Berita Viral
Dihina karena Jualan Sepatu di TikTok, Bocah 13 Tahun Bungkam Mulut Hater, Produk Dibeli Raffi Ahmad
Seorang bocah 13 baru-baru ini menjadi sorotan. Sebab, selama ini dia dinyiyiri oleh netizen karena jualan sepatu di TikTok.
TRIBUNJATIM.COM- Seorang bocah 13 baru-baru ini menjadi sorotan.
Sebab, selama ini dia dinyiyiri oleh netizen karena jualan sepatu di TikTok.
Kini dia berhasil membungkam mulut haters karena sepatunya dibeli oleh Raffi Ahmad.
Dilansir dari TribunStyle, inilah sosok Rivan, bocah 13 tahun penjual sepatu unik hingga dibeli Raffi Ahmad, tak pantang menyerah meski kena nyinyir.
Sosok bocah bernama Rivan kini tengah viral di media sosial.
Bocah 13 tahun tersebut mulai dikenal karena berjualan sepatu di TikTok hingga kini dibeli Raffi Ahmad.
Sayangnya, niat mulia Rivan membantu perekonomian keluarga dengan berjualan sepatu, agaknya tak sejalan dengan warganet.
Tak hanya bertarung dengan produsen sepatu untuk memasarkan dagangan, tapi juga bergelut dengan nyinyiran warganet.
Baca juga: Sosok Raffi Ahmad yang Menang Selebriti Terfavorit Bareng Nagita Slavina, Intip Pidato Kemenangannya
Lantas bagaimana Rivan memulai usaha sepatu yang dibuat sendiri hingga mendapat nyinyiran warganet? Berikut fakta kisah Rivan.
1. Bersama sang kakak membangun usaha sepatu
Rivan dan sang kakak, Eren yang berusia 26 tahun adalah sosok di belakang merek Local People Crew tersebut.
Keduanya mulai usaha sepatu tersebut pada Februari tahun 2023.
Mulanya, Eren mengaku tak memiliki keahlian dalam bidang sepatu karena sebelumnya bekerja.
Saat setelah memiliki modal, temannya pun menyarankan agar Eren membuka usaha sepatu.
Akhirnya, Eren pun mulai tertarik dan menekuni pekerjaan barunya.
Ia belajar dari temannya mulai dari membuat upper sepatu, memasang sol, menjahit sampai strategi pemasaran.
Namun, usaha yang dijalani oleh Eren tidaklah mudah.
Saat siaran langsung di TikTok untuk memasarkan produknya, jumlah penonton hanya sedikit.
Hingga hal tersebut pun diketahui oleh sang adik, Rivan.
2. Rivan bantu jualan di TikTok
Rivan pun membantu Eren berjualan di TikTok dan berhasil menarik perhatian penonton sebanyak 500 orang.
Akan tetapi, setelahnya akun TikTok @sipalinglokal terkena pelanggaran, namun keduanya tak menyerah dan semangat membuat konten sambil mengais rezeki.
Seiring berjalannya waktu, Rivan memberikan request untuk mencoba dari bahan-bahan plastik pada Eren.
Rivan memilih plastik karena bahan unik dan keren.
Selaman plastik pun menggunakan karung goni.
Eren pun menyetujui permintaan adiknya dan membuat sepatu dengan bahan unik.
Kini keduanya sukses menarik perhatian masyarakat dan kian aktif di media sosial salah satunya, TikTok @bocilsepatu.
Eren dan Rivan kerap aktif membagikan konten tengah proses produksi sepatu unik tersebut. Kini, akun TikTok-nya memiliki pengikut lebih dari 500 ribu dan videonya bahkan ditonton sampai puluhan juta kali.
3. Dinyinyiri warganet
Usaha Rivan dan Eren menjual sepatu berbahan unik pun mencuri perhatian selebritis Tanah Air.
Hingga kini, tak sedikit sejumlah public figure memesan produknya.
Bahkan, kakak beradik ini sempat diundang dalam berbagai acara, salah satunya acara FYP di Trans 7.
Sebagaimana diketahui, acara tersebut dipandu oleh Raffi Ahmad, Irfan Hakim dan Mpok Alpa.
Raffi Ahmad pun tak segan membeli produk milik kakak beradik tersebut.
Rivan dan Eren pun membagikan momen saat membuatkan sepatu untuk Raffi Ahmad untuk acara anniversary FYP Trans 7.
Namun, konten yang dibuatnya ternyata menuai berbagai reaksi.
Banyak warganet yang mengapresiasi atas kreativitas dari kakak beradik tersebut.
Namun, ada juga yang nyinyir dan menyebut bahwa Raffi Ahmad hanya kasihan.
"Lebih bagus beli yang ori sih, aa Raffi beli sepatu cuma kasian ke elu, dia juga ga akan make sepatunya," tulis salah seorang warganet di akun Instagram @renrivan.
Komentar tersebut pun terbaca oleh keduanya, dan diunggah dalam feed.
Namun, kakak beradik itu tak patah semangat.
Keduanya justru membagikan momen saat Raffi Ahmad, Irfan Hakim, dan Mpok Alpa memakai produknya.
"Harus tetap semangat," tulis akun @renrivan, Kamis (20/7/2023).
4. Bantu ekonomi keluarga
Rivan bocah 13 tahu tersebut mengaku tidak keberatan membantu kakaknya bekerja.
“Bosan kalau main terus di luar panas-panasan mending ikut abang membuat sepatu, dapat uang buat jajan dan membantu mama yang lagi sakit,” kata Rivan dalam Podcast Kode di KompasTV, Minggu (30/4/23).
“Ingin bantu aja karena mencari uang susah dan mama bisa istirahat,” tambah Rivan.
Rivan mengatakan bahwa sang ibu tengah sakit dan ayahnya hanya bekerja serabutan.
“Mama sakit saraf kejepit dan ayah bekerja serabutan. Awalnya mama berjualan baju di toko tapi sekarang udah nggak kuat, jadi di rumah,” ujar Eren.
Untuk kedepannya, Eren dan Rivan ingin memiliki pabrik sepatu sendiri. Tak hanya itu, mereka juga berharap sang mama sembuh dan bisa beraktivitas lagi.
Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Inilah nasib gadis 17 tahun di Surabaya.
Gadis itu jualan rempeyek sambil merangkak.
Dia pernah ditolak masuk SMA negeri karena persoalan KTP.
Sebuah video yang menggambarkan anak berjualan rempeyek sambil merangkak viral di media sosial.
Belakangan diketahui bahwa warga dalam video tersebut merupakan warga Surabaya.
Anak tersebut diketahui bernama Cyntya Afrianti Amala. Perempuan berusia 17 tahun diketahui sebagai warga Kendangsari Gang 7 Sekolahan, Surabaya.
Dalam video yang beredar, Cyntya terlihat berjalan merangkak di pinggir jalan raya sembari berjualan peyek yang dikalungkan di lehernya.
"Sedih banget liat anak itu jual peyek, nyeret badannya, kakinya sampe lecet berdarah," tulis narasi dalam video yang diunggah akun Tiktok @kisahharuhariini dikutip Tribun Jatim Network, Kamis (20/7/2023).
Mengetahui hal ini, Pemkot Surabaya memberikan perhatian serius.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Erna Purnawati bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) M Fikser mendatangi rumah keluarga Cyntya, Rabu (19/7/2023) malam.
Mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mereka menyerahkan sejumlah paket bantuan. Termasuk, intervensi kepada keluarga ini.
Camat Tenggilis Mejoyo Surabaya, Wawan Windarto mengungkap, ibunda dan ayah Cyntya, Sumiyati dan Andi Siswoto belum satu tahun menjadi warga Surabaya.
Sekalipun demikian, mereka tetap mendapat intervensi bantuan dari pemkot.
Ia menjelaskan, bahwa pemkot sebelumnya telah memberikan sejumlah intervensi kepada keluarga Cyntya.
Salah satu intervensi itu berupa bantuan tebus ijazah SMP Cyntya.
"Bantuan tebus ijazah SMP Cyntya kita ajukan ke Baznas Surabaya pada November 2022. Saat kita ajukan itu, KK Cyntya masih ikut budenya di Kendangsari Surabaya," kata Wawan.
Selain pembebasan ijazah, juga intervensi pembebasan iuran BPJS Kesehatan hingga pemberian kursi roda. "Untuk bantuan kursi roda, kita ajukan lewat Baznas Surabaya pada Maret 2023 untuk suami Bu Sumiyati," katanya.
Sumiyati juga pernah ditawari Lurah Kendangsari ikut bekerja di padat karya dan modal usaha berupa rombong. "Dulu pernah ditawari, tapi ibunya (Sumiyati) tidak mau," tandasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M Fikser menjelaskan, Pemkot Surabaya konsisten memberikan intervensi bantuan sosial kepada warganya. Dalam pemberian intervensi, ada beberapa kriteria warga yang mendapat prioritas.
Pemkot memprioritaskan bagi warga miskin yang tercatat KTP Surabaya sebelum 2021. "Jadi yang baru menjadi warga KTP Surabaya setelah 2021 sementara tidak dibantu dulu," kata Fikser.
Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya. Hal yang sama juga berlaku pada Cyntya Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya pada 2022.
"Jadi kita memiliki regulasi seperti itu. Karena juga kekuatan APBD Surabaya kan terbatas, kita prioritas dulu warga miskin KTP Surabaya yang sudah lama," katanya.
Sekalipun demikian, Wali Kota tetap menginstruksikan jajarannya untuk memberikan bantuan keluarga Cyntya, warga Jalan Kendangsari Surabaya. Di antaranya, memastikan kondisi ekonomi terpenuhi.
Menurutnya, dalam regulasi pindah KK atau KTP Surabaya, pihak pengampu juga memiliki tanggung jawab memastikan kondisi sosial keluarga yang ditampungnya maupun ekonominya. "Ini tanggungjawab yang besar," katanya.
Di sisi lain, Cyntya Afrianti bercerita bahwa video yang viral di medsos dipotret sekitar Maret 2023 di kawasan RSUD dr Soetomo Surabaya. Video itu direkam oleh orang yang mengaku dari komunitas sosial.
"Video itu sudah lama," kata Cyntya saat ditemui di rumahnya.
Menurutnya, komunitas itu menawarkan untuk membantu keluarga Cyntya dengan cara memviralkan Cyntya melalui media sosial sehingga bisa mendapatkan bantuan.
"Awalnya ditawari, katanya biar banyak orang yang donasi, bantu," ujar Cyntya yang memiliki keterbatasan pada kedua kakinya ini.
Sumiyati mengakui tak mengetahui hal itu. "Diberitahu tetangga, saya dan Cyntya sampai sekarang tidak berani melihat videonya, sampai segitunya, nangis saya," katanya.
Menurutnya, pekerjaan tersebut tak lagi dilakukan. Sebaliknya, mereka telah membuat produksi pakaian.
"Memang kalau Hari Raya Idul Fitri, puasa, saya bikin peyek. Awalnya jualan di rumah sakit Nginden, karena Cyntya terapi di RSUD Dr Soetomo, akhirnya coba-coba jualan di sana. Tapi kalau sekarang, saya ikut kerja cabut benang di konveksi," katanya.
Sumiyati bersama suaminya Andi Siswoto (49) sudah 12 tahun tinggal di Surabaya.
Ia bersama suami dan kedua anaknya memilih tinggal indekos di dekat rumah saudaranya kawasan Kendangsari Surabaya.
Meski sudah lama tinggal di Kota Pahlawan, Sumiyati enggan pindah KK Surabaya. "Karena memang tidak punya rumah, di Surabaya ini saya ngekos. Makanya, saya bingung," katanya.
Ketika Cyntya ingin masuk SMA Negeri, ia dimasukkan KK kerabatnya di alamat Jalan Kendangsari Gang Lebar No 102B Surabaya pada Agustus 2022. Sementara Sumiyati bersama suami dan anak nomor tiga, administrasi kependudukannya masih berstatus warga Mojokerto.
"Karena belum satu tahun masuk KK Surabaya, Cyntya tidak diterima SMA Negeri. Akhirnya itu ditawari sama Pak Lurah sekolah PKBM paket C (Januari 2023), tapi Cyntya menolak, tidak mau bersekolah. Kalau sekarang Cyntya sudah mau sekolah kejar Paket C," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Sumiyati pun ingin pindah KTP dan KK Surabaya. Inisiatif itu muncul karena melihat kondisi suaminya yang sakit dan membutuhkan banyak biaya pengobatan.
Akhirnya ia memutuskan pindah KK Surabaya dengan menumpang alamat saudaranya di Jalan Kendangsari Gang Lebar No 102B. Setelah itu, Cyntya pun lantas ditarik masuk ke dalam KK Sumiyati yang diterbitkan pada 26 Juni 2023.
"Pindah Surabaya biar kalau berobat tidak jauh-jauh ke Mojokerto. Kemudian juga pindah KK Surabaya biar Cyntya bisa masuk ke sekolah negeri. Karena di Surabaya ini apa-apa gratis," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
jualan sepatu
TikTok
Raffi Ahmad
viral di media sosial
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
Wali Kota Sebut Anaknya ke Sekolah Diantar, Kelakuan Bawa Mobil Parkir di Lapangan Dibongkar Teman |
![]() |
---|
Sebut Tempat Gibran Tuntut Ilmu Tidak Setara SMA/SMK, Said Didu Pastikan UTS Insearch Hanya Bimbel |
![]() |
---|
Penjelasan Kades usai MBG Hasil Usaha Adiknya Dikritik Pelit karena Porsi Secuil: Untuk PAUD |
![]() |
---|
Tangis Keluarga Korban Tabrak Lari Minta Keadilan Harus Ngemis, Pelaku Cuma Dituntut 1,5 Tahun |
![]() |
---|
Sosok Said Kepsek Antar Jemput 32 Siswa Pakai Tossa Tiap Hari, Nangis Tetap Ditunggu Meski Terlambat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.