Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Siswa MTsN Tulungagung Keracunan Massal

Capcin Diyakini Jadi Penyebab Keracunan Massal Siswa MTsN 4 Tulungagung, Sampel Dikirim ke Surabaya

Minuman capcin diyakini jadi penyebab keracunan massal siswa MTsN 4 Tulungagung, sampel dikirim ke Surabaya dan RSUD dr Iskak Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
Alami keracunan massal, lima siswi MTsN 4 Tulungagung di Jalan Bandung-Durenan Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Tulungagung, masih menjalani perawatan di Puskesmas Bandung, Sabtu (16/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Usai menjalani rawat inap di Puskesmas Bandung, Tulungagung, lima siswi MTsN 4 Tulungagung yang menjadi korban keracunan massal sudah diperbolehkan pulang.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung menyimpulkan, pemicu keracunan adalah minuman cappucino cincau yang dijual di depan MTsN yang ada di Jalan Bandung-Durenan Desa Suruhan Lor ini.

Sedangkan minuman Teh Poci yang sempat dicurigai tidak terbukti sebagai pemicu keracunan.

“Seluruh korban ternyata minum cappuccino cincau, bukan Teh Poci. Karena itu sampel yang diuji adalah yang cappuccino cincau,” ungkap Plh Kabid P2P Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani, Senin (18/9/2023).

Sampel telah dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan RSUD dr Iskak Tulungagung.

Desi menerangkan, minuman cappucino cincau (capcin) ini diproduksi warga Bandung dan dikemas dalam gelas plastik dan di-sealer.

Produk ini lalu dimasukkan dalam kotak styrofoam berisi es untuk mengawetkan.

Dinkes menemukan produk ini dijual di seluruh wilayah eks Kawedanan Campurdarat, mulai Kecamatan Campurdarat, Bandung, Besuki dan Pakel.

Selain di MTsN 4 Tulungagung, produk yang sama juga dijual di depan SMPN 1 Bandung.

Baca juga: Kesaksian Siswi MTsN 4 Tulungagung yang Keracunan Massal, Sebut Sesuatu Berwarna Putih dan Agak Asam

Selebihnya produk ini dijual di warung-warung yang tersebar di empat kecamatan itu.

“Karena itu kami melakukan mitigasi ke semua wilayah eks Kawedanan. Hasilnya tidak ada temuan kasus lain,” sambung Desi.

Dari penjelasan pembuat, produk yang tidak laku dimasukkan dalam freezer untuk dijual lagi keesokan harinya.

Di MTsN 4 Tulungagung, ada 8 produk, 7 di antarnya telah terjual.

Baca juga: BREAKING NEWS - 10 Siswa MTsN 4 Tulungagung Keracunan, Berawal dari Haus Usai Olahraga Pagi

Sementara di SMPN 1 Bandung ada 19 gelas, 17 di antaranya terjual.

“Kita tidak bisa memastikan, produk yang lama dan produk yang baru. Karena semuanya bercampur,” tutur Desi.

Pembuat cappucino cincau ini juga membuat produk lain berupa aneka kue.

Khusus produk cappucino cincau ini diminta untuk menghentikan produksi sampai hasil laboratorium keluar.

Sedangkan produk lain seperti kue masih bisa diproduksi dan dipasarkan seperti biasa.

Baca juga: Kuak Penyebab Keracunan Massal Belasan Siswi MTsN 4 Tulungagung, Polisi Ambil Sampel Sisa Minuman

“Kami juga meminta para bidan desa di eks Kawedanan Campurdarat untuk melakukan pemantauan jika kemungkinan ada kasus yang belum diketahui,” pungkas Desi.

Sebelumnya, ada 15 siswa MTsN 4 Tulungagung yang mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi teh dan cappucino cincau.

Mereka membeli minuman itu di depan sekolah selepas olahraga pada Sabtu (15/9/2023) pagi.

Selang 10 menit, mereka mengalami gejala keracunan, seperti mual, pusing dan muntah-muntah.

Dari 15 siswa itu, 5 dinyatakan tidak bergejala, 5 rawat jalan dan 5 siswi menjalani rawat inap.

Baca juga: Puluhan Warga Jombang Diduga Alami Keracunan Massal Usai Konsumsi Makanan Hajatan: Agak Pahit

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved