Berita Madura
Toilet SD di Sumenep Senilai Setengah Miliar Rupiah, Pemkab Ungkap Alasan Keluarkan Banyak Anggaran
Anggaran pembangunan toilet SD di Madura mencapai setengah miliar rupiah, atau Rp 500 juta.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Anggaran pembangunan toilet SD di Madura mencapai setengah miliar rupiah, atau Rp 500 juta.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep akhirnya buka suara soal viralnya "toilet sultan" 4 sekolah dasar (SD) yang menelan anggaran sebesar Rp 500 juta.
Kepala Disdik Sumenep Agus Dwi Saputra menegaskan, anggaran untuk pembangunan 4 toilet SD itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN Tahun 2022.
"Masing-masing SD itu menerima anggaran pembangunan Rp 125 juta," tutur Agus Dwi Saputra pada Tribun Jatim Network, Sabtu (8/7/2023).
Hal itu lanjutnya, sudah sesuai dengan petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2022, berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2021.
"Dengan ketentuan bangunan seluas 28 m2 per unitnya. Bangunan juga terdiri atas 4 ruang toilet, 2 ruang untuk penyandang disabilitas putra-putri dimana setiap ruang terdapat kloset duduk yang dapat digunakan untuk penyandang disabilitas," paparnya.
Dua ruang lagi katanya, untuk putra-putri dimana setiap ruang terdapat tempat penampungan air dan kloset jongkok.
Contoh bentuknya kata Agus Dwi Saputra, bisa disesuaikan dengan bentuk lahan, misal dengan ukuran 7x4 m2 atau 8x3,5 m2, atau 11,5x2,45 m2 atau bahkan pembangunannya dapat dilakukan dengan cara memisahkan toilet (jamban) pria dan wanita yang masing-masing luas sebesar 14 m2.
Baca juga: Nasib Verifikasi Jembatan Viral Senilai Rp 200 Juta, Kini DPUTR Lempar ke Kecamatan Duduksampeyan
Anggaran sebesar Rp 125 juta untuk toilet (4 ruang) juga berlaku di kabupaten lain terutama sekitar Kabupaten Sumenep, karena merupakan pagu menu kegiatan pembangunan toilet yang ditetapkan oleh kementerian.
"Empat prasarana utama yang harus tersedia di sekolah itu salah satunya adalah toilet, selain itu ruang kelas, ruang guru, kepala sekolah dan perpustakaan sebagaimana dirangkum dari Dapodik, sesuai input dari 651 kepala sekolah SD Kabupaten Sumenep per Tanggal 8 Maret 2023, tercatat bahwa baru tersedia 310 toilet laki-laki dan 217 toilet perempuan," katanya.
Dari itulah, Pemkab Sumenep akan terus membenahi prasarana sekolah yang dinilai masih belum layak dan lengkap.
Tujuannya kata Agus, agar anak-anak dan penghuni sekolah merasa nyaman saat di sekolah masing-masing.
"Inipun terkadang dalam kondisi kurang layak. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50 persen sekolah butuh pembangunan toilet untuk anak-anak sekolah dasar," paparnya.
Berdasarkan pantauan TribunMadura.com, di laman LPSE, pembangunan toilet sejumlah sekolah dasar yang ada di kabupaten Madura lainnya juga menelan anggaran di atas Rp 100 juta seperti Pamekasan dan Bangkalan.
Di Pamekasan ada 5 SD yang dibangun, yakni SDN Palengaan Daya 1, SDN Larangan Tokol 1, SDN Kodik Proppo,
SDN Klompang Timur 2 dan SDN Badur.
Sedangkan di Bangkalan hanya 3 SD, yakni SDN Kelbung 2, SDN Lombang Dajah 1 dan SDN Kemayoran 2.
Untuk di Kabupaten Sumenep ada 4 SD, yakni SDN Lalangon 1 Kecamatan Manding, SDN Guwa-Guwa 1 Kecamatan Raas, SDN Dungkek 1 Kecamatan Dungkek dan SDN Pordapor 2 Kecamatan Guluk-Guluk Sumenep.
Kasus serupa juga pernah terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Sebuah jembatan di desa Wadak Kidul, Kecamatan Duduksampeyan viral di media sosial. Postingan jembatan senilai Rp 200 juta diunggah oleh akun Facebook Warsito Elem.
Jembatan tersebut memiliki panjang 4 meter dan lebar 4 meter. Dengan ketebalan kurang dari 1 meter.
Postingan tersebut, belum sampai satu jam sudah disukai 188 akun dan dibanjiri komentar dari warganet.
"Barangkali di bawah jembatannya ada lapisan emasnya, positiv thinkinglah," tulis dari akun Miyuki Kawai
"Silahkan para insinyur untuk melihat meraba dan menerawang struktur tanah di lokasi tersebut sebelum jembatan dibangun biar ga gagal paham," tulis akun Pak Ane Dynna Karenn.
Pantauan di lapangan, kondisi jembatan tersebut menghubungkan jalan desa dengan area tambak warga. Jalan setapak atau jalan tambak itu juga bisa menjadi jalan alternatif menuju Desa Bendungan.
Tidak banyak pengendara sepeda motor yang melintas kecuali petani tambak.
Kepala Desa Wadak Kidul, Moh Hamam menerangkan, jembatan tersebut sudah sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) tahun 2020. Dana sebesar itu diambil dari BK (Bantuan Khusus) tahun anggaran 2020.
"Jembatan selesai dibangun pada akhir tahun 2020. Proses pengerjaannya selama tiga bulan. Bangunan ada RAB nya, Kasi Pembangunan Kecamatan Duduksampeyan dan Dinas PUPR juga sudah tahu dan benar," kata dia.
Jembatan tersebut memang menghabiskan anggaran sebesar Rp 200 juta. Dikatakannya, kondisi tanah di daerah tersebut labil. Karena area tambak sehingga membutuhkan pondasi yang kuat.
"Anggaran dari BK, pagunya 200 juta. Panjang 4 meter lebar 4 meter. Dengan kedalam 1,5 meter ditambah paku bumi biar lebih kuat," terangnya.
Hamam menegaskan, tidak ada pembatas di kiri dan kanan pada jembatan tersebut.
"Anggarannya memang sekian, ada RABnya. Nanti kalau sudah selesai dari verifikasi baru kami beri pembatas," tutupnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
pembangunan toilet SD
Madura
Sumenep
toilet sultan
Agus Dwi Saputra
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Madura terkini
Didekati Malah Kabur, Pemotor Terjatuh Usai Sempat Keluarkan Sajam saat Dipepet Polisi di Bangkalan |
![]() |
---|
Masalah Sepele Jadi Motif Pembacokan di Stadion Gelora Bangkalan, Pelaku Tersinggung Diledek |
![]() |
---|
Cegah Jeratan Senar di Jembatan Suramadu, Forum Lalu Lintas Bangkalan Sepakati Bangun Pos dan Portal |
![]() |
---|
Akhir Nasib Maling di Sampang Gondol Motor Dinas BPKAD, Ditangkap Tanpa Perlawanan |
![]() |
---|
Dipanggil Malah Kabur, Pria di Sampang Ini Babak Belur Dihajar Warga Hingga Tak Sadarkan Diri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.