Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tampang Praka RM, Paspampres yang Aniaya Imam Masykur Pemuda Aceh hingga Tewas, Kini Diamankan

Inilah tampang Bripka RM, Paspampres yang aniaya pemuda Aceh Imam Masykur hingga tewas.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
ISTIMEWA
Imam Masykur, pemuda Aceh yang tewas usai dianiaya Paspampres 

TRIBUNJATIM.COM - Belakangan video diduga oknum Paspampres menganiaya pemuda Aceh hingga tewas, viral di media sosial (medsos).

Pemuda Aceh tersebut bernama Imam Masykur (25), warga Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.

Sementara itu oknum Paspampres anggota TNI, Praka RM, kini jadi sorotan publik.

Seperti apa tampang Praka RM?

Baca juga: Mencekamnya Momen Pemuda Aceh Disiksa Oknum Paspampres hingga Tewas, Diculik dari Tempat Kerja

Diketahui Imam Masykur meninggal dunia setelah mengalami penyiksaan yang diduga dilakukan oknum anggota Paspampres.

Melansir Serambinews.com, korban meninggal di RSPAD Jakarta Pusat.

Dalam beberapa video yang beredar, salah satunya tampak Imam Masykur yang disiksa oleh pelaku di dalam mobil.

Sementara di video lainnya, tampak seorang laki-laki warga Aceh menerima telepon dari Imam Masykur.

Dalam video tersebut, terdengar suara Imam Masykur yang meminta dikirimkan uang sebesar Rp50 juta.

Dalam percakapan tersebut, juga terdengar bahwa Imam Masykur menyebutkan bahwa ia sedang dipukuli.

"Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang Rp50 juta)," ucap pria yang diduga Imam Masykur, dengan suara yang terdengar terengah-engah.

Lalu pria yang berkomunikasi dengan Imam Masykur ini mengatakan tidak ada uang.

Namun ia akan berusaha untuk mencarinya.

"Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya)," begitu suara yang terdengar di akhir percakapan tersebut.

Dalam video lain, terlihat kondisi tubuh Imam Masykur yang berdarah-darah.

Saat itu terdengar dia berulang kali mengatakan, "Dek, kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang Rp50 juta, abang sudah dipukul). 

Informasi yang diterima Serambinews.com, pada tanggal 12 Agustus 2023, korban Imam Masykur didatangi pelaku lalu dibawa pergi secara paksa.

Setelah itu keluarga menerima telepon dari korban dan saat itu ia menyebutkan sedang dianiaya oleh pelaku yang menjemputnya.

Tak hanya itu, pelaku juga mengirimkan video penyiksaan Imam Masykur kepada keluarganya.

Setelah itu korban tidak lagi bisa dihubungi dan tidak pulang-pulang lagi ke rumah.

Oleh karena itu, keluarga korban bernama Said Sulaiman melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.

Menurut Said Sulaiman, Imam Masykur dibawa paksa di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, 12 Agustus 2023.

Setelah beberapa hari tak ada kabar lagi tentang Imam Masykur, baru pada tanggal 24 Agustus 2023, keluarga korban mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.

Jenazah Imam Masykur diterima oleh Said Syahrizal yang merupakan keluarganya.

Baca juga: Update Kasus Penganiayaan Siswa MTs di Blitar, Nasib Terduga Pelaku Sampai Proses Autopsi

Sementara itu ibunda Imam Masykur, Fauziah, mengatakan bahwa pada 12 Agustus 2023, ia menerima panggilan telepon dari putranya.

Dalam sambungan telepon tersebut, Imam Maskyur meminta uang sebesar Rp50 juta.

Kala itu Imam Maskyur mengatakan, uang tersebut akan diserahkan kepada seseorang yang menculiknya.

"Saya tidak tahu apa masalahya," kata Fauziah, dikutip dari Kompas.com pada Senin (28/8/2023).

Selain mendengar suara sang anak melalui sambungan telepon, Fauziah juga mendengar suara lain dari terduga pelaku.

"Dia bilang, kalau sayang anak, kirim duit Rp50 juta. Saya bilang, iya saya kirim. Jangan dipukul anak saya," katanya.

Bahkan pelaku menyebutkan, jika uang tidak dikirim, maka anaknya akan dibunuh dan mayatnya dibuang ke sungai.

Dirinya pun sudah berusaha mencari uang.

Namun karena karena mengalami kesulitan ekonomi, tidak mudah bagi Fauziah mendapatkan uang Rp50 juta.

Pontang-panting cari uang tebusan, ternyata anaknya sudah tewas.

Terkait hal itu, Fauziah meminta agar polisi segera mengungkap kasusnya.

"Saya berharap diproses sesuai dengan hukum bagaimana dia memperlakukan anak saya," harap Fauziah.

"Sampai anak saya meninggal, saya tidak tahu salah anak saya apa," katanya lirih.

Fauziah mengungkapkan, Imam meninggal saat kondisi perekonomiannya di perantauan mulai membaik.

Belakangan, sepengetahuannya, Imam Masykur membuka kios kosmetik sendiri.

"Empat bulan ini dia buka usaha di daerah Tangerang Selatan. Saya harap ini musibah terakhir untuk anak bangsa ini, cukup saya dan anak saya yang merasakan sakitnya," katanya.

Sosok pemuda Aceh bernama Imam Masykur yang tewas dianiaya usai diculik oknum Paspampres yang merupakan anggota TNI
Sosok pemuda Aceh bernama Imam Masykur yang tewas dianiaya usai diculik oknum Paspampres yang merupakan anggota TNI (via SerambiNews.com)

Anggota Komisi III Asal Aceh, Nazaruddin Dek Gam, mengaku sudah menghubungi Direktur Reserse Kriminal Umum atau Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, untuk mempertanyakan kasus ini. 

"Dari penjelasan Dirreskrimum Polda Metro Jaya, ada dua orang yang diamankan selaku penadah telepon genggam milik korban," kata Nazaruddin Dek Gam, Minggu (27/8/2023), di Banda Aceh.

Kemudian untuk pelaku yang merupakan oknum anggota TNI, kata Dek Gam, Dirkrimum Polda Metro Jaya hanya memberikan informasi kalau hal itu merupakan ranahnya Polisi Militer (POM).

Dek Gam, sapaan Nazaruddin, mengaku akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

Pasalnya kasus tersebut sudah menghilangkan nyawa warga Aceh yang merupakan tanah kelahirannya.

"Saya minta POM (Polisi Militer) untuk memberikan sanksi tegas terhadap oknum yang sudah menghilangkan nyawa warga Aceh."

"Dan untuk sipil saya akan kawal hingga ke kejaksaan," tegas politisi PAN ini.

Dek Gam sendiri enggan menjelaskan kronologi hingga menyebabkan pemuda Aceh tersebut meninggal.

Ia meminta aparat kepolisian dan POM untuk menjelaskan kasus tersebut.

"Saya tidak masuk penyebab hingga dikeroyok, biar aparat kepolisian atau POM yang menjelaskan."

"Yang pasti saya akan mengawal kasus ini hingga tuntas, apapun sebabnya."

"Tidak boleh main hakim sendiri, apalagi menyebabkan orang lain meninggal dunia," tegas Dek Gam.

Baca juga: Motif Penganiaya Siswa MTs Blitar Sampai Tewas Saraf Putus Terjawab? Pihak RS Beber Pemicu Kematian

Update kasus, seorang oknum anggota Paspampres yang diduga terlibat penganiayaan yakni Praka RM, resmi ditahan Pomdam Jaya.

Oknum Paspampres, Praka RM, resmi ditahan Pomdam Jaya setelah diduga menganiaya pemuda asal Bireuen, Aceh, hingga tewas.

Dikutip dari Kompas.com, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Mayjen Rafael Granada mengatakan, anggotanya yang diduga melakukan penganiayaan hingga menewaskan seorang warga asal Aceh sudah diamankan.

Rafael menyebut, terduga pelaku yang inisial Praka RM saat ini sudah ditahan di Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) untuk dilakukan penyelidikan.

"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," ujar Rafael saat dikonfirmasi, Minggu (27/8/2023).

Menurutnya, kasus yang melibatkaan anggotanya itu saat ini sedang ditangani oleh Pomdam Jaya.

Dia memastikan, jika Praka RM terbukti bersalah, pihaknya akan memberi sanksi tegas.

"Pasti akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," tuturnya.

Tampang terduga pelaku Praka RM yang aniaya Imam Masykur
Tampang terduga pelaku Praka RM yang aniaya Imam Masykur (via SerambiNews.com)
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved