Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Untuk Pesugihan? Niat Pemberi Sedekah Amplop Isi Koran ke Tukang Becak Tukiman Dikulik, 'Uang Dukun'

Niat asli pemberi sedekah amplop isi koran ke Tukiman si tukang becak di Solo, Jawa Tengah itu pun dikulik.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo.com/Andreas Chris
Untuk Pesugihan? Niat Pemberi Sedekah Amplop Isi Koran ke Tukang Becak Tukiman Dikulik, 'Uang Dukun' 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib Tukiman si tukang becak dapat amplop tebal isi koran masih ramai dibicarakan.

Pasalnya Tukiman tak sekali mengalami kejadian itu.

Terbaru, niat asli pemberi sedekah amplop isi koran ke tukang becak di Solo, Jawa Tengah itu pun dikulik.

Diduga pemberi amplop yang menaiki mobil itu menjalani ritual pesugihan.

Tukiman (72) warga Kalijambe, Sragen mengaku jadi korban penipuan amplop berisi kertas koran.

Tukang becak di Solo itu mengaku sudah dua kali mengalami hal tersebut. 

Terbaru, pada Minggu (20/8/2023) dini hari WIB, dia mengaku mendapatkan sedekah dari pengemudi mobil berupa amplop yang cukup tebal.

Namun ternyata isinya hanyalah potongan koran bekas.

Lalu apakah ulah pelaku itu sebagai salah satu tahapan dalam menjalani ritual pesugihan?

Baca juga: Tukiman Si Tukang Becak Gemetar Dapat Sedekah Amplop Tebal Isinya Koran, Saya Buka Orangnya Pergi

Pegiat Budaya Solo Surojo, mengatakan bisa saja peristiwa yang dialami Tukiman merupakan salah satu cara penipuan baru yang dilakukan oleh dukun. 

"Ada model baru istilahnya itu dipakake. Artinya begini, jadi penasihat ritual atau dukun itu bilang agar menjadi uang asli dengan cara seperti itu," kata dia, kepada TribunSolo.com, Jumat (25/8/2023). 

Cara yang dimaksud adalah seseorang yang menjalani ritual harus memberikan sebagian amplop berisi kertas itu ke orang-orang tidak mampu, nantinya amplop berisi kertas yang disimpan dukun menjadi uang asli. 

"Ini modus dukun sebenarnya, ketika kliennya datang, amplop yang disimpan dukun isinya uang asli, tapi itu uangnya dukun. Itu nanti berlanjut ke penipuan-penipuan," kata Surojo, dikutip TribunJatim.com dari TribunSolo.

Baca juga: Sosok Wanita Pelaku Prank Sedekah Palsu ke Tukiman, Sang Tukang Becak Gemetar Sudah Tertipu 2 Kali

Dengan modus itu, dia menilai kepercayaan kepada dukun akan meningkat yang akhirnya para klien dukun itu akan terus menyetorkan uangnya ke dukun dengan harapan menjadi lebih banyak.

"Nanti setor sekian biar jadi uang asli, jadi kan ini modus penipuan. Ini ritual penipuan, biasanya dukun itu berpesan amplopnya sebagian diberikan orang, sebagian disimpan beberapa waktu," jelasnya. 

Surojo mengatakan peristiwa yang dialami tukang becak itu hanyalah salah satu ritual untuk meyakinkan klien si dukun.

Sehingga, klien akan mempercayai perkataan dukun. 

"Jadi dukun itu modal dulu, nanti klien kalau udah bawa uang banyak, baru dibawa lari atau dihilangkan nyawanya," imbuh dia. 

Dia menilai, perbuatan yang oleh pelaku kepada tukang becak itu bisa jadi ritual penipuan ataupun hanya murni prank.

Dia tak memungkiri pesugihan sebagai bagian dari kepercayaan masyarakat nusantara. 

Menurutnya pesugihan tradisional biasanya dilakukan dengan berbagai ritual dan bahan pendukung ritual yang biasanya identik dengan wadal atau korban untuk makhluk halus. 

Dia menjelaskan orang yang mencari pesugihan biasanya akan pergi ke suatu tempat, misalnya gunung atau pantai untuk melakukan ritual dengan perjanjian tertentu. 

"Misalnya perjanjian dia bisa kaya nanti ada wadal, bisa dirinya atau keluarga. Biasanya itu yang dikorbankan dengan cara gaib, itu pesugihan yang diyakini masyarakat," jelasnya.

Baca juga: SOSOK Pemberi Sedekah Palsu ke Tukang Becak, Masih Muda dan Kini Alasan Terkuak, Didoakan Kena Karma

Tukiman diketahui mengalamai kejadian itu pada Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

Tukiman masih sangat ingat saat dirinya yang jarang pulang itu tengah tertidur pulas di becaknya yang ia parkir di depan Puskesmas Gajahan.

Tidak lama kemudian datang sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan becaknya. Kemudian seorang perempuan turun dan menghampirinya.

"Awalnya saya tidur kemudian dibangunin. 'Mbah ini shodaqoh Kulo, kalih shodaqoh ibu' (Mbah ini sedekah saya, dan ini sedekah ibu)," tiru Tukiman, Kamis (24/8/2023).

Masih lekat diingatan Tukiman, ada dua orang yakni pria dan wanita yang mendatanginya kala itu.

Salah satunya turun untuk menghampirinya.

 "Orangnya ada dua, yang satu di dalam mobil tapi belum kelihatan tua. Yang ngasih itu perempuan," sambungnya.

Baca juga: Tukang Becak Haru Diberi Amplop Tebal oleh Pengemudi Mobil, Niki Sedekah, Ternyata Isi Koran Bekas

Siapa sangka tiba-tiba ia diberi amplop yang cukup tebal dan ia mengira berisi uang dengan jumlah banyak.

"Amplopnya tebal tapi belum saya buka saya sudah gemetar. Soalnya saya belum pernah pegang uang banyak. Setelah itu dia pergi, beberapa meter mereka pergi terus amplop saya buka terus saya mbatin isinya kok seperti ini," imbuh Tukiman.

Usai mengetahui bahwa isi amplop tebal hanyalah koran, Tukiman mengaku cukup kecewa tetapi dirinya tidak mempermasalahkan hal itu.

"Saya kasih tahu teman saya, saya dapat uang sebanyak ini nih tapi bukan uang asli ini. Teman saya bilang itu orang bohong, tapi yasudah saya ya tidak apa-apa dibohongi yang penting saya tidak minta-minta," kata dia.

Kejadian seperti ini sudah dua kali ia alami selama setahun terakhir.

Meski heran, ayah satu anak itu mengaku tidak mempermasalahkan karena di-prank.

"Dulu pernah, ini kedua kalinya. Tapi tidak tahu orangnya sama atau tidak. Dulu juga pernah dapat amplop setebal itu tapi saya ya sudah terima dalam hati ngomong jadi orang tidak usah macam-macam, digoda orang ya gapapa yang penting saya tidak nggoda," urai Tukiman.

Ditemui TribunSolo.com, Tukiman mengaku tidak pernah mengenyam bangku pendidikan.

Selain itu ia sehari-hari hanya menggantungkan hidup dari profesi tukang becak dengan pendapatan tidak pasti.

"Tidak pasti, kadang Rp30 ribu, kadang Rp 20 ribu, kadang ya Rp 50 ribu. Tidak pasti," sebut Tukiman.

Baca juga: Tukang Becak di Gresik Meninggal Saat Istirahat Usai Antar Penumpang, Sempat Kejang

Bahkan tak jarang Tukiman juga harus menahan rindu dengan keluarga di rumah demi mengumpulkan uang di Kota Solo sebagai tukang becak.

Terkadang Tukiman harus menahan rindu dengan anak dan istrinya selama tiga pekan demi mengumpulkan uang untuk bisa pulang kampung. 

"Ya tidak pasti, sedapatnya uang. Kalau pulang kampung ya kadang bawa uang Rp 300 ribu, kadang juga Rp 50 ribu. Sedapatnya. Pulang naik bus," pungkas Tukiman.

Kini ia berharap kejadian prank amplop tidak menimpa dirinya lagi atau rekannya sesama tukang becak.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved