Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mahasiswa Diamuk Usai Buang Penutup Tulisan Parkir Gratis, Jukir Minimarket Panggil Temannya: Ayolah

Mahasiswa itu menyadari ada penutup di tulisan 'parkir gratis' hingga akhirnya ia membuang penutup itu. Namun aksinya justru mendapatkan respon buruk

Editor: Torik Aqua
Tangkapan layar TikTok
Seorang mahasiswa buang penutup tulisan parkir gratis di Purwokerto, malah diamuk jukir minimarket 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi mahasiswa buang penutup tulisan parkir gratis di minimarket hingga diamuk juru parkir (jukir).

Mahasiswa itu merekam situasi setelah dirinya membuang penutup itu.

Mahasiswa itu menyadari ada penutup di tulisan 'parkir gratis' hingga akhirnya ia membuang penutup itu.

Namun aksinya justru mendapatkan respon tak menyenangkan dari jukir minimarket.

Hingga akhirnya video 27 detik itu menampilkan rekaman seorang juru parkir tengah menyebrang jalan untuk memanggil teman-temannya itu viral.

Baca juga: Awasi Pembangunan Parkir Bertingkat Stadion Gajayana, Kejari dan Dishub Kota Malang Gelar Rakor

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Juru parkir tersebut ternyata tak terima ditegur seorang mahasiswa yang mencopot penutup tulisan 'parkir gratis'.

Pria yang disebutkan dalam keterangan unggahannya di Twitter @sosmedkeras adalah seorang mahasiswa.

Mahasiswa tersebut mencabut penghalang yang menutupi tulisan 'parkir gratis' di minimarket.

Karena tidak terima ditegur mahasiswa, juru parkir itupun akan memanggil temannya.

Bukannya kabur, namun mahasiswa itu merasa tertantang.

Bahkan, ia merekam dan menjelaskan situsai yang terjadi padanya.

Menurutnya, lokasi minimarket tersebut berada di kawasan Sutoyo, Purwokerto, Jawa Tengah.

Saat itu, ia juga menceritakan kronologinya.

Ia juga membuang penghalang tulisan 'parkir gratis' itu ke tempat sampah.

Maka dari itu, juru parkir minimarket langsung ngamuk tak terima.

Dalam tayangannya mahasiswa itu menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya di lokasi.

"Jadi gua ribut nih sama tukang parkir di Indomaret Sutoyo di Purwokerto lah.

Itu tadi plang ditutup, gua buang kesono ini orang gak terima.Tukang parkir marah penutup tulisan 'parkir gratis dicopot'

Baca juga: Sidang Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Penasihat Hukum Samanhudi: Jaksa Kebanyakan Teori

Maksudnya kan ada peraturannya, kalo misalkan gak resmi dari pemerintah ya gimana ya.

Orang manggil temennya dia, ayolah, 10 juga jadi."

Kejadian inipun menjadi banyak perbincangan di media sosial.

Bahkan, netizen ada yang curhat dengan pengalamannya sama seperti video tersebut.

Berikut komentar netizen

@papaojol : Sign udah jelas, berarti pungli.
Giliran engga ngasih dan cuma bilang terima kasih pasti ngedumel, dapet duit pake buat mabok atau judi online, nanti balik kerumah bilang ke bini “kagak dapet duit hari ini”.
Engga semua, tapi biasanya begitu.

@BangPino__ : Sebelnya itu saat kita dtg ga nongol bantu parkir atau mengarahkan kek. Tp giliran mau jalan, tiba2 prit... Entah dari mana dtgnya... Bukan krn tdk mau ngasih tp kdg g ada kontribusi sama sekali tp nagih duitnya kayak preman.

@dea_ordinals : Udah jelas2 lahan parkir punya Indomaret dan gratis dia malah pungli

@ridanman : harusnya tulisan parkir gratis nya gede banget dan di gantung depan toko jadi gk bisa di halangin

@itsufika : Meresahkan banget, mending ngadu ke pihak indomart

'Duduk Dapat Uang' Curhat Juru Parkir di Bekasi, Sedih Keberadaannya Dibenci Masyarakat: Saya Pendam

Seorang juru parkir curhat saat mengetahui profesinya banyak dibenci orang.

Dia mengakui jika pekerjaannya itu memang mudah, tapi dia berpendapat jika profesi juru parkir adalah hal mulai sebab bisa mencegah aksi kejahatan terjadi.

Selama ini profesi juru parkir memang dibenci masyarakat luas.

Setidaknya hal itu yang dirasakan oleh seorang warga yakni Aldo Simanjuntak (26). 

Aldo menilai, jukir lebih banyak menganggu ketimbang membantu.

Salah satu hal yang menganggu adalah ketika ia sudah membayar namun tidak tahu ke mana uangnya akan pergi.

"Kita enggak tahu ya itu retribusi buat apa, masuk ke siapa. 

Pihak minimarket atau tempat apa pun itu, mereka sudah bayar retribusi soal parkir segala macam, jadinya buat apa lagi mereka minta-minta duit begitu," keluh Aldo kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Contoh lain yang kerap membuatnya sebal adalah tidak adanya kejelasan biaya berapa biaya parkir.

Tak jarang ia menemui jukir-jukir yang menolak ketika diberikan uang Rp 2.000.

"Pernah dikasih uang Rp 5.000 itu yang dikembalikan malah Rp 2.000, tapi waktu dikasih Rp 1.000, mereka ya enggak nolak juga," jelas Aldo.

"Itu di minimarket. Nah kalau di tempat nongkrong, anggap lah lagi di coffee shop, itu sekarang dikasih Rp 2.000 banyak yang nolak. 

Mereka maunya Rp 3.000 atau Rp 5.000, padahal tempat nongkrongnya juga enggak gede-gede banget," imbuh dia.

 


Respon Juru parkir

Kiman (42), salah seorang jukir di salah satu minimarket di Jalan Ki Mangunsangkoro, Bekasi Timur, Kota Bekasi, mengakui bahwa pekerjaannya memang banyak dibenci. 

Tanpa diberi tahu pun, ia sudah paham betul bahwa keberadaannya tidak disukai.

"Tahu (dibenci orang). Ya namanya juga orang, yang sinis mah memang sinis," jelas Kiman dikutip TribunTrends.com dari Kompas.com, Kamis, (21/9/2023).

Kiman (42) juru parkir di salah satu minimarket Indomaret yang terletak di Jalan Ki Mangunsangkoro, Bekasi Timur, saat ditemui, Selasa (19/9/2023).

Kebencian itu muncul karena apa yang dilakukan Kiman terlihat mudah.

Dia hanya perlu duduk dan menunggu pelanggan datang.

Tak lama kemudian, pelanggan itu keluar.

Dia lalu berdiri, mengatur sedikit kendaraan pelanggan dan uang Rp 2.000 tiba-tiba masuk kantong Kiman.

Nominal uang bahkan akan sedikit lebih besar ketika ia mengatur mobil yang parkir dan keluar.

Menganggap dirinya sebagai pencegah kejahatan

Pekerjaan itu memang mudah, tapi bagi Kiman, semua tidak sederhana.

Dia berpendapat, menjadi juru parkir adalah untuk mencegah aksi kejahatan terjadi.

Ia berupaya menjaga kendaraan dan barang-barang milik pelanggan minimarket agar tak dicuri. 

Sebab, banyak kejadian motor pelanggan minimarket dicuri karena tak ada jukir.

"Misalnya, amit-amit ada yang hilang, kan saya juga pasti yang dicari. 

Saya yang ditanyain soal itu. Enggak cuma duduk-duduk pokoknya," tutur Kiman.

Meski demikian, Kiman tetap memaklumi kekesalan masyarakat atas keberadaan jukir.

Sebab, menurut dia, masyarakat tidak memahami bagaimana pekerjaan menjaga kendaraan dan barang-barang pelanggan.

"Ya bagaimana ya, namanya orang juga enggak merasakan. 

Seandainya ada di posisi seperti saya, pasti juga rasain hal yang sama kayak saya," jelas Kiman.

Meski banyak dibenci masyarakat, namun pria yang sudah lima tahun menjadi tukang parkir itu tak mau ambil pusing dengan hal tersebut.

Kiman memilih untuk terus bekerja dibanding memikirkan hal-hal yang ia anggap tidak perlu.

"Ambil positifnya saja saya mah. Enggak ada masalah, tanggung jawab saja," ujar dia.

Kiman pun tidak sendiri.

Jukir liar lainnya yakni Farel (17), turut mengetahui bagaimana kesalnya masyarakat terhadap keberadaan jukir liar.

Namun, ia tidak terlalu pusing menanggapi hal tersebut.

Dirinya juga tidak bermasalah jika ada seseorang yang tidak membayar parkir kepadanya.

"Tahu iya (dibenci warga). Tapi ya sudah, diam saja. Maklumi saja," ucap Farel singkat. (Tribun Bogor)

Tribun Bogor

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved