Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Tak Hanya Populer untuk Menurunkan Berat Badan, Menu Diet Keto Juga Diduga Bisa Menyembuhkan Kanker

Menu diet keto cukup populer untuk menurunkan berat badan. Namun, benarkah diet keto bisa menyembuhkan kanker?

Editor: Elma Gloria Stevani
Pixabay/Pexels
Ilustrasi menu diet keto untuk menurunkan berat badan. 

TRIBUNJATIM.COM - Menu diet keto cukup populer untuk menurunkan berat badan.

Konsepnya, adalah dengan mengurangi asupan karbohidrat, protein, dan gula seminim mungkin.

Sebagai gantinya, asupan lemak sehat ditingkatkan.
  
Menu diet yang disantap cukup beragam, seperti; telur, daging, sayuran, buah-buahan, hingga ikan.

Yang terpenting, konsumsi makanan manis, alkohol, umbi-umbian, biji-bijian, dan buah tinggi gula harus dihindari.
 
Mereka yang menerapkan diet keto harus membatasi asupan karbohidratnya, hanya 50 gram per hari.

Tujuannya, adalah untuk mengubah sistem metabolisme tubuh.
 
Jadi, sistem metabolisme tubuh manusia sejatinya membakar karbohidrat dan gula sebagai sumber energi.

Ketika kedua nutrisi tersebut berkurang jumlahnya, tubuh secara otomatis akan memecah lemak sebagai sumber energi. 

Normalnya, sistem metabolisme tubuh manusia membakar karbohidrat dan gula sebagai sumber energi.

Diet keto bertujuan untuk mengganti 'bahan bakar' tersebut dengan lemak yang ada dalam tubuh.

Otomatis, berat badan akan berkurang.
 
Nah, ternyata, diet keto tak hanya diklaim bisa menurunkan berat badan secara efektif.

Tapi, juga dipercaya bisa mencegah hingga mengobati kanker.
 
Benarkah demikian?
 
Secara umum, pelaku diet keto yang bertujuan menurunkan berat badan harus mengonsumsi 60-75 persen lemak, 15-30 persen protein dan 5-10 persen karbohidrat.
 
Bila dilakukan oleh pasien kanker, jumlah lemaknya harus lebih tinggi (lebih dari 90 persen), dengan asupan protein dan karbohidrat hanya sebesar 5 persen.

Lalu, bagaimana konsumsi menu diet keto bisa membantu mengobati kanker?
 
Studi berjudul Ketogenic diets as an adjuvant cancer therapy: History and potential mechanism pada tahun 2014 menunjukkan, hampir semua sel kanker punya kesamaan: mereka memerlukan karbohidrat atau gula darah untuk tumbuh dan berkembang biak.
 
Ketika kita menerapkan diet keto, beberapa proses metabolisme standar diubah.

Hasilnya, kadar gula darah pun menurun. Hal ini diklaim bisa membuat sel kanker kelaparan dan kekurangan 'bahan bakar'.
 
Bagi sel kanker yang masih hidup, efek jangka panjang dari 'kelaparan' ini bisa membuat pertumbuhannya melambat, ukurannya makin kecil, bahkan mati. Sel kanker yang kelaparan juga akan membuat tumor mengempis.
 
Jadi, metode diet keto ini sangatlah mungkin mengurangi perkembangan kanker karena timbulnya efek berkurangnya kadar gula darah secara drastis.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition & Metabolism pada tahun 2010 berhasil menguji efek diet keto terhadap seorang perempuan berusia 65 tahun yang mengidap kanker otak.
 
Setelah operasi, ia menjalani diet ketogenik, dan hasilnya, perkembangan tumor jadi melambat.
 
Namun, 10 minggu setelah berhenti melakukan diet keto dan kembali ke pola makan normal, perempuan tersebut mengalami peningkatan pertumbuhan tumor yang signifikan.

Analisa yang sama juga dilakukan pada dua anak perempuan yang menjalani perawatan kanker otak.

Peneliti menemukan, bahwa pengambilan glukosa oleh tumor mengalami penurunan, setelah keduanya menerapkan diet keto.
 
Salah satu dari pasien itu juga dilaporkan mengalami peningkatan kualitas hidup setelah melanjutkan diet keto selama 12 bulan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved