Update Kasus Penganiayaan Siswa MTs di Blitar, Nasib Terduga Pelaku Sampai Proses Autopsi

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Hingga kini, Polres Blitar Kota masih menunggu hasil autopsi jasad AJH, siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang diduga meninggal dunia dianiaya teman sekolah.

Polisi melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.

Sedangkan jasad korban sudah diserahkan ke keluarga dan langsung dimakamkan pada Sabtu (26/8/2023).

"Kami sudah melakukan autopsi jasad korban kemarin. Kami masih menunggu hasil resminya," kata Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Punjung Setyo.

Autopsi terhadap korban dilakukan oleh tim kedokteran forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dengan persetujuan kedua orang tua dan keluarga korban.

"Setelah dilakukan autopsi, jasad korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," ujarnya.

Sementara terduga pelaku, kata Iptu Punjung Setyo, sampai sekarang masih menjalani pemeriksaan oleh Unit PPA Polres Blitar Kota.

"Nanti, perkembangan penyelidikan kasus tersebut akan kami sampaikan lagi," katanya.

Baca juga: Terungkap Motif Penganiayaan yang Sebabkan Siswa MTs di Blitar Tewas, Kemenag: Waktunya Singkat

Sebelum meninggal, AJH, siswa kelas 9 MTs di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diduga sempat dianiaya oleh teman sekolahnya, MA, Jumat (25/8/2023).

Korban dipukuli dengan tangan kosong beberapa kali di bagian perut, rahang dan tengkuk atau leher belakang oleh terduga pelaku.

"Waktu itu, korban duduk di samping saya, sedang mengerjakan tugas di kelas. Lalu pelaku datang dan memanggil korban," kata salah satu teman sekelas korban saat di RSU Al Ittihad Blitar, Jumat (25/8/2023).

Selanjutnya, korban menemui terduga pelaku di depan pintu kelas.

Baca juga: Kesaksian Teman Sekelas Siswa MTs di Blitar yang Tewas Usai Dianiaya, Kerjakan Tugas: Salahku Apa

Di depan pintu kelas, terduga pelaku bertanya kepada korban dan langsung memukuli korban.

"Pelaku tanya ke korban 'nyapo kok ita-itu karo aku' (kenapa kok menantang aku) terus (terduga pelaku) langsung memukul korban," ujarnya.