Berita Viral
SOSOK AAB Pembunuh Mahasiswa UI Rupanya Juga Berprestasi, Disebut Kaya Raya, Ayah Korban: Hukum Mati
Inilah sosok AAB alias Altafasalya Ardnika Basya (23) pembunuh mahasiswa UI bernama Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19).
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok AAB alias Altafasalya Ardnika Basya (23) pembunuh mahasiswa UI bernama Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19).
AAB membunuh MNZ yang merupakan juniornya di Universitas Indonesia (UI).
AAB membunuh MNZ karena iri dengan kesuksesan junironya dalam melakukan investasi online Krypto.
Berbeda dengan MNZ yang sukses, AAB justru rugi Rp80 juta karena investasi tersebut.
Alhasil AAB pun gelap mata menikam MNZ hingga tewas.
"Saya tidak ada masalah atau dendam. Saya putus asa aja. Rencana itu muncul pas nganterin korban hari Rabu," ungkap AAB.
Gara-gara investasi yang dimainkan bersama MNZ, AAB harus berutang Rp15 juta ke pinjaman online hingga teman kampusnya.
AAB juga berutang ke MNZ sebanyak Rp200 ribu.
Punya banyak utang hingga belasan juta, AAB mengaku orangtuanya yang disebut-sebut sebagai sosok kaya raya sudah tahu.
Namun AAB berusaha ingin menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Orangtua bantu, cuma saya mau berusaha menyelesaikan masalah sendiri," akui AAB.
Baca juga: Sebelum Dibunuh, Mahasiswa UI Paksa Ibu Lakukan Satu Hal, Pamit Terakhir Ibu Nyesal: Tidak Memahami
AAB tega menikam MNZ berulang kali menggunakan pisau lipat di kamar kosnya, Kukusan, Beji, Depok, Jawa Barat pada pukul 18.30 WIB, Rabu (2/8/2023).
Dua hari kemudian barulah nasib tragis yang dialami MNZ terungkap usai jenazahnya ditemukan.
Jasad MNZ ditemukan terbungkus plastik dan disimpan di dalam kolong tempat tidur pada Jumat (4/8/2023).
Tak berselang lama, pembunuh MNZ yakni AAB pun ditangkap Polresta Depok.
"Kurang dari tiga jam alhamdulillah pelaku berhasil kami bekuk," kata Wakil Kasatreskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan, dilansir dari Kompas.com, Minggu (6/8/2023).
Baca juga: Ayah Mahasiswa UI Dibunuh Senior Curiga Anak Hilang Kontak 3 Hari, Tak Bisa Tidur, HP Tidak Aktif
Kini mendekam di jeruji besi, AAB ternyata dikenal sebagai pribadi yang punya prestasi mentereng, tak kalah seperti korbannya.
Terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Sastra Rusia, AAB aktif di organisasi kampusnya, seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor.
Di tahun 2019 hinga 2020, AAB pernah menjadi Staf Departemen Sistem Pendamping Internal di HIMARUS.
Lalu selama berkuliah, AAB juga pernah beberapa kali magang dan bekerja paru waktu alias freelance.
AAB pernah menjadi sales hingga project supervisor di sebuah perusahaan selama empat tahun.
Terkait prestasi, AAB pernah jadi juara di turnamen Karate Tingkat Nasional di tahun 2017 dalam kategori Kelas Junior Putra.
Dalam laman LinkedIn-nya, AAB mengurai deskripsi dirinya.
"Saya adalah pria yang optimis, adaptif, dan pekerja keras," tulis AAB.
Perihal kehidupannya sehari-hari, pemuda kelahiran 2000 itu diduga berasal dari keluarga kaya raya.
Hal itu terlihat dari unggahan salah seorang netizen yang diduga tahu sosok pelaku.
"Tapi pelakunya kan dr kalangan lebih mampu?" kata netizen dengan akun @wlnsiti di Twitter.
Baca juga: Jenazah Mahasiswa UI Dibunuh Senior Dimakamkan, Ayah Minta Pelaku Dihukum Mati: Nyawa Dibayar Nyawa
Di sisi lain, tangis ibunda mahasiswa UI korban pembunuhan seniornya pecah di makam sang putra.
Orangtua Muhammad Naufal Zidan tampak tak bisa menahan kesedihan saat jenazah mahasiswa UI yang dibunuh senioranya itu dimakamkan di Lumajang, Sabtu (5/8/2023) siang.
Ayah Zidan, Shobiri Arif kini tidak lagi dapat kabar dari anaknya setiap salat maghrib.
Kebiasaan yang selalu dilakukan sang ayah menanyakan kondisi putranya itu setiap hari.
Sebab, kedua orangtua Zidan tinggal di Probolinggo. Sementara, Zidan indekos di Kukusan, Beji, Depok karena menimba ilmu di Universitas Indonesia.
Baca juga: Sosok Mahasiswa UI yang Tewas Ditikam Senior di Mata Tetangga: Pendiam tapi Ramah
Zidan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Rusia.
Tak hanya sang ayah, ibunda Zidan, Elfira Rustina tak kuasa menangis merapati kepergian putranya.
Air matanya menetes saat pemakaman putranya itu di pemakaman desa Kelurahan Jogoyudan, Kabupaten Lumajang.
"Pulanglah nak tidak apa-apa ibu ikhlas," kata Elfira sambil menangis.
Pada saat pemakaman, peti jenazah Zidan tidak dibuka sama sekali ketika berada di rumah duka.
Jenazah kemudian disalatkan dan diantar menuju tempat pemakaman.
Terlihat ratusan pelayat mengiringi jenazah korban hingga proses pemakaman berakhir.
Termasuk kedua orang tua dan adik kandung Zidan.
Elfira tak kuasa membendung tangisnya hingga ditenangkan oleh para keluarganya.
Sementara itu, Sohibi Arif meminta pelaku dihukum mati.
Ia menilai, hukuman mati bagi pembunuh anaknya merupakan keputusan yang adil.
"Saya berharap pelakunya harus (dihukum) mati. Lantaran anak saya sudah tidak ada nyawanya, pelakunya juga harus tidak ada nyawanya. Itu baru adil," tegas Sohibi Arif.
Baca juga: Pengakuan Orangtua Murid yang Ketapel Mata Guru, 5 Hari Sembunyi Kini Nyerah, Anak Pelaku: Tertekan
Shobiri Arif pun bercerita sang anak hilang kontak selama tiga hari sebelum jasadnya ditemukan di kamar kos.
Ia bercerita Zidan tidak bisa dihubungi sejak Rabu (2/8/2023) malam.
Padahal, Rabu pagi MNZ masih membalas pesan WhatApps dari sang adik.
"Saya itu setiap salat magrib selalu saya tanya ke Zidan kondisinya bagaimana, kabarnya bagaimana dan Rabu itu HP-nya sudah tidak aktif lagi," kata dia dikutip dari Kompas TV, Sabtu (5/7/2023).
Rasa curiga terus menghantuinya.
Dia akhirnya menyuruh sang istri untuk meminta bantuan saudara di Jakarta untuk mencari tahu keberadaan Zidan.
Baca juga: Habisi Nyawa Juniornya, Pembunuh Mahasiswa UI Ketakutan Didatangi Arwah Korban, Kini Nangis Menyesal
"Sampai Kamis tetap tidak aktif, akhirnya saya merasa curiga pikiran tidak enak. Akhirnya saya ke istri saya menyuruh menyuruh saudara-saudara saya di Jakarta untuk mengunjungi indekos Zidan," urai dia.
Sejak Rabu Shobiri sudah merasakan perasaan tak enak yang mengakibatkan dirinya tidak bisa tidur.
Selain keluarga di Jakarta, dirinya juga sempat meminta pertolongan dari pemilik indekos agar mengunjungi kamar kos Zidan.
"Malam Kamis saya tidak bisa tidur mulai jam 10.00 jam 01.00 menghubungi pemilik kos. Saya minta tolong dilihatkan anak saya, sudah dua hari tidak kontak saya. Akhirnya dia (pemilik kos) ketuk pintu kosan anak saya tapi tidak ada respon," urai dia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Altafasalya Ardnika Basya
Muhammad Naufal Zidan
pembunuhan mahasiswa UI
mahasiswa UI dibunuh senior
Probolinggo
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
AKP Nirwan Pohan
Universitas Indonesia (UI)
Viral Anggota DPR Masak Mi Instan Pakai Elpiji 3 Kg, Habiburokhman: Bukan Rumah Saya |
![]() |
---|
21 Pelajar Menangis saat Kepalanya Diusap usai Ditangkap Polisi Akibat Konvoi Pengeroyokan |
![]() |
---|
Penampakan Rumah Raya Bocah Meninggal Tubuh Dipenuhi Cacing, Sumber Air Ambil dari Sungai |
![]() |
---|
Sosok Revelino yang Tertawa Lepas Begitu Tes DNA Lisa Mariana Keluar, Yakin Si Anak Darah Dagingnya |
![]() |
---|
Menko PMK Pratikno Ngaku Ngantuk saat Ditanya Kasus Balita Meninggal Akibat Cacingan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.