Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulu Usia 13 Bergelar Doktor, Saat Dewasa Malah Nganggur, Orangtua Nyesal Kini Anak Masih Minta Uang

Dulunya usia 13 tahun sudah jadi sarjana, ternyata ketika dewasa seorang anak dijuluki 'ajaib' kini malah jadi pengangguran.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Serambinews.com
Bocah 13 tahun dulu jadi sorotan karena sudah bergelar doktor, ternyata ketika sudah dewasa karirnya jeblok. 

TRIBUNJATIM.COM - Dulu 13 tahun sudah jadi seorang sarjana, ketika sudah dewasa malah menganggur.

Tak mendapatkan pekerjaan, bahkan banyak orang meragukan tesisnya yang diakui sudah dikerjakan.

Orang tua anak yang dikenal 'ajaib' itu menyatakan penyesalan mereka pernah membanggakan anak mereka itu.

Usia 13 tahun kebanyakan anak masih sibuk bermain dan menghabiskan masa remaja.

Ternyata, anak satu ini malahan sudah bisa lulus sarjana hingga mendapat gelar ke jenjang pendidikan S3.

Tetapi, nyatanya prestasinya di masa lalu itu tidak menjamin karir yang baik.

Contoh yang nyata terlihat ada pada kasus ini.

Pria ini telah meraih gelar sarjana pada usia yang sangat muda, tepatnya 13 tahun hingga mendapat julukan anak ajaib.

Namun kini, setelah dewasa, ia menghadapi masa pengangguran dan hanya bisa mengandalkan uang kiriman dari orangtuanya.

Anak ajaib itu diketahui bernama Zhang Xinyang, asal Tiongkok.

Baca juga: 12 Arti Mimpi Berkelahi yang Tak Selalu Buruk, Bertengkar dengan Orang Tua Disebut Kedatangan Rezeki

Melansir Jiwpai News seperti dikutip Tribun Jatim dari Serambinews pada Jumat (22/9/2023), Kecerdasan pria bernama Zhang Xinyang mulai mencuri perhatian publik ketika ia masih berusia 10 tahun.

Zhang Xinyang kini sudah berusia 28 tahun, hidup pas-pasan tanpa pekerjaan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Zhang Xinyang hanya mengandalkan uang kiriman dari kedua orangtuanya.

Kehidupan yang dijalani Zhang Xinyang itu berbanding terbalik dengan masa lalunya.

Pria yang dulu 13 tahun sudah bergelar S3, ternyata sekarang malah jadi pengangguran
Pria yang dulu 13 tahun sudah bergelar S3, ternyata sekarang malah jadi pengangguran (Grid.ID)

Dulu Zhang Xinyang adalah anak yang amat terkenal di Tiongkok karena punya otak sangat cerdas.

Kecerdasan Zhang Xinyang mulai diketahui banyak orang sejak usianya 10 tahun.

Ketika itu, Zhang Xinyang menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam matematika.

Ia berhasil meraih beberapa medali emas di kompetisi matematika internasional.

Baca juga: Ulang Tahun ke-13, Make Over Gelar Kompetisi MUA Hunt 2023 Dukung Para Makeup Artist Terus Berkarya

Di usianya yang baru 10 tahun, Zhang Xinyang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan berhasil lolos.

Dia kemudian berkuliah di Sekolah Tinggi Teknik Tianjin dan menjadi mahasiswa termuda di Tiongkok.

Di usia 13 tahun, Zhang Xinyang sudah berhasil diwisuda sebagai lulusan teknik.

Ia langsung melanjutkan studingnya sebagai mahasiswa pascasarjana termuda di Tiongkok.

Kemudian pada 2011 ketika ia berusia 16 tahun, Zhang Xinyang memasuki program doktoral matemarika terapan di Universitas Beihang.

Lagi-lagi ia menjadi mahasiswa doktoral termuda di Tiongkok.

Baca juga: Hotman Paris Minta Panglima TNI Temui Orang Tua Imam Masykur, Puspen TNI Ungkap Perbedaan Fungsi

Namun untuk program doktoralnya ini, Zhang Xinyang menghabiskan banyak waktu untuk lulus.

Ia baru bisa menyelesaikan gelar Ph.D-nya pada tahun 2019.

Di titik inilah kehidupan Zhang Xinyang mulai mengalami kemunduran.

Meski sudah dinyatakan wisuda, namun banyak orang cuirga lantaran tidak bisa menemukan tesis yang ia buat.

Setelah mendapatkan gelar doktor, Zhang Xinyang sempat bekerja sebagai guru paruh waktu di Universitas Ningxia.

Ilustrasi belajar dari rumah buat siswa SMA di TVRI
Ilustrasi belajar dari rumah buat siswa SMA di TVRI (fotokita.grid.id)

Namun ia mengundurkan diri pada Agustus 2021.

Selama bekerja sebagai guru, Zhang Xinyang mengumpulkan uang sebesar 50 ribu yuan atau sekitar Rp 105 juta.

Zhang Xinyang sempat pula terlibat dalam proyek pendidikan dengan beberapa temannya meski hasil proyek itu tak terlalu menggembirakan.

Kini lantaran proyeknya gagal, Zhang Xinyang tak lagi punya pekerjaan dan hidup sebagai pengangguran.

Meski begitu, Zhang Xinyang masih santai saja lantaran sokongan uang dari orangtuanya.

"Setiap beberapa bulan orangtua saya mengirim 10 ribu yuan (sekitar Rp 20 juta).

Jadi rasanya tidak apa-apa jika saya tidak punya gaji tetap," ungkap Zhang Xinyang.

Baca juga: Nasib Bocah Jualan Peyek, Orang Tua Cerai dan Nenek Meninggal, Putus Sekolah Cari Uang untuk Makan

Orangtua Zhang Xinyang sebenarnya kurang setuju dengan sikap putra mereka.

Tentu saja mereka ingin anaknya lebih rajin bekerja dan segera punya kemandirian finansial.

Namun Zhang Xinyang sendiri nampak tak terlalu peduli dengan hal itu.

Pemuda yang dulu dijuluki sebagai 'anak ajaib' itu kini hidup serba pas-pasan.

Zhang Xinyang juga hanya mampu mengandalkan uang kiriman dari orangtuanya untuk bertahan hidup.

Perilaku orang tua lain kepada guru anak karena pekerjaan rumah dari sekolah pernah menjadi viral.

Baca juga: Jawaban Santai Guru SMK di NTT soal Alasan Celupkan Tangan Siswa ke Air Panas: Tuntutan Orang Tua

Dikutip TribunJatim.com dari TribunStyle, wanita berusia 32 tahun ini tak segan berbagi kisahnya di jejaring sosial tentang PR putrinya.

Ibu Truong berkata bahwa pada tanggal 21 April, setelah menjemput putrinya dari sekolah, dia secara tidak sengaja menemukan gambar di tas putrinya dengan judul "Gambar logo mobil saya" .

Di bawah guru mencantumkan model logo mobil dan anak-anak melihat ke atas untuk menggambar logo mobil keluarga yang sudah dikenal. 

Tugas juga meminta orang tua untuk mengajari anak mereka mengenali logo produsen mobil untuk membantu mereka membedakan jenis perusahaan mobil.

Setelah membaca PR putrinya, Ms. Truong berkonsultasi dalam kelompok kelas juga mendapat informasi serupa dari orang tua lainnya tentang hal ini.

Dia dengan marah bertanya kepada guru, dan menerima jawaban "hanya ingin orang tua mengantar mereka ke sekolah dengan transportasi untuk memastikan keselamatan anak-anak mereka".

Sekolah meminta muridnya untuk menggambarkan logo mobil orang tua mereka.
Jawaban dari wali kelas dengan cepat mendapat reaksi keras dari komunitas online.

Netizen Tiongkok secara bersamaan memprotes latihan "tidak masuk akal" dari guru taman kanak-kanak tersebut, dengan mengatakan bahwa itu sebenarnya adalah survei tentang kondisi ekonomi dan keadaan keluarga para siswa.

Hal ini bisa dijadikan cara untuk memutuskan memperlakukan setiap anak di kelas seperti apa.

"Anak-anak mungkin tidak tahu apa-apa, tapi tindakan guru dan sekolah tidak bisa diabaikan oleh orang tua ," tulis salah satu pengguna media sosial.

Baca juga: Soal Ujian Terlalu Kontroversi Sulit Dijawab, Profesor Dipecat Sampai Berujung Penyelidikan Khusus

Banyak orang tua berpikir bahwa ini sebenarnya survei tentang keadaan ekonomi dan keluarga siswa di kelas.

“Kenapa bisa dikatakan ini untuk menjamin keselamatan siswa, mungkinkah orang tua yang mengendarai mobil 500.000 yuan akan lebih aman daripada mobil 50.000 yuan, mengendarai mobil lebih aman daripada mengendarai sepeda… belum ...Memberitahu keluarga yang tidak punya mobil, bagaimana anak-anak mereka menghadapi pekerjaan rumah ini?" bantah netizen China.

“Guru memberikan latihan seperti ini, tanpa sengaja membuat anak membandingkan dan memiliki harga diri yang rendah, mengapa tidak mengajarkan anak untuk mengetahui dengan berusaha, daripada melihat hal-hal materi untuk memutuskan sikap seperti ini. Perlakuan guru terhadap setiap anak setelah mengetahui situasi keluarga akan membentuk kepribadian anak yang mirip" , orang lain menganalisis.

Nyatanya, "survei pekerjaan rumah" mobil apa yang kamu bawa ke sekolah "terjadi tidak hanya di taman kanak-kanak di Shenzhen tetapi juga di banyak taman kanak-kanak lain di China.

Baca juga: Soal Ujian Sekolah Bocor, 48 Siswa di SMP Jember Terpaksa Mengulang, Kunci Jawaban Ada di Ponsel

Melalui cerita PR "menggambar logo mobil keluarga", banyak orang dikejutkan oleh sisi negatif dari pendidikan, ketika banyak guru mementingkan penyakit prestasi, mencermati keadaan keluarga siswa untuk memperlakukan setiap anak secara berbeda.

Mobil apa yang dinaiki siswa dan apa yang diam di rumah tiba-tiba menjadi perhatian banyak guru China.

Setiap hari menjelajahi jejaring sosial, ada banyak berita negatif tentang industri pendidikan, dengan nilai sekolah tinggi yang mencetak skor prestasi, menekan orangtua untuk tidak membiarkan siswa yang lemah lulus ujian ke kelas 10. karena takut mempengaruhi hasil keseluruhan dari ujian kelas.

Belum lagi cerita seperti menerima uang untuk nilai, guru menerima amplop, siswa yang pergi ke rumahnya les akan lebih dibimbing daripada mereka yang tidak belajar dengannya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved