Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Tahan Makan Selama 12 Jam, Inilah Manfaat Menu Diet Intermittent Fasting, Ampuh Kontrol Berat Badan

Memberi jeda waktu makan selama lebih dari 12 jam, inilah manfaat menu diet intermittent fasting yang mendukung penurunan dan kontrol berat badan.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
via Kompas.com
Ilustrasi seseorang memulai diet intermittent fasting yang dipercaya memberi ragam manfaat baik. 

Mereka juga tidak akan mengonsumsi makanan sampai waktu siang tiba, tepatnya pada pukul 12.00 siang.

3. Puasa selama 2 hari dalam seminggu

Berpuasa selama dua hari dalam seminggu atau 5:2 adalah cara intermittent fasting selanjutnya yang banyak diterapkan.

Metode ini mengharuskan seseorang untuk makan makanan sehat dan bergizi seimbang selama lima hari, dan mengurangi asupan kalori pada dua hari lainnya.

Selama dua hari "berpuasa" atau hari pengurangan asupan kalori, pria umumnya hanya akan mengonsumsi 600 kalori, sedangkan wanita sebanyak 500 kalori.

Biasanya, mereka akan memisahkan hari berpuasa dalam seminggu.

Sebagai contoh, berpuasa pada Senin dan Kamis, serta makan teratur pada hari lainnya.

Dengan demikian, ada setidaknya satu hari nonpuasa atau hari jeda di antara hari-hari berpuasa.

4. Puasa hari alternatif

Puasa hari alternatif merupakan cara intermitten fasting dengan berpuasa selama dua hari sekali dalam satu minggu.

Bagi sebagian orang, puasa alternatif artinya sama sekali tidak mengonsumsi makanan padat saat hari berpuasa.

Namun, sebagian lainnya tetap mengizinkan konsumsi makanan dengan batas maksimal 500 kalori.

Sementara itu, pada hari diperbolehkan makan, mereka akan mengonsumsi makanan padat sebanyak yang dikehendaki.

Sebagai catatan, puasa hari alternatif termasuk bentuk ekstrem dari intermitten fasting. Metode ini juga mungkin tidak cocok untuk pemula atau orang dengan kondisi medis tertentu.

Bukan hanya itu, metode diet ini juga lebih sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang.

5. Puasa mingguan selama 24 jam

Puasa sepenuhnya selama satu atau dua hari dalam seminggu dikenal sebagai diet Eat-Stop-Eat.

Metode ini mengharuskan seseorang untuk tidak makan makanan apa pun selama 24 jam setiap kali berpuasa.

Mereka umumnya akan memulai puasa dengan sarapan dan berbuka pada saat sarapan keesokan harinya.

Biasanya, orang-orang yang menjalani diet ini akan mengonsumsi air putih, teh, dan minuman bebas kalori lain selama masa puasa.

Pada saat hari tidak berpuasa, mereka mengurangi asupan kalori total, tanpa membatasi jenis makanan yang akan dilahap.

Kendati demikian, puasa selama 24 jam dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti kelelahan, sakit kepala, dan gampang marah.

Manfaat intermittent fasting

Penelitian terbaru menemukan puasa intermiten untuk menurunkan berat badan memiliki beberapa manfaat dalam jangka pendek.

Puasa dalam waktu singkat dapat memicu ketosis, yaitu proses saat tubuh tidak memiliki cukup glukosa untuk energi, sehingga memecah lemak yang tersimpan.

Kondisi itu menyebabkan peningkatan zat yang disebut keton. Bersama dengan sedikitnya kalori yang dikonsumsi, keton dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Tidak hanya itu, penelitian lain mengungkapkan bahwa puasa sama efektifnya dengan diet rendah kalori dalam hal menurunkan berat badan.

Puasa juga memengaruhi proses metabolisme dalam tubuh, yang dapat bekerja untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan regulasi gula darah.

Bahkan, metode diet ini dapat memperbaiki kondisi yang terkait dengan peradangan, seperti radang sendi, asma, dan multiple sclerosis.

Bagaimana dampak diet intermittent fasting pada usus dan pencernaan?

Di sisi lain, Profesor Tim Spector di King’s College London dalam buku Spoon-Fed, menjelaskan bila puasa singkat memberikan manfaat sendiri bagi mikroba usus.

Selama kita berpuasa, mikroba akan memakan karbohidrat di lapisan usus. Ini membuat sistem kekebalan pada usus bekerja lebih efisien.
 
Meski begitu, harus dipahami kalau tubuh setiap orang akan berbeda responsnya bila mereka mulai berpuasa.

Maka dari itu, Spector menyarankan, untuk menguji secara perlahan. Misal, lewatkan sarapan dan lihat efeknya selama beberapa jam ke depan.
 
Selain itu, ia juga menegaskan kalau sesekali menerapkan intermittent fasting, mampu meningkatkan suasana hati kita, lho.

Adanya perubahan tingkat energi,bisa memengaruhi kondisi atau mood.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Baca artikel terkait menu diet lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved