Berita Viral
Pesan Terakhir Ibu Rela Jualan Demi Anak Lulus, saat Wisuda Anak Nangis: Cemburu Lainnya Punya Ibu
Sungguh haru pesan terakhir ibu rela jualan demi anaknya lulus kuliah, namun ketika sang anak sudah wisuda ibunya telah tiada.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Haru pesan terakhir seorang ibu yang rela jualan dan mengikhlaskan semua perhiasannya terjual demi sang anak.
Seorang ibu rela berjualan gelang dan perhiasan demi anaknya bisa membeli laptop.
Laptop menjadi alat yang sangat penting bagi mahasiswa sekarang.
Apalagi kini untuk bisa lulus dari perguruan tinggi, pengerjaan skripsi atau tugas akhir harus menggunakan laptop.
Sang anak ketika wisuda, berakhir menangis karena ibu justru sudah tiada.
Momen wisuda sangatlah dinantikan oleh para mahasiswa yang telah lulus kuliah.
Begitu juga dengan gadis bernama Nur Ashikin Masiron yang sangat menantikan momen wisudanya ini.
Ia ingin menyambut hari bahagia tersebut bersama ayah dan ibu tercinta.
Di tengah kebahagiaan atas kelulusannya, kesedihan justru menghampiri gadis yang akrab disapa Eqin ini.
Pada bulan Desember 2022 lalu, Eqin wisuda dari kampusnya yakni Universitas Sultan Azlan Shah.
Baca juga: Sebelum Ambil Wudhu, Bocah Tewas Tertimpa Tembok Minta 1 Hal, Ibu Ikhlas Cabut Laporan: Musibah
Sayang, ia hanya merayakan bersama sang ayah tanpa kehadiran ibu.
Hal ini lantaran ibunda Eqin meninggal dunia pada 21 Oktober 2021 lalu karena serangan jantung.
"Saat itu saya foto berdua dengan ayah. Saya melihat banyak wisudawan yang sedang berpelukan dan dicium ayah ibu mereka. Saya langsung merasa cemburu dan menangis karena ibu sudah tidak ada. Saya berusaha menyembunyikan tangis saya," ujar Eqin.
Melihat sang anak menangis, ayah Eqin berusaha membujuknya.
"Ayah yang melihat anaknya ini menangis coba membujuk. Semakin dibujuk, saya semakin terisak karena taklagi bias sembunyikan perasaan," ujar gadis yang lulus Diploma Teknologi Maklumat ini.
Eqin sendiri sempat mengunggah sebuah video di akun TikTok miliknya.
Video tersebut diambil ketika Eqin dan keluarga saling bermaafan di Hari Raya Idul Fitri 2021 lalu.
Ucapan almarhumah ibunda Eqin dalam video tersebut sempat terekam kamera.
"Sambil cium tangan ibu, dia tanya saya 'kapan selesai kuliah? Tahun depan kan? Tak sabar lihat adik lulus nanti'," Eqin kenang ucapan ibu, seperti dikutip Tribun Jatim dari mStar via TribunTrends.com, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Anak Lega Bunuh Ibu karena Cinta Tak Direstui, Dipicu Masalah Hamil Duluan, Tetangga Syok: Penurut
Sebelum meninggal dunia, ibunda Eqin bahkan sempat menelepon dan memberikan wejangannya.
"Sore sebelum ibu meninggal, beliau telepon saya. Beri pesan agar rajin belajar dan jangan tinggalkan salat. Ibu berdoa agar cita-cita saya tercapai dan bisa menjaga ayah dengan baik," kenang Eqin.
Eqin sendiri kala itu merasa aneh dengan ucapan ibunya yang hanya menyebut sang ayah.
"Saat itu saya merasa aneh mengapa ibu hanya menyebut tentang ayah. Tapi sebelum ini, ibu memang selalu memberikan pesan ke saya. Tak disangka, itu menjadi pesan terakhir yang saya terima dan paling bermakna untuk saya," tuturnya.
Baca juga: Punya 6 Anak, Ibu Selalu Pakaikan Baju yang Sama karena Satu Kejadian Tak Terlupakan: Lebih Ramai
Sebagai anak bungsu, Eqin merasa sedih setiap kali teringat ia belum sempat membalas jasa ibu jika sudah bekerja nanti.
"Saya tidak bisa lupa ketika ibu menggadaikan gelang kesayangannya hanya demi membelikan laptop untuk saya. Sangat sedih karena merasa sudah menyusahkannya," kata Eqin.
Eqin sendiri saat sudah bekerja sebagai akuntan sebuah perusahaan konstruksi.
"Ibu tidak sempat merasakan uang gaji saya. Sangat sedih tidak bisa membelikannya berbagai macam barang, sedangkan itu merupakan impian saya sebenarnya. Tapi saya hibur hati sendiri dan berpikir saya masih ada ayah yang bangga dengan pencapaian ini," ujar Eqin.
Gadis asal Johor ini juga menitipkan pesan agar orang-orang lebih menghargai orangtua mereka selagi masih ada.
"Bagi mereka yang pernah merasakan kehilangan, jangan bersedih. Masih ada yang ingin melihat kita sukses dan menyayangi kita. Saya doakan semoga semua yang sudah kehilangan ibu atau ayah lebih kuat menghadapi hari-hari yang mendatang," pungkasnya.
Kisah haru serupa juga terjadi di Malang Jawa Timur.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembalikan biaya kuliah untuk wisudawan Roy Inzaqhi Saputra yang meninggal dunia karena sakit sebelum kegiatan wisuda pada Kamis (24/8/2023).
Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd juga mengajak hadirin yang hadir untuk mendoakan almarhum Roy.
“Mari sama-sama menundukan kepala mendoakan almarhum ananda Roy. Mudah-mudahan almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya. Sebagai wujud belangksungkawa UMM pada ananda, maka seluruh biaya yang telah dibayarkan selama menempuh pendidikan di UMM akan kami kembalikan kepada orang tuanya,” kata Fauzan sesaat sebelum menutup prosesi.
Dalam rilis humas UMM, kedua orangtua Roy juga diundang naik ke panggung untuk menerima ijazah.
Almarhum dikenang sebagai mahasiswa berprestasi.
Ia bahkan lulus tanpa skripsi berkat penelitiannya yang mampu menembus jurnal Sinta I.
Sehingga hal ini membuatnya tidak perlu menempuh skripsi karena program ekuivalensi.
Pada 2019, almarhum adalah mahasiswa Program Studi Informatika Fakultas Teknik.
Baca juga: Wisuda di Usia 56 Tahun, Haji Sukadi Didampingi 3 Istrinya, Ungkap Rahasia Rukun & Punya 18 Anak
Ia dikenal dengan keramahannya pada semua teman dan ikut organisasi selama kuliah. IPK-nya 3,93. Itu bukan raihan yang mudah bagi kebanyakan mahasiswa jurusan teknik.
Sedang penelitian yang ia lakukan juga berhasil menembus jurnal terindeks. Judulnya Evaluation of the Usability Learning Management System during the Covid-19 Pandemic Using the Scale System”.
Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberap waktu lalu.
Acara wisuda siswa dan wisuda SMP Negeri 1 Lamongan diwarnai suasana haru. Seorang siswa, Rabit Aldo Al-Mustaba harus digantikan pamannya saat penerimaan ijazah sebagai tanda lulus di panggung acara, Rabu (14/6/2023).
Disaat ratusan teman seangkatannya bersuka ria diwisuda dengan beragam acaranya. Hanya seorang Aldo yang tidak tak kelihatan.
Yang menggantikan untuk ikut prosesi wisuda purna siswa dan naik panggung adalah pamannya bernama, Purnomo.
Purnomo yang mengenakan baju bergaris lengan pendek dipadu topi di kepalanya ikut antri bak para siswa yang diwisuda.
Saat giliran dipanggil nama Rabit Aldo Al-Mustaba kelas IX C untuk maju ke tampil. Yang muncul Purnomo, dengan berkaca-kaca Purnomo naik tribun menerima ijazah yang diberikan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, Yayuk Setya Rahayu.
Purnomo menyalami satu-persatu dari 4 guru termasuk si kepala sekolah, tanpa bicara sepatah kata apapun.
Ia langsung turun dan menuju pintu keluar di pintu Utara Masjid Nurul Ilmi. Purnomo tidak lagi kembali duduk di kursi undangan.
Tribun Jatim Network yang memburu Purnomo sampai ke lantai dasar Masjid Nurul Ilmi mendapati air matanya menetes tak terbendung.
Ternyata, Aldo dengan Purnomo selama seperti anak dengan orang tua sendiri. Purnomo adalah paman Aldo, dan almarhum kerap ikut dengan Purnomo.
"Kalau panggil saya yah Ayah. Jadi saya ini ayahnya, " ungkap Purnomo, paman Aldo.
Setiap hari libur, Aldo selalu ada di rumah Purno ketimbang di rumah orang tuanya.
"Bapaknya masih syok dan belum sanggup mendatangi acara wisuda hari ini," aku Purnomo.
Purnomo mengaku tadi malam bermimpi, Aldo menemuinya memberi kabar kalau besuk Aldo wisuda.
"Saya mimpi seperti kenyataan," aku Purnomo.
Aldo anak pasangan, Nanang Hadi Purwanto dan Widiana ini diakui anak penurut dan patuh menjalankan ibadah, salatnya tekun dan hampir semua yang diharapkan terkabul.
Terakhir ia mau masuk SMAN Taruna 5 Brawijaya Kediri. Ternyata ia berhasil dan diterima masuk di SMA yang jadi favorit banyak siswa.
Namun belum sampai menempuh pendidikan, dan tinggal berangkat, Aldo ditakdir meninggal karena kecelakaan.
Makanya, Aldo tidak datang di acara wisuda bukan halangan karena sakit, tapi ia telah dipanggil menghadap Allah akibat insiden kecelakaan 25 hari lalu.
Almarhum ditabrak dari belakang oleh pengendara motor saat sedang keluar dari toko modern di jalan Soekarno-Hatta Lamongan.
"Hanya sedikit mengalami luka di kepala bagian belakang. Tapi Aldo akhirnya meninggal," ungkap Purnomo.
Acara wisuda purna siswa yang digelar di pelataran sekolah pagi diwarnai suasana yang berbeda, penuh haru saat para wali murid undangan dan siswa kelas IX mendengar giliran nama Aldo dipanggil, tapi yang muncul Purnomo, pamannya.
Bagaimana menurut wali kelas IX C, Sri Merdekawati yang selama setahun mengenal kepribadian Aldo."Anaknya pendiam dan tergolong anak pandai. Makanya diterima di SMA Negeri Taruna di Kediri," kata Sri Merdekawati.
Menurutnya, Aldo adalah siswa yang tidak pernah membuat masalah. Ia penurut, tekun ibadah dan pertemanannya juga bagus.
Dengan tetap dibayang-bayangi kenangan Aldo semasa menjadi siswa SMP Negeri 1 Lamongan, sebagai pelajar yang patuh dan pandai. Acara wisuda di SMP negeri 1 Lamongan menjadi kenangan yang buat haru.
Semua mendoakan Aldo semoga mendapatkan surganya Allah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Pesan Terakhir
ibu rela berjualan gelang
Laptop
lulus dari perguruan tinggi
Universitas Sultan Azlan Shah
Nur Ashikin Masiron
ibunda Eqin
berita viral
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Malaysia
Rp25 Juta Dana Bantuan Operasional Sudah Cair, Tapi Ketua RT Malah Mumet |
![]() |
---|
Sosok Kolonel CHK Fredy Ferdian, Hakim Vonis Mati Kopda Bazarsah yang Tembak 3 Polisi di Lampung |
![]() |
---|
Alasan Dahlan Tiap Hari Bersihkan Jalan Tanpa Dibayar, Pernah Tak Bisa Jalan Normal |
![]() |
---|
Sosok 5 Jurnalis Al Jazeera Dibunuh Israel saat Berada di Tenda Pers Gaza, MUI Mengecam Keras |
![]() |
---|
Anyndha Tri Rahmawati, Anak Penjual Soto Diterima Kuliah di UGM karena Buat Pembasmi Rayap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.