Berita Viral
Wanita 43 Tahun Injak Semut Berakhir Fatal, Tak sempat Ambil Obat, Pihak Keluarga Bungkam: Privasi
Wanita berusia 43 tahun di Amerika Serikat tewas setelah menginjak setumpuk semut api di rumahnya.
TRIBUNJATIM.COM - Wanita berusia 43 tahun di Amerika Serikat tewas setelah menginjak setumpuk semut api di rumahnya.
Usai menginjak, tubuh wanita tersebut mengeluarkan ruam.
Ruam tubuh tersebut dibarengi dengan rasa gatal yang luar biasa.
Ternyata dia menderita alergi parah usai menginjak semut api tersebut.
Dilaporkan, wanita tersebut juga tidak sempat mengambil obat atau meminta pertolongan darurat.
Ternyata dia terkena gigitan semut api dan memicu reaksi yang cukup fatal.
Baca juga: Nasib Artis Transgender Dulu Gagal Nikah Pacar Tewas, Kini Dinikahi Pria Tulen Mapan, Anaknya Banyak
Pihak keluarga memilih bungkam dengan kematian wanita 43 tahun itu.
Namun secara medis, dokter menjelaskan bahayanya menginjak setumpuk semut api bagi manusia.
Dilansir dari TribunStyle, Jumat (30/6/2023), seorang wanita bernama Cathy Weed (43) dikabarkan meninggal dunia setelah menginjak sekumpulan semut api.
Itu terjadi di rumahnya di kawasan Lawrenceville, Georgia, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (24/6/2023).
Menurut keterangan keluarga, ia menderita reaksi alergi parah setelah menginjak setumpuk semut api tersebut.
Reaksi tersebut begitu kuat sehingga diduga Cathy tidak sempat untuk merangkak mengambil obat atau meminta pertolongan ke orang di sekitarnya.
Baca juga: Malam Takbiran, Istri Keluar Kamar Bersimbah Darah Peluk Ayah, Suami Kabur Istri Tewas Dipangku Ibu
Kendati demikian, hingga Rabu (28/6/2023), penyelidik dari Kantor Pemeriksa Medis Wilayah Gwinnett Chad Jonson mengatakan bahwa penyebab dan cara kematian masih belum dipastikan karena hasil autopsi ditangguhkan.
Sedangkan ibunda Cathy, Phyllis Weed menolak berkomentar setelah putrinya meninggal menginjak semut api.
“Tolong hormati privasi kami,” ucapnya.
Keluarga wanita itu terkejut dengan peristiwa nahas yang menimpa Cathy yang begitu mendadak tersebut.
“Sementara nyawa Cathy diambil terlalu cepat, orang-orang yang mengenalnya mengetahui kualitas hidupnya jauh melebihi kuantitasnya,” ungkap keluarga Cathy.
Kerabat lainnya di media sosial mengatakan, kematian Chaty terasa seperti mimpi buruk yang mengerikan, mengingat kontribusinya yang besar di Lawrenceville.
Baca juga: Gegara Password FB, Suami Tikam Istri Dini Hari, Dipicu Korban Tak Mau Berikan Akses Akun Pribadinya
Menginjak Semut Api Beracun
Seorang kerabat keluarga, Kitt Miller menuturkan bahwa satu gigitan semut api bisa memicu reaksi yang cukup fatal pada manusia.
“Satu gigitan semut api sudah cukup membuat syok anafilaksis (reaksi alergi berat dan tiba-tiba),” kata Miller.
Menurut Departemen Pertanian AS, semut api dapat mengeluarkan racun menggunakan sengatnya ketika menggigit manusia.
Alergi karena semut api mempunyai gejala seperti gatal dan ruam di area kulit yang tergigit oleh semut.
Kendati kematian akibat gigitan semut api sangat jarang, tetapi hal itu tetap bisa terjadi.
Perusahaan obat yang membuat produk anti semut api, Bayer, mencatat dalam penelitian tahun 2012 terdapat 10 sampai 15 persen orang yang tergigit semut api dan menderita reaksi alergi yang parah.
Di antara satu sampai dua persennya menunjukkan reaksi berbahaya hingga menuju kematian.
Senada, WHO menyebut syok anafilaksis secara konservatif diperkirakan terjadi pada satu persen kejadian tersengat jenis semut tersebut.
Cathy pernah masuk UGD karena obat kedaluwarsa
Dilansir dari DailyMail, Phyllis Weed memaparkan bahwa Cathy memang memiliki alergi parah terhadap semut api.
Di tahun 2018 bahkan Cathy sempat mengunggah foto wajah bengkaknya akibat reaksi alergi terhadap semut api, dari ruang UGD salah satu rumah sakit.
"Saya sadar memiliki alergi terhadap semut api sejak 3 tahun lalu, itulah sebabnya saya selalu membawa EpiPen kemana pun saya pergi.
Sejak tiga tahun lalu, saya sudah memakai EpiPen 6 kali, terakhir di Sabtu lalu," tulisnya ketika itu di dalam narasi foto.
Phyllis mengatakan, kejadian di tahun 2018 itu berakhir di UGD lantaran Cathy menggunakan EpiPen yang ternyata sudah kedaluwarsa.
“Saya dipenuhi gatal-gatal dari kepala sampai kaki, muntah, penuh dengan serangan panik, saya merasakan saluran telinga dan tenggorokan saya bengkak dalam hitungan menit setelah gigitan,” kata Cathy kepada ibunya saat itu.
“Memiliki alergi seperti ini bukanlah lelucon. Ini menakutkan. Itu mengancam jiwa.
Dengan setiap gigitan yang saya dapatkan, jika saya tidak memiliki EpiPen di dekat saya, reaksinya menjadi lebih buruk,” sambung Cathy.
Selama ini EpiPen selalu menyelamatkan nyawanya.
Itulah sebabnya, keluarga menduga kematian Cathy adalah akibat ia tak sempat berlari untuk menjangkau EpiPen.
Dalam suasana duka, Miller mengingatkan, sebaiknya setiap orang yang memiliki alergi untuk membawa EpiPen sebagai tindakan pencegahan racun jika tergigit semut api.
“Pentingnya memiliki EpiPen setiap saat, memastikan keluarga Anda tahu di mana EpiPen Anda, mengambil tindakan pencegahan tersebut,” pungkas Miller.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Amerika Serikat
semut api
Cathy Weed
wanita tewas usai injak semut
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral hari ini
| Prabowo Dongkol Disebut Otoriter Padahal Tak Merasa, Singgung Fitnah: Jangan Takut Dikoreksi |
|
|---|
| Kenali Penipuan Modus Update Aplikasi WhatsApp, Pakar Siber Beberkan Fakta yang Sebenarnya |
|
|---|
| Cara Marine Safari Bali Rawat 10.000 Ikan Agar Terawat dengan Baik, Tiap Bulan Habis Rp 250 Juta |
|
|---|
| Wanita Rela Resign Demi Ikuti Calon Suami, Ternyata H-4 Batal Menikah: Kamu Nikahi yang Lain |
|
|---|
| Warga Tak Bisa Tidur Kebun Pisang Habis Diacak-acak 'Mbah Gede', Tanyakan Tanggung Jawab Pemda |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/ilustrasi-arti-mimpi-tentang-semut.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.