Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Malas Nyapu & Cuci, Anak Malah Disiram Ibunya Air Panas sampai Wajah Luka Melepuh, Kini Trauma

Anak disiram ibunya air panas sampai wajah luka melepuh karena malas menyapu dan cuci baju, kini sampai trauma.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Ibu kandung yang siram air panas ke anak di Padang Pariaman, Sumatera Barat, ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik, Selasa (13/6/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Gegara malas menyapu dan mencuci baju, seorang anak disiram ibunya air panas sampai wajah melepuh.

Ibu kandung berinisial W (37) di Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, ini tega siksa anaknya, B (9).

Akibatnya, wajah dan badan korban melepuh karena kekejaman sang ibu.

Ternyata penyiksaan tersebut sudah lama dilakukan W.

Baca juga: Remaja di Palembang Nekat Tusuk Ibunya Pakai Obeng, Ternyata Sudah Berulang Kali Mencoba Membunuh

Melansir Kompas.com, B juga mendapat penyiksaan berupa pemukulan ke bagian kepala dengan menggunakan alat pijat.

Video yang memperlihatkan kondisi tubuh B penuh luka ini pun viral di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak B menggunakan kaos berwarna pink dan seseorang memeriksa luka di bagian wajah, tangan, punggung, hingga pinggul korban.

Menurut polisi, penyiksaan tersebut dilakukan pelaku sudah sejak lama, di saat ayah korban pergi bekerja.

"Dianiaya sudah lama. Di saat ayah korban tidak berada di rumah, sedang pergi bekerja," kata Kasat Reskrim Polres Pariaman, AKP M Arvi, yang dihubungi Kompas.com pada Selasa (13/6/2023).

Arvi mengatakan, ayah korban sebenarnya mengetahui tindakan W tersebut kepada korban.

Namun ayah korban tak bisa berbuat banyak karena kondisi fisiknya.

"Ayah korban pernah bertanya, kenapa B luka-luka, kepada kakak korban, dan disebutkan dipukul W," tutur Arvi.

"Namun ayah korban tidak berbuat apa-apa. Ayah korban mengalami cacat di kaki," jelas Arvi.

Baca juga: Nasib Balita Kejatuhan Timbangan Besi Posyandu, Bocor Kepala, Ibu Sakit Hati Tahu Reaksi Petugas

Menurut Arvi, penganiayaan juga pernah terjadi pada kakak korban yang berjenis kelamin laki-laki.

"Saat itu kakak korban dituduh mencuri uang oleh W. Kakak korban juga dipukul," jelas Arvi.

Penganiayaan yang dilakukan W terakhir dilakukan pada Kamis (8/6/2023).

Motifnya adalah karena korban malas-malasan dalam menyapu rumah dan mencuci baju.

"Penganiayaan itu sudah cukup lama. Ketika korban dianggap bermalas-malasan menyapu atau mencuci, W kemudian memukul korban," paparnya.

"Kalau penyiraman air panas itu sekitar dua minggu lewat," tambah Arvi.

Baca juga: Bocah 9 Tahun Ingin Operasi Jadi Laki-laki setelah Dirudapaksa Lansia, Ibu Nangis: Berubah Anak Saya

Arvi menyebutkan, kini pihaknya sudah menangkap ibu kandung korban W yang diduga menjadi pelaku penyiksaan.

"W sudah kita tangkap kemarin dan hari ini ditetap sebagai tersangka," kata Arvi.

W dijerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara ditambah 1/3 hukuman karena pelaku adalah orang tua korban.

"Pelaku dijerat Pasal 80 ayat 2 dan 4 UU Perlindungan Anak dengan ancaman lima tahun penjara ditambah 1/3 hukuman karena orang tua korban," jelas Arvi.

Ibu kandung diduga pelaku penyiksaan anaknya saat berada di Mapolres Pariaman, Senin (12/6/2023).
Ibu kandung diduga pelaku penyiksaan anaknya saat berada di Mapolres Pariaman, Senin (12/6/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Sementara itu B saat ini mengalami trauma setelah disiksa ibu kandungnya, W.

Selain itu korban juga kesulitan buang air kecil serta mengalami luka-luka di sekujur tubuh.

"Korban alami trauma. Sulit buang air kecil dan luka-luka di tubuhnya," kata Arvi yang dihubungi Kompas.com, Rabu (14/6/2023).

Arvi mengatakan, korban sempat dirawat di RSUD Pariaman untuk mengobati luka fisiknya.

Saat ini korban sedang proses pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Sekarang sudah dibawa ke Padang oleh KPAI untuk mendapatkan healing mengatasi traumanya," kata Arvi.

Menurut Arvi, korban saat ini kondisinya masih trauma dan takut saat bertemu dengan ibunya.

Baca juga: Ibu Meninggal karena Kecelakaan & Ayah 4 Tahun Tak Ada Kabar, 4 Bocah di Bone Bertahan Hidup

Kasus serupa, seorang balita di Riau dibunuh ibu kandung sendiri gegara main gelembung.

Ibu di Riau ini tega memukul kepala anaknya yang masih 3,5 tahun hingga mencekik korban sampai meninggal dunia.

Wanita berinisial HP tersebut nekat melakukan hal itu karena kesal putranya yang berinisial A bermain sabun.

Si istri berbohong ke suami soal tubuh dingin anak kandungnya tersebut.

Saat itu A ditemukan dalam keadaan mengenaskan oleh ayahnya alias suami pelaku.

A ditemukan dalam keadaan terbujur kaku, badan dingin, dengan luka di kepala.

Peristiwa mengerikan ini terjadi pada Minggu (26/3/2023), sekitar pukul 20.30 WIB.

Kasus penganiayaan tersebut berawal saat HP mencuci piring di rumahnya dan anaknya baru saja mandi, bermain busa sabun cuci piring.

Saat korban membuat gelembung-gelembung, sang ibu malah tersulut emosinya.

"Namanya lah anak-anak. Bermain membuat gelembung dari sabun itu."

"Istilah sekarang itu, bubble ya," kata Kapolsek Kampar, AKP Marupa Sibaran, Selasa (28/3/2023).

HP kemudian mencubit bagian rusuk Malik sebelah kiri.

Ia kemudian memukul kening bocah tersebut dua kali dengan gayung hingga gayungnya pecah.

Tak berhenti, HP juga memukul paha sebelah kanan putranya.

Terakhir dia mencekik leher A hingga lidah bocah 3,5 tahun itu terjulur dan hampir muntah.

Akibat penganiayaan anak tersebut, A tewas.

Dalam kondisi tak berdaya, A dimandikan oleh sang ibu lalu diletakkan di ruang tengah dalam rumah.

Saat itu HP berkata kepada suaminya, ZA, jika anaknya lelah dan tertidur hingga dibaringkan di ruang tengah.

ZA curiga karena kening anaknya terluka dan tubuhnya sudah dingin dan kaku.

"Ayah korban berinisial awalnya ZA si suami curiga tubuh anaknya dingin dan kaku, serta ada bekas luka di dahi."

Namun HP berkelit jika anaknya terjatuh di kamar mandi dan kelelahan.

"Saat bertanya ke istrinya, sang istri menjawab anaknya terjatuh di kamar mandi," kata Kapolres Kampar, AKBP Didik Priyo Sambodo.

Ilustrasi berita ibu bunuh anak kandungnya karena main gelembung
Ilustrasi berita ibu bunuh anak kandungnya karena main gelembung (Ars Technica)

Ayah korban kemudian menghubungi temannya yang seorang perawat bernama Zuheriadi untuk memastikan kondisi korban.

Sekitar pukul 21.55 WIB, Zuheriadi datang ke rumah korban.

Setelah dicek, korban dipastikan sudah meninggal dunia.

Namun sang ayah masih belum percaya anaknya meninggal.

ZA lalu membawa korban ke Puskesmas Air Tiris untuk memastikan kembali kondisi korban.

"Setelah dilakukan pemeriksaan medis, pihak Puskemas Air Tiris juga memastikan bahwa korban sudah meninggal dunia," sebut Didik.

Atas kejadian itu, warga pun heboh dan menghubungi petugas Polsek Kampar.

Ayah korban pun membuat laporan polisi.

Pada Senin (27/3/2023), petugas kepolisian membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru untuk diotopsi.

"Anggota Unit Reskrim Polsek Kampar dibantu Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Kampar melakukan penyelidikan," kata Didik.

Dari hasil gelar perkara dikuatkan dengan keterangan para saksi, barang bukti yang cukup, petugas memastikan pelakunya adalah ibu kandung korban.

Petugas kemudian menangkap HP dan kepada polisi, pelaku mengakui melakukan kekerasan fisik terhadap anaknya.

"Pelaku mengaku awalnya mencubit di bagian tulang rusuk korban menggunakan tangan."

"Selain itu memukul kepala korban menggunakan gayung sebanyak dua kali," ungkap Didik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved