Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Lebih Parah dari Ponorogo, 2 SD Lamongan Tak Dapat Murid Sama Sekali, Nasib Sekolah Bakal Berakhir

Kasus sekolah sepi peminat tidak hanya terjadi di Ponorogo. Melainkan juga terjadi di Lamongan.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Hanif Manshuri
Munif Syarif, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan bicara soal sekolah sepi 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Kasus sekolah sepi peminat tidak hanya terjadi di Ponorogo.

Melainkan juga terjadi di Lamongan.

Oleh karena itu, nasib sekolah tersebut bakal tamat.

Tidak mendapatkan siswa pada tahun ajaran baru tidak hanya dialami lembaga SD di Tuban dan Ponorogo, ternyata di Lamongan juga ada.

Dua lembaga pendidikan tingkat SD tidak hanya di Desa Jegreg, Kecamatan Modo, dan Desa Patihan, Kecamatan Babat mengalami nasib serupa tidak diminati siswa pada tahun ajaran baru 2023/2024 ini.

"Betul ada 2 SD yang tidak kebagian siswa untuk ajaran baru tahun ini. Ada di dua kecamatan yang berbeda, di Babat dan Modo," kata Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif kepada Tribun Jatim Network, Jumat (21/7/2023).

Ia belum mendapatkan laporan penyebab sampai tidak mendapatkan siswa. Apa memang karena pertumbuhan penduduknya yang memang berkurang, karena keberhasilan program KB.

Atau karena ada pilihan sekolah lain. Kalaupun ada pilihan pihaknya tidak bisa menyalahkan orang tua siswa.

"Karena itu menjadi hak mereka," katanya.

Baca juga: Penjelasan Dindik Tuban soal 3 SDN Tak Dapat Murid pada 2023, Cara ini Bikin Guru SDN Bisa Tersenyum

Lembaga SD yang ada dalam naungan Dinas Pendidikan juga harus selalu mengembangkan inovasi serta terobosan yang bisa ditawarkan untuk menggaet siswa baru.

Setelah mendapatkan laporan tentang sekolah yang tidak mendapatkan murid, Munif langsung memanggil kepala dan komite sekolah

Saat itu, kepala sekolah bersama komite sepakat tidak dilakukan penutupan.

Dan mereka tahun depan akan berikhtiar untuk mendapatkan siswa.

Makanya, pihaknya belum berfikir untuk melakukan merger untuk dua lembaga SD yang tidak mendapat siswa baru itu. Demikian juga dengan guru yang mengajar, masih akan dipertahankan.

"Kita akan evaluasi dalam kurun waktu tahun,"katanya.

Dikatakan, lembaga SD akan ditutup atau dimerger ke sekolah lain apabila selama 3 tahun berturut-turut tidak mendapatkan murid baru.

Ditambahkan, selama kepemimpinannya belum ada sekolah yang dimerger. Ia selalu berusaha agar tidak sampai terjadi merger.

Sementara itu, SDN Setono di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo menjadi salah satu SDN yang hanya mendapatkan 1 siswa dalam PPDB 2023.

Pantauan wartawan Tribunjatim.com, siswa tersebut bernama Ira.

Ira datang diantar oleh kakeknya. Dengan menggunakan baju bebas, menggendong tasnya, rambutnya dipasangi jepit Ira melangkah masuk ke ruang kelasnya, Senin (17/7/2023).

Ira disambut guru.

Walaupun sendiri, Ira terlihat tetap semangat.

Dia mengeluarkan alat tulis seperti buku dan pensil.

Kemudian memperhatikan gurunya yang mengajar.

“Sekolah sendiri, tidak ada teman. Temannya di belakang (siswa kelas 2). Suka sekolah,” ujar Ira kepada media, Senin pagi.

Kakek Ira, Maji mengaku mengantarkan cucunya untuk sekolah. Dia tidak mengetahui jika cucunya sendiri.

“Ya cuma cucu saja. Kedepan lihat nanti kedepannya bagaimana. Kesepakatan saja antara sekolah sama saya,” kata Maji.

Kepala sekolah SD Negeri Setono, Prayitno angkat bicara perihal hanya mendapatkan 1 siswa saat PPDB 2023.

Pantauan di lokasi, puluhan siswa SDN 1 Setono mulai mendatangi sekolah di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Senin (14/7/2023).

“Kami memang dikepung sekolah-sekolah. Baik itu SD Negeri maupun sekolah swasta,” ujar Kepala SDN Setono, Prayitno, Senin pagi.

Dia menjelaskan bahwa SDN Setono itu areanya adalah siswa yang rumahnya di lapangan ke timur atau area Dukuh Plampitan, Kelurahan Setono.

Sementara di area barat Kelurahan Setono masuk ke MI Setono. Sementara Kelurahan Setono ke selatan masuk ke SDN Japan.

“Setono kesana (Dusun Plampitan), hanya 1 dukuhan. Usia TK hanya sedikit. Juga dari SDN lain memperebutkan,” kata Prayitno.

Dia berharap tahun depan kondisinya lebih baik. Pun ada usaha lain. Guru bisa door to door untuk mendapatkan siswa.

“Guru bisa promosikan SDN Setono. Bahwa di SEN Setono extra itu begini-begini, biar masuk ke SD Setono,” tegasnya.

Menurutnya, hingga saat ini di SDN Setono ada total 38 siswa. Yang paling banyak adalah siswa kelas 6, jumlahnya adalah 15 anak.

“Ini kami tetap membuka PPDB secara offline. Siapa tahu ada yang menyekolahkan anaknya lagi di SDN Setono. Tahun lalu ada 5 anak,” pungkasnya.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved