Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Siswa SMK, Disiram Air Keras saat Naik Motor, Terungkap Motif Pelaku, Dendam Kesumat

Seorang siswa SMK bernasib memilukan. Sebab, siswa SMK itu menjadi korban penyiraman air keras

Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Pelajar yang menjadi korban penyiraman air keras oleh pelajar lain. Seluruh wajahnya melepuh dan mengenaskan. 

Kasus serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Seorang guru buta karena disiram air keras kini kehabisan uang untuk obati lukanya setelah ditolak berobat pakai BPJS.

Guru sejarah di SMKN 2 Karawang tersebut mengaku tak bisa berobat karena BPJS miliknya ditolak pihak rumah sakit.

Kini sang guru bernama Eli Chuherli tersebut terpaksa biayai sendiri lukanya setelah ditolak berobat dengan BPJS.

Padahal ia harus membiayai operasi kornea mata yang biayanya tentu tak sedikit.

Eli Chuherli menjelaskan, peristiwa nahas tersebut terjadi pada 23 Mei 2023.

Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, AH.

Saat itu ia meminjam uang Rp50 juta dari bank yang ia gunakan untuk bisnis mobil jemputan.

Namun karena statusnya sebagai guru tak membuatnya leluasa, Eli Chuherli bekerja sama dengan AH.

"Sebenarnya saya tidak ada konflik, yang ada masalah itu dia (AH) sama mitra perusahaan," ucap Eli Chuherli, seperti mengutip Tribun Jabar.

Karena merasa tak enak, Eli Chuherli meminta AH mengundurkan diri dari perusahaan.

Saat itu AH menyetujui mundur sebagai direktur yang dicatatkan oleh notaris.

Selang beberapa hari setelah mengundurkan diri, AH tiba-tiba datang ke rumah Eli Chuherli.

Tak curiga, Eli Chuherli pun menyambut AH dengan baik karena menganggap hubungan mereka masih baik.

Ia pun mempersilakan AH untuk masuk ke dalam rumah.

Namun saat mau duduk, Eli Chuherli disiram air keras oleh AH.

"Pas saya mau duduk, tiba-tiba dia siram saya pakai air keras. Airnya panas dan berasap. Kemudian dia langsung kabur," kata Eli Chuherli.

Setelah disiram air keras, penglihatan Eli Chuherli mulai kabur.

Semakin lama penglihatannya terus menurun dan kini kedua matanya tak berfungsi.

"Kemudian saya berobat, ternyata BPJS tidak bisa karena katanya saya korban penganiayaan."

"Katanya bisa pakai BPJS, tapi harus lapor dulu ke LPSK," katanya.

Eli Chuherli yang merasa proses tersebut memakan waktu, akhirnya memilih untuk mengobati matanya sendiri.

Namun karena panjangnya proses pengobatan, Eli Chuherli sudah kehabisan uang dan hanya bisa pasrah dengan kondisi kedua matanya.

Menurut keterangan dokter, kata Eli Chuherli, kornea kedua matanya sudah pecah sehingga harus dioperasi di RS Mata Cicendo.

Namun hal itu urung dilakukan karena ia sudah kehabisan biaya.

Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi kemudian menemui Eli Chuherli di rumahnya di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang.

Dedi Mulyadi berharap, Polres Karawang segera mengungkap kasus tersebut.

"Apabila kasus ini benar adanya seperti itu, semoga pelaku bisa segera ditangkap dan diproses," kata Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi pun memberikan bantuan ke Eli Chuherli untuk berobat mandiri ke RS Mata Cicendo.

"Bapak ke RS Cicendo nanti daftar umum saja dulu, saya nanti bantu."

"Ini harus langsung ditangani oleh dokter. Nanti saya siapkan segala biaya bapak berobat ke Cicendo."

Dedi Mulyadi pun memberikan semangat ke guru buta tersebut.

"Pokoknya bapak sehat terus, terus semangat Pak Guru," kata Kang Dedi Mulyadi.

 

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved