Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hilang 52 Tahun, Jasad Pendaki Gunung Akhirnya Ditemukan saat Gletser Mencair, 1 Tahun Identifikasi

Penemuan jasad pendaki hilang 52 tahun di Pegunungan Alpen, Swiss tengah menjadi sorotan.

SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com
Ilustrasi pendaki gunung. Pendaki gunung asal Inggris ditemukan di gletser pegunungan yang mencair setelah hilang selama 52 tahun. 

TRIBUNJATIM.COM - Penemuan jasad pendaki hilang 52 tahun di Pegunungan Alpen, Swiss tengah menjadi sorotan.

Pendaki gunung asal Inggris tersebut ditemukan di gletser pegunungan yang mencair.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (1/9/2023), hal merupakan terbaru dari serangkaian penemuan jasad pendaki yang telah lama hilang.

Jasad baru terungkap saat gletser Alpen mencair dan surut karena pemanasan global.

"Pendaki tersebut dilaporkan hilang pada Juli 1971, tetapi tim pencari pada saat itu tidak menemukan apa-apa," kata Polisi di wilayah Valais, Swiss barat daya pada Kamis (31/8/2023).

Disebutkan, jasad tersebut baru ditemukan pada 22 Agustus 2022 oleh dua pendaki di gletser Chessjengletscher di dekat Saas-Fee, sebuah desa pegunungan Alpen di Lembah Saas.

Baca juga: Pendaki Gunung Lemongan Lumajang Telpon Ayah Mengeluh Alami Hipotermia: Evakuasi Berlangsung 12 Jam

Butuh waktu satu tahun untuk mengidentifikasi orang tersebut.

Sebab para ahli bekerja dengan cara mereka melalui file kasus pendaki yang hilang.

"Akhirnya, dengan bantuan Interpol Manchester dan polisi di Skotlandia, seorang kerabat ditemukan dan sampel DNA memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi pendaki gunung asal Inggris tersebut," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Pendaki tersebut secara resmi diidentifikasi pada 30 Agustus.

Semakin banyak jasad manusia, beberapa di antaranya adalah pendaki yang hilang selama beberapa dekade, telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan mencairnya gletser di Pegunungan Alpen karena pemanasan global.

Pada akhir Juli, jasad seorang pendaki Jerman yang hilang pada 1986 ditemukan di gletser Swiss.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya (4/6/2022), para peneliti mengkhawatirkan salju di Pegunungan Alpen yang perlahan menghilang.

Citra satelit menunjukkan pegunungan ini berubah warna dari putih salju menjadi dataran tumbuhan hijau.

Baca juga: Sosok Mbah Yuni Pendaki Tertua di Indonesia, Usia 70 Taklukkan Gunung Slamet, Hasil Dagang Nasi

Foto yang diambil pada tanggal 24 Agustus 2023 di atas Gletsch, di Pegunungan Alpen Swiss ini menunjukkan beberapa orang di samping busa isolasi yang menutupi sebagian Gletser Rhone agar tidak mencair. Seorang ahli glasiologi terkemuka di Swiss memperingatkan pada tanggal 16 Agustus 2023 bahwa tahun 2023 terlihat tidak baik untuk gletser di negara tersebut, setahun setelah gletser tersebut mengalami pencairan rekor. Masih ada waktu lebih dari satu bulan lagi untuk musim pencairan. Bagaimana keadaan gletser Swiss saat ini? Tidak bagus! kata profesor glasiologi Matthias Huss, kepala Pemantauan Gletser di Swiss (GLAMOS), di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Foto yang diambil pada tanggal 24 Agustus 2023 di atas Gletsch, di Pegunungan Alpen Swiss ini menunjukkan beberapa orang di samping busa isolasi yang menutupi sebagian Gletser Rhone agar tidak mencair. Seorang ahli glasiologi terkemuka di Swiss memperingatkan pada tanggal 16 Agustus 2023 bahwa tahun 2023 terlihat tidak baik untuk gletser di negara tersebut, setahun setelah gletser tersebut mengalami pencairan rekor. Masih ada waktu lebih dari satu bulan lagi untuk musim pencairan. Bagaimana keadaan gletser Swiss saat ini? Tidak bagus! kata profesor glasiologi Matthias Huss, kepala Pemantauan Gletser di Swiss (GLAMOS), di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. (AFP/FABRICE COFFRINI)

Dilansir dari Gizmodo, Kamis (2/6/2022), pemanasan global diindikasikan menjadi penyebab utama menghijaunya Pegunungan Alpen yang secara perlahan terjadi pengurangan tutupan salju, dan meningkatnya tanaman hijau di sana.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved