Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Sampang

Sampang Kekurangan Guru SLB, Hanya Ada 11 Tenaga Pengajar, Minimnya Minat Pemuda Jadi Pemicu

Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) wilayah Kabupaten Sampang, Madura beberkan pemicu minimnya tenaga guru SLB di Kota Bahari

Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
Guru SLB Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura saat proses belajar mengajar. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) wilayah Kabupaten Sampang, Madura beberkan pemicu minimnya tenaga guru SLB di Kota Bahari, Senin (2/10/2023).

Kasi SMA dan PK-PLK Cabdin Pendidikan Jatim wilayah Sampang, Mas'udi Hadiwijaya mengaku jumlah tenaga guru SLB di Sampang sangatlah minim.

Berdasarkan data di Cabdin Pendidikan Jatim wilayah Sampang, hanya ada 11 guru di lembaga SLB Kecamatan Sampang. Sedangkan idealnya 36 guru sehingga mengalami kekurangan 25 guru.

"Belum lagi di SLB Kecamatan Banyuates, Sampang yang juga mengalami kekurangan guru," ujarnya.

"Kepala sekolahnya saja masih kurang, mengingat SLB di Banyuates berstatus Palsana Tugas (Plt) karena masih belum ada yang memenuhi syarat untuk dijadikan Kepsek," imbuhnya. 

Baca juga: Terpaksa Masuk SLB karena Dibully, Nasib Siswa SD di Salatiga Kini Berubah: Senyum Bahagia

Menurutnya, kurangnya tenaga guru disebabkan jumlah lulusan guru SLB di Sampang sangat kecil.

"Memang minat pemuda untuk mengambil jurusan guru SLB di jenjang universitas minim," terangnya.

Pihaknya tidak mengetahui secara pasti alasan pemuda di Sampang enggan memilih jurusan guru SLB. Yang jelas menjadi seorang guru untuk siswa berkebutuhan khusus sangat spesial.

Baca juga: SLB di Banyuwangi Dibobol Maling saat Malam 1 Suro, Dua Laptop Amblas, Besi Teralis Jadi Petunjuk

"Tidak mudah dan tidaklah sulit menjadi seorang guru SLB. Semua guru sama tapi menjadi guru SLB sungguh istimewa karena mengajar anak yang juga istimewa," terangnya.

Di samping itu, meski di wilayah kerjanya mengalami kekurangan guru, proses belajar mengajar tetap optimal karena semua guru ditekankan untuk saling berkoordinasi mengisi satu sama lain.

"Untuk mengisi kekurangan guru, kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat, agar dapat menambah kuota penerimaan guru dalam kesempatan seleksi CPNS maupun PPPK," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved