Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ibadah Haji 2023

Jemaah Haji Malaysia Dapat Pelayanan Buruk Saat Puncak Haji, Air Tak Cukup hingga Katering Terlambat

Syed Saleh sebut jemaah haji Malaysia dapat pelayanan buruk saat puncak haji, air tidak cukup hingga katering terlambat.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Galih Lintartika
Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh menyampaikan keluhan persoalan yang muncul dalam rentang tanggal 8-13 Dzulhijjah, saat penyediaan layanan haji menjadi tanggung jawab Mashariq, Sabtu (8/7/2023).  

Laporan Langsung Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika

TRIBUNJATIM.COM, MADINAH - Masyair menjadi salah satu isu dalam penyelenggaraan haji tahun 2023 ini, seiring performa buruk layanan Mashariq saat fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Sejumlah persoalan muncul dalam rentang tanggal 8-13 Dzulhijjah, saat penyediaan layanan menjadi tanggung jawabnya.

Mashariq adalah nama Syarikah yang mendapat izin dari otoritas Saudi untuk memberikan layanan kepada jemaah haji selama di Armuzna.

Karenanya, Indonesia, Malaysia, dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, menjalin kerja sama dengan Mashariq dalam penyediaan layanan jemaah haji.

“Malaysia juga menghadapi masalah yang sama di Masyair. Kami sudah mencoba meninjau kesiapan di Masyair bahkan sejak 20 hari sebelum wukuf, dan saat itu belum siap. Bahkan tampak Tim Mashariq baru mulai kerja. Kami selalu dijanjikan bahwa semua akan siap sebelum hari H. Namun, setelah ditinjau lagi sepekan kemudian, tidak jauh beda,” kata Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh berbagi cerita terkait masalah yang dihadapi jemaahnya saat fase di Armuzna.

Informasi ini disampaikan Syed Saleh saat berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Sabtu (8/7/2023). 

Kehadiran Syed Saleh beserta 20 delagasi Tabung Haji, disambut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief beserta jajarannya.

Pertemuan dua pihak ini menjadi sarana saling bertukar informasi, termasuk tentang persoalan di Armuzna.

“Ada fasilitas yang tidak siap digunakan, air juga tidak cukup. Masalah air di Arafah menjadi isu cukup besar. Katering di Arafah juga lambat,” ujarnya.

Baca juga: Diiringi Rintik Hujan, Ratusan Jemaah Haji Asal Ponorogo Sampai di Bumi Reog

“Situasi di Mina juga amat teruk (parah) sekali. Tabung Haji juga menekankan ke Mashariq, bahwa tidak seharusnya mereka menerima jemaah non kuota dalam maktab. Harus ada maktab khusus bagi jemaah furoda dan non kuota,” sambungnya.

Selain soal keterlambatan, Syed Saleh juga menyoroti kualitas katering di Armuzna.

Menurutnya, ada sajian dengan menu hanya nasi dan telur saja. Makanan juga lambat datang di Mina, sehingga menjadi isu besar.

Belum lagi keberadaan kasur di Mina yang justru mempersempit ruangan.

“Ruangnya sama dengan tahun lalu. Karena ada kasur, malah menjadi makin sempit. Masing-masing jemaah mempertahankan kasurnya. Kita sedang memikirkan tahun depan tidak perlu pakai kasur, cukup karpet tebal,” paparnya.

Baca juga: Berbagai Kompensasi untuk Jemaah Haji Indonesia yang Alami Keterlambatan Penerbangan

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved