami miliki dengan gadis kecil kami.

Kami tidak bisa cukup menekankan hal ini kepada siapa pun yang membaca ini.

kami bahkan tidak memikirkan tas yang tergantung di pintu.

Tapi hal sehari-hari seperti itu perlu dipikirkan.

Anda tidak pernah berpikir itu akan terjadi pada Anda.

Kami berbagi ini dengan Anda sehingga tidak perlu terjadi pada orang lain lagi."

Mia meninggalkan orangtuanya yang hancur dan dua kakak laki-lakinya.

Yang pertama Alex berusia 13 tahun dan Jacob, delapan tahun, mereka menyayangi adik perempuan satu-satunya itu.

 

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved