Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Mahasiswa Tunanetra Wisuda UGM, Sang Ibu Tak Bisa Tahan Air Matanya: Mewek Terus di Atas

Inilah kisah seorang mahasiswa tunanetra. Mahasiswa itu baru saja wisuda di UGM. Sang ibu tak bisa tahan air matanya.

Editor: Januar
TikTok
Viral sosok mahasiswa tunanetra Alexander Farrel Rasendriyo Haryono (22) lulus cumlaude dari UGM 

TRIBUNJATIM.COM- Inilah kisah seorang mahasiswa tunanetra.

Mahasiswa itu baru saja wisuda di UGM.

Sang ibu tak bisa tahan air matanya.

Kisah haru datang dari seorang mahasiswa bernama Alexander Farrel Rasendriyo Haryono.

Pria yang akrab disapa Farrel ini merupakan mahasiswa tunanetra berprestasi.

Dilansir dari TribunTrends, Farrel lulus dengan IPK mengagumkan dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia menjadi salah satu dari 1.609 sarjana lulusan UGM yang mengikuti wisuda sarjana di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Mahasiswa Wisuda Sendirian Gegara Telat - Kisah Pria Rawat Ibu & Ibu Seorang Diri

Momen itu dibagikan sebuah akun X yang dulunya bernama twitter yang menyematkan foto dan video mahasiswa tersebut menerima ijazah.

“Ikut bangga! Farrel merupakan salah satu dari 1.609 lulusan sarjana UGM yang diwisuda di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (24/8/2023),” tulis akun tersebut.

Farrel mendapat nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,74.

Saat datang ke acara wisuda UGM, ia bersama dengan kedua orang tuanya.

Farrel pun berbagi kisah bagaimana bisa lulus dari FH UGM.

“Senang sekali, bisa selesai tepat waktu, empat tahun,” kata anak sulung dari tiga bersaudara asal Klaten ini, mengutip laman UGM.

Cara Belajar

Farrel bercerita ia tidak mengalami banyak kendala selama mengikuti perkuliahan karena para dosen selalu mengirim soft file saat kuliah daring.

Lalu, saat berlanjut kuliah tatap muka, ia selalu rajin mencatat apa yang disampaikan dosen di depan kelas.

“Kebetulan dosen-dosen selalu membagi materi pembelajaran. Selama kuliah, saya mencatat,” ujarnya.

Saat ujian, kata Farrel, ia ditempatkan dalam ruangan khusus.

Melalui sebuah aplika si khusus, ia bisa mengetahui soal-soal ujian yang ditanyakan, selanjutnya ia mengerjakan jawabannya dengan cara mengetik di laptop.

Dijemput Teman di Gerbang Kampus

Farrel mengaku bersyukur banyak dibantu oleh rekan kuliahnya sehingga tidak kesulitan untuk datang ke kampus.

Biasanya ia dari rumah ia memesan ojek daring untuk berangkat ke kampus.

Bila sudah sampai di pintu gerbang, rekan kuliahnya sudah menunggu untuk mengantarnya masuk ke dalam kelas.

“Sampai kampus janjian sama teman sudah ada yang jemput.

Lalu, saya diantar ke kelas.

Begitu juga janjian dengan dosen, selalu diantar,” kenangnya.

Begitu pun dengan pengerjaan tugas skripsi.

Farrel mengaku melakukan hal yang sama dengan mahasiswa lainnya seperti riset dan wawancara langsung dengan responden.

“Sama dengan mahasiswa yang lain, saya menulis, riset, dan wawancara,” katanya.

Tema skripsi yang dipilih Farrel berkenaan soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.

“Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel sebab secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan nondifabel,” paparnya.

 

Sang Ibu Menangis Haru

Emil Tri R, ibunda Farrel mengaku senang dan bangga anak sulungya berhasil menyandang gelar sarjana.

Terlihat selama prosesi wisuda, ia menangis haru saat melihat Farrel dari kejauhan menerima ijazah.

“Aduh, mewek terus di atas (balkon). Pokoknya bangga. Perjuangannya sungguh luar biasa, semoga sukses terus kedepannya,” katanya.

Terkait sosok sang putra, Emil cerita sejak kecil Farrel termasuk anak yang rajin belajar dan tidak suka mengeluh.

"Ia selalu memiliki tekad kuat untuk memiliki impian yang sama dengan temannya yang normal.

Dari kecil tidak mengeluh. Pokoknya ia selalu ingin sama dengan temannya,” katanya.

Usai menyandang gelar Sarjana Hukum, Farrel mengaku berencana melamar pekerjaan yang sesuai dengan profesinya di bidang hukum.

Apalagi ia memiliki ketertarikan pada hukum pajak.

“Setelah ini, saya mau lamar kerja dulu, mungkin 2-3 tahun lagi mau daftar pendidikan S2,” pungkasnya.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembalikan biaya kuliah untuk wisudawan Roy Inzaqhi Saputra yang meninggal dunia karena sakit sebelum kegiatan wisuda pada Kamis (24/8/2023).

Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd juga mengajak hadirin yang hadir untuk mendoakan almarhum Roy.

“Mari sama-sama menundukan kepala mendoakan almarhum ananda Roy. Mudah-mudahan almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya. Sebagai wujud belangksungkawa UMM pada ananda, maka seluruh biaya yang telah dibayarkan selama menempuh pendidikan di UMM akan kami kembalikan kepada orang tuanya,” kata Fauzan sesaat sebelum menutup prosesi.

Dalam rilis humas UMM, kedua orangtua Roy juga diundang naik ke panggung untuk menerima ijazah.

Almarhum dikenang sebagai mahasiswa berprestasi.

Ia bahkan lulus tanpa skripsi berkat penelitiannya yang mampu menembus jurnal Sinta I.

Sehingga hal ini membuatnya tidak perlu menempuh skripsi karena program ekuivalensi.

Pada 2019, almarhum adalah mahasiswa Program Studi Informatika Fakultas Teknik.

Ia dikenal dengan keramahannya pada semua teman dan ikut organisasi selama kuliah. IPK-nya 3,93. Itu bukan raihan yang mudah bagi kebanyakan mahasiswa jurusan teknik.

Sedang penelitian yang ia lakukan juga berhasil menembus jurnal terindeks. Judulnya Evaluation of the Usability Learning Management System during the Covid-19 Pandemic Using the Scale System”.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved