HUT RI Ke 78
Gaji Paskibraka Tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional, Dapat Sertifikat Juga hingga Beasiswa
Rupanya, menjadi Paskibraka mendapat sejumlah keuntungan mulai gaji hingga sertifikat. Lantas, berapa gajinya?
TRIBUNJATIM.COM - Bulan Agustus identik dengan Hari Kemerdekaan.
Tiap 17 Agustus diadakan upacara bendera di Istana Negara memperingati HUT Kemerdekaan RI.
Pemuda pemudi terbaik Tanah Air dipilih untuk menjadi anggota Paskibraka.
Adapun Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Mereka adalah kelompok yang mengibarkan dan menurunkan bendera dalam upacara bendera 17 Agustus.
Rupanya, menjadi Paskibraka mendapat sejumlah keuntungan mulai gaji hingga sertifikat.
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi membuka seleksi anggota Paskibraka HUT ke-78 RI dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Baca juga: Siap-siap 6 Hari Lagi! Gaji PNS Resmi Naik dan Tunjangan Golongan I-IV Ditambah, Uang Makan 900 Ribu
Adapun Paskibraka Nasional bertugas dalam mengibarkan bendera pusaka dalam upacara peringatan HUT ke-78 RI di Istana Negara, Jakarta.
Anggota Paskibraka Nasional diangkat dari pemuda pemudi seluruh Indonesia yang mewakili provinsinya masing-masing.
Lantas berapa gaji Paskibraka tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional?
Berikut penjelasannya dilansir dari kompas.tv, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Sosok Doni Amansah Dinyatakan Lolos Paskibraka Nasional, Malah Diganti & Batal Berangkat, Ibu Nangis

Gaji Paskibraka Tingkat Kabupaten
Melansir dari berbagai sumber, gaji Paskibraka kabupaten sekira Rp500.000-Rp1.500.000.
Besarannya berbeda-beda tiap daerah.
Selain itu, gaji Paskibraka juga berpotensi meningkat tiap tahunnya sesuai dengan ketentuan masing-masing pemkab.
Gaji Paskibraka Tingkat Provinsi
Sementara itu, gaji Paskibraka provinsi sekitar Rp1,5 juta per orang.
Hal itu mengacu pada honor yang diberikan oleh Provinsi Sulawesi Barat pada 2022 lalu.
Pemberian honor ini sudah sesuai Satuan Standar Harga (SSH).
Bahkan, Paskibraka juga diberi pengganti uang transpor.
Selain itu, anggota Paskibraka juga memperoleh sertifikat yang bermanfaat untuk mendaftar jenjang pendidikan berikutnya.
Gaji Paskibraka Tingkat Nasional
Mengutip Tribunnews, siswa Paskibraka tingkat nasional melalui seleksi yang cukup ketat secara berjenjang untuk memilih anggota yang benar-benar terbaik dari masing-masing provinsi.
Anggota Paskibraka nasional mendapat gaji Rp3 juta-Rp10 juta dan juga sertifikat.
Mereka juga berpeluang untuk mendapat beasiswa pendidikan.
Baca juga: Besaran Gaji PPPK sesuai Perpres, Sering Jadi Faktor Pelamar, Terbaru 1.921 CASN Pilih Mundur
Asal usul Paskibraka
Di balik kesakralannya, ternyata ada kisah di balik terbentuknya Paskibraka Indonesia yang masih jarang diketahui masyarakat Indonesia.
Perlu diketahui, asal-usul terbentuknya Paskibraka, dituangkan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Disebutkan, asal-usul atau cikal bakal Paskibraka lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa proklamasi 1945.
Tepatnya pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56 Jakarta.
Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan, bendera kebangsaan merah-putih pun dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat.
Bendera tersebut, dijahit oleh tangan Fatmawati Soekarno.
Bendera inilah, yang kemudian disebut dengan bendera pusaka.
Kala itu, bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam perjuangan melawan Belanda.

Walau ketika itu proklamasi kemerdekaan sudah dilakukan, namun kenyataannya perjuangan belum selesai.
Saat itu Belanda masih ingin menguasai Indonesia sehingga ketika itu perjuangan masih berlanjut.
Hingga pada 4 Januari 1946, situasi kota Jakarta semakin genting, sehingga Presiden Soekarno dan juga Wakilnya Bung Hatta, pergi meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan membawa bendera pusaka yang sebelumnya sudah berkibar.
Bendera tersebut dibawa dengan cara dimasukan ke dalam koper milik Presiden Soekarno, dan selanjutnya Ibukota Negara Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Pada Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017 dituliskan, terbentuknya pasukan pengibar bendera pusaka kemudian terjadi menjelang peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1946.
Presiden Soekarno ketika itu memerintahkan ajudannya yang bernama Mayor M Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara kenegaraan terkait peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung, Yogyakarta.
Namun, ide membentuk Paskibraka ternyata bukan dari Presiden Soekarno melainkan lahir dari Mayor M Husein Mutahar.
Ia berpikir, untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia.
Baca juga: 20 Quotes Tema Kemerdakaan dari Tokoh Nasional dan Dunia, Cocok untuk Caption HUT RI ke-78 di Medsos
Ia pun menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang laki-laki sebagai perwakilan daerah yang tengah berada di Yogyakarta untuk melakukan pengibaran bendera.
Akan tetapi, setelah itu Belanda kembali menggencarkan serangannya.
Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi yang kedua.
Proses penyelamatan bendera pusaka lagi-lagi harus dilakukan.
Presiden Soekarno, memberikan tanggung jawab kepada Husein Mutahar untuk menjaga bendera pusaka.
Setelah melalui perjalanan panjang, barulah bendera pusaka tersebut kembali diserahkan kepada Presiden Soekarno melalui Soedjono, orang yang dipercayakan oleh Soekarno kala itu.
Dengan diserahkannya bendera tersebut, maka selesailah misi Husein Mutahar untuk melakukan penyelamatan bendera pusaka.
Sejak saat itu, ia tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera.
Akan tetapi pada 1967, Husein Mutahar yang sedang menjabat sebagai Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, dipanggil oleh Presiden Soeharto.
Pemanggilan itu untuk menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka kembali dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta.

Dari sinilah, ia kemudian mengembangkan ide untuk membentuk pasukan pengibaran yang terdiri dari 3 kelompok.
Kelompok tersebut adalah kelompok 17 sebagai pengiring depan, kelompok 8 sebagai pembawa bendera, dan kelompok 45 sebagai pengawal.
Tiga kelompok tersebut diambil dari gambaran tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu 17-8-45.
Nama pasukan pengibar bendera pun baru muncul pada 1973.
Idik Sulaeman sebagai pembina pasukan pengibar bendera mengusulkan nama Pasukan Pengibara Bendera.
Penyebutan Paskibraka sendiri, baru terjadi pada 1973.
Idik Sulaeman, ketika itu melontarkan akronim untuk pasukan pengibar bendera pusaka yaitu Paskibraka.
Sejak saat itulah, pasukan pengibar bendera pusaka dikenal dengan sebutan Paskibraka.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Hari Kemerdekaan
17 Agustus
Istana Negara
HUT Kemerdekaan RI
Paskibraka
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
HUT ke-78 RI
gaji Paskibraka
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita Jatim terkini
Rayakan HUT RI ke-78 ala Warga Desa Mlarak Ponorogo, Gelar Pengajian Akbar hingga Bagikan 400 Telur |
![]() |
---|
Dahulukan Antar Jenazah, Bu Camat Malah Dinonaktifkan Gegara Lupa Pasang Bendera saat HUT ke-78 RI |
![]() |
---|
Ketua TP PKK Kediri Mbak Cicha Gelar Lomba Agustusan Lansia, Adu Suara Emas Bawakan Lagu Lawas |
![]() |
---|
Ikuti Lomba Nyanyi Peringatan HUT RI, PNS di Purbalingga Kehilangan Nyawa, Saksi: Tak Kunjung Bangun |
![]() |
---|
Lomba Tarik Kereta Seberat 84 Ton Jadi Sorotan, Ramai Diikuti Karyawan, PT KAI Buka Suara: Sengaja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.