Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Ayumi Sasaki Pembawa Baki Bendera Dulu Viral, Keturunan Indo Jepang, Kini Ingin Masuk Akpol

Tahun lalu sempat viral anggota Paskibraka keturunan Indonesia-Jepang. Kala itu ditugasi pembawa merah putih di upacara penurunan bendera.

Instagram via Tribun Trends
Ayumi Putri Sasaki, pembawa baki bendera dulu viral. Ia keturunan Indonesia-Jepang. 

TRIBUNJATIM.COM - Pada bulan Agustus selain perlombaan dan upacara bendera, para anggota Paskibraka juga sering kali menjadi sorotan.

Tahun lalu sempat viral anggota Paskibraka keturunan Indonesia-Jepang.

Ini menjadi kontras, mengingat dalam sejarah Indonesia pernah dijajah oleh Jepang.

Sosok anggota Paskibraka keturunan Indonesia Jepang kala itu ditugasi pembawa merah putih di upacara penurunan bendera Istana Negara pada 2022.

Tak hanya latar belakangnya, paras ayunya menjadikan ia viral di media sosial.

Lantas bagaimana kabarnya sekarang?

Baca juga: Terbukti Fabian Alvaro Bisa Lolos Jadi Paskibraka Nasional? Ibu Punya Bukti Baru Bantah BPIP: Nihil

Perlu ketahui, anggota Paskibraka pembawa baki bendera tersebut adalah Ayumi Putri Sasaki.

Dilansir dari Tribun Trends, Minggu (6/8/2023), ketika bertugas sebagai pembawa baki bendera, Ayumi Putri Sasaki masih berusia 17 tahun.

Ia merupakan siswi dengan asal sekolah SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Ayumi Putri Sasaki adalah perempuan keturunan Jepang dan Indonesia.

Perempuan berparas cantik ini lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 4 Agustus 2005 dan menganut agama Islam.

Ayumi Putri Sasaki memiliki postur tinggi badan 169 cm.

Baca juga: Sosok Doni Amansah Dinyatakan Lolos Paskibraka Nasional, Malah Diganti & Batal Berangkat, Ibu Nangis

Ayumi Putri Sasaki, pembawa baki bendera dulu viral. Ia keturunan Indonesia-Jepang.
Ayumi Putri Sasaki, pembawa baki bendera dulu viral. Ia keturunan Indonesia-Jepang. (Instagram via Tribun Trends)

Kini setahun berlalu sejak ia bertugas, kabarnya disoroti.

Ayumi Putri Sasaki sempat cukup aktif di media sosial.

Akun Instagramnya yang lama memiliki nama @yumi_asaki.

Akun itu langsung populer setelah Ayumi Putri Sasaki diberi tugas untuk membawa baki bendera.

Followernya meningkat tajam hingga mencapai 90 ribu.

Sayangnya, akun tersebut kini sudah tak lagi dipakai oleh Ayumi Putri Sasaki lantaran dihack orang.

Ayumi Putri Sasaki lantas membuat akun baru bernama @aputrisasaki.

Akun kedua Ayumi Putri Sasaki kini telah memiliki 25 ribu pengikut.

Baca juga: Sosok Nanda Maulidya, Calon Paskibraka Nasional dari Ternate yang Tiba-tiba Diganti Jelang Karantina

Ayumi Putri Sasaki, pembawa baki bendera 2022 yang dulu viral.
Ayumi Putri Sasaki, pembawa baki bendera 2022 yang dulu viral. (Instagram/@aputrisasaki)

Ayumi Putri Sasaki belum banyak mengunggah foto di akun tersebut.

Diketahui juga, Ayumi Putri Sasaki kini masih duduk di bangku SMA kelas tiga.

Ia tengah bersiap agar bisa mewujudkan cita-citanya masuk Akademi Kepolisian.

Dilihat dari akun Instagramnya, unggahan terakhir Ayumi Putri Sasaki ia buat pada 27 Juni lalu.

Ayumi Putri Sasaki memajang foto tengah berada di Pulau Merah, Banyuwangi.

Gadis berpostur tubuh tinggi itu masih mempertahankan penampilannya dengan hijab.

Di kolom komentar, banyak yang mendoakan agar cita-cita Ayumi Putri Sasaki masuk Akpol bisa segera terwujud.

Baca juga: Nasib Paskibraka Cantik 33 Tahun Kemudian Jadi Artis Ternama Kini Harta Rp 10 M, Awalnya Gadis Biasa

Asal usul Paskibraka

Di balik kesakralannya, ternyata ada kisah di balik terbentuknya Paskibraka Indonesia yang masih jarang diketahui masyarakat Indonesia.

Perlu diketahui, asal-usul terbentuknya Paskibraka, dituangkan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.

Disebutkan, asal-usul atau cikal bakal Paskibraka lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa proklamasi 1945.

Tepatnya pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56 Jakarta.

Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan, bendera kebangsaan merah-putih pun dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat.

Bendera tersebut, dijahit oleh tangan Fatmawati Soekarno.

Bendera inilah, yang kemudian disebut dengan bendera pusaka.

Kala itu, bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam perjuangan melawan Belanda.

Walau ketika itu proklamasi kemerdekaan sudah dilakukan, namun kenyataannya perjuangan belum selesai.

Saat itu Belanda masih ingin menguasai Indonesia sehingga ketika itu perjuangan masih berlanjut.

Anggota Paskibraka 2022 yang dikukuhkan oleh Presiden Jokowi, 15 Agustus 2022.
Anggota Paskibraka 2022 yang dikukuhkan oleh Presiden Jokowi, 15 Agustus 2022. (Kompas.com)

Hingga pada 4 Januari 1946, situasi kota Jakarta semakin genting, sehingga Presiden Soekarno dan juga Wakilnya Bung Hatta, pergi meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan membawa bendera pusaka yang sebelumnya sudah berkibar.

Bendera tersebut dibawa dengan cara dimasukan ke dalam koper milik Presiden Soekarno, dan selanjutnya Ibukota Negara Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Pada Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017 dituliskan, terbentuknya pasukan pengibar bendera pusaka kemudian terjadi menjelang peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1946.

Presiden Soekarno ketika itu memerintahkan ajudannya yang bernama Mayor M Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara kenegaraan terkait peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung, Yogyakarta.

Namun, ide membentuk Paskibraka ternyata bukan dari Presiden Soekarno melainkan lahir dari Mayor M Husein Mutahar.

Ia berpikir, untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia.

Ia pun menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang laki-laki sebagai perwakilan daerah yang tengah berada di Yogyakarta untuk melakukan pengibaran bendera.

Akan tetapi, setelah itu Belanda kembali menggencarkan serangannya.

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi yang kedua.

Proses penyelamatan bendera pusaka lagi-lagi harus dilakukan.

Presiden Soekarno, memberikan tanggung jawab kepada Husein Mutahar untuk menjaga bendera pusaka.

Setelah melalui perjalanan panjang, barulah bendera pusaka tersebut kembali diserahkan kepada Presiden Soekarno melalui Soedjono, orang yang dipercayakan oleh Soekarno kala itu.

Dengan diserahkannya bendera tersebut, maka selesailah misi Husein Mutahar untuk melakukan penyelamatan bendera pusaka.

Sejak saat itu, ia tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera.

Akan tetapi pada 1967, Husein Mutahar yang sedang menjabat sebagai Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, dipanggil oleh Presiden Soeharto.

Pemanggilan itu untuk menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka kembali dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta.

Dari sinilah, ia kemudian mengembangkan ide untuk membentuk pasukan pengibaran yang terdiri dari 3 kelompok.

Kelompok tersebut adalah kelompok 17 sebagai pengiring depan, kelompok 8 sebagai pembawa bendera, dan kelompok 45 sebagai pengawal.

Tiga kelompok tersebut diambil dari gambaran tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu 17-8-45.

Nama pasukan pengibar bendera pun baru muncul pada 1973.

Idik Sulaeman sebagai pembina pasukan pengibar bendera mengusulkan nama Pasukan Pengibara Bendera.

Penyebutan Paskibraka sendiri, baru terjadi pada 1973.

Idik Sulaeman, ketika itu melontarkan akronim untuk pasukan pengibar bendera pusaka yaitu Paskibraka.

Sejak saat itulah, pasukan pengibar bendera pusaka dikenal dengan sebutan Paskibraka.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved