Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Siswa SD Dibully Kakak Kelas hingga Meninggal Dunia, Keluarga Kuak Tangis Terakhir: Kesakitan

Terungkap kasus siswa SD dibully kakak kelas hingga meninggal dunia. Keluarga masih ingat tangis terakhir siswa SD itu sepulang sekolah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Shutterstock
ILUSTRASI Berita siswa SD dibully kakak kelas hingga meninggal dunia. 

Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.

"Dia kemarin dipukuli sama abang - abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD. Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).

Baca juga: Pilu Siswa SMP Diikat di Pohon dan Disiram Air Got, Si Bocah Pasrah, Ahmad Sahroni: Perundungan Lagi

Baca juga: Kasus Perundungan di Ponpes An-Nur 2, Pihak Keluarga Mediasi ke Polres Malang, Bakal Berakhir?

Beberapa waktu lalu, seorang remaja di Lampung Timur nekat bunuh diri membakar tubuhnya setelah mengguyurnya menggunakan Pertalite.

Diduga korban mengalami depresi akibat sering mengalami perundungan (bully) oleh teman sebanyanya.

Peristiwa itu terjadi di persawahan yang berada di tepi Jalan Lintas Pantai Timur (Jalinpantim) Sumatera, Lampung Timur, pada Minggu (28/8/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.

Korban berinisial ANM (18), warga Kecamatan Pelindung, itu tewas dengan luka bakar di sekujur tubuh.

Kapolsek Way Bungur Inspektur Satu (Iptu) Riki Setiawan membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Baca juga: Kondisi Terkini Korban Perundungan Siswa SD di Malang, Jalani Operasi Pengangkatan Darah Beku

Menurut Riki, korban ditemukan pertama kali oleh saksi Misno yang saat itu sedang mencari rumput di lokasi.

"Saksi Misno mendengar dan melihat korban berteriak minta tolong sambil berlari di persawahan ke arah jalan," kata Riki saat dihubungi melalui telepon, Selasa (30/8/2022).

Dari penulusuran Polsek Way Bungur, Riki mengatakan, diduga korban mengalami depresi akibat sering dirundung oleh sejumlah teman sebayanya.

Sehingga, korban nekat mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya dengan membakar diri itu.

"Korban sering di-bully soal ekonomi, sering dikatai anak miskin," kata Riki, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Baca juga: Tangani Kasus Perundungan di Sekolah, Pemkab Banyuwangi Akan Gelar Pekan Parenting Rutin

Dari keterangan keluarga, korban terakhir terlihat pada Jumat (26/8/2022) ketika hendak berpamitan untuk mencari pekerjaan.

Sebelum pergi, korban juga sempat menjual ponselnya untuk ongkos kendaraan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved