Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Kakek Penjual Cimin setelah 34 Siswa Keracunan dan 1 Tewas, Anak Sebut Baru Jualan: Saya Makan

Kasus cimin berujung maut di Bandung kini tengah menjadi sorotan. Sebanyak 34 siswa SDN Jati 3 keracunan dan satu di antaranya meninggal dunia.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJABAR/Hilman Kamaludin - YouTube Dapur Resto
Nasib Kakek Penjual Cimin setelah 34 Siswa Keracunan dan 1 Tewas, Anak Sebut Baru Jualan: Saya Makan 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus cimin berujung maut di Bandung kini tengah menjadi sorotan.

Sebanyak 34 siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat keracunan massal setelah mengonsumsi makanan cimin atau aci mini di sekolahnya pada Selasa (26/9/2023).

Puluhan siswa itu hingga Kamis (28/9/2023), mayoritas masih mendapat perawatan di Puskesmas Saguling karena mereka masih mengeluhkan gejala seperti diare, muntah, dan demam, sehingga harus mendapat penanganan medis.

Satu dari 43 siswa itu pun meninggal dunia pada Rabu (27/9/2023) malam.

Siswa itu bernama Rula Nurun Nazmah (9) warga Kampung Palapadan, RT 1/11, Desa Saguling.

Polisi pun menyelidiki kasus ini.

Kakek yang jualan cimin itu berinisial TA (74).

Miati (43), anak TA mengatakan, mereka mengaku tak menyangka makanan cimin tersebut bisa membawa petaka.

"Awalnya jualan (aromanis) baru dua minggu, kalau bikin dan jualan cimin baru kemarin hari Selasa," ujar Miati di Saguling, Jumat (29/9/2023).

Semua bahan untuk membuat cimin yang dijual ayahnya itu, kata Miati, dibeli dari warung. Kemudian bahan baku makanan tersebut diolah di rumahnya.

"Jadi bikin dulu (cimin di rumah), terus ketika sudah dingin dimasukin ke dalam kulkas, kemudian pagi-pagi dijual," ujarnya, dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.

Baca juga: Makan Cimin Berujung Maut, Siswa SD di Bandung Tewas Keracunan, Ibu Ratapi Anak: Ikhlas Sudah Takdir

Sebelum peristiwa keracunan itu, kata Miati, ayahnya membuat cimin dengan terigu sebanyak 1 kilogram, lalu ketika sudah habis ditambah lagi setengah kilogram sehingga pada hari itu total menghabiskan 1,5 kilogram terigu.

Ia mengatakan, pada Selasa (26/9) pagi ayahnya menjajakan cimin tersebut di MI Cibanteng, kemudian saat siang harinya atau waktu istirahat pindah jualan ke SDN Jati 3.

Namun, tak disangka, cimin yang dijual ayahnya hari itu diduga membuat 34 murid SDN Jati 3 keracunan. Bahkan seorang di antaranya sampai meninggal.

"Sebab, sebelumnya enggak ada apa-apa, bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah. Saya juga habis bikin dan makan juga," katanya.

Baca juga: Capcin Diyakini Jadi Penyebab Keracunan Massal Siswa MTsN 4 Tulungagung, Sampel Dikirim ke Surabaya

Menyusul kejadian tersebut, petugas kesehatan dari Puskesmas Saguling pun mengambil tujuh sampel bahan baku cimin tersebut untuk dilakukan uji laboratorium di Labkesda Jabar.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, mengatakan, sampel yang diambil untuk diuji laboratorium itu yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka.

"Termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," ujar Burhan.

Burhan mengaku belum bisa memastikan apakan cimin tersebut yang memicu terjadinya keracunan. "Hasil lab-nya belum keluar."

Polisi pun telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap TA.

Polisi juga sudah mengambil sampel cimin itu, meminta keterangan sejumlah korban, dan memeriksa TA yang menjual cimin di SDN Jati 3 tersebut.

"Penjual (cimin) sudah kami pulangkan, tapi dia wajib lapor sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel dari Labkesda keluar," ujar Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara, saat dihubungi, Sabtu (30/9/2023).

Hanya saja, pihaknya belum bisa menjelaskan secara terperinci hasil pemeriksaan dari pedagang cimin tersebut karena untuk memastikan penyebab pasti keracunan itu harus menunggu hasil uji laboratorium sampel ciminnya keluar.

Baca juga: Akhir Kasus Keracunan Massal di Jombang, Berawal dari Acara Hajatan, Kades: Warga Saling Memaafkan

Ia mengatakan, pemeriksaan sampel makanan tersebut sudah dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya atau tidak di dalam cimin yang dijajakan pedagang berinisial TA tersebut.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan KBB dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel cimin itu keluar," katanya.

Dari hasil pemeriksaan sejumlah korban, kata Luthfi, diketahui mereka mengakui merasakan gejala setelah mengonsumsi cimin yang dibeli dari sekolahnya, lalu mereka melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Saguling.

"Dari pemeriksaan korban, mereka membenarkan sempat mengonsumsi jajanan berupa cimin yang dibeli di depan sekolah atau tempat mereka mengadakan kegiatan," ucap Luthfi.

Cerita Keluarga Siswa yang Meninggal

Sementara itu, suasana duka menyelimuti kediaman siswa SDN Jati 3, Rula Nurun Nazmah.

Bocah kelas 3 SD tersebut meninggal dunia akibat keracunan cimin di sekolahnya.

Kondisi Rula diperparah dengan penyakit penyerta yang dideritanya yakni Thalassemia atau kelainan darah.

Ibu korban, Komariah (36) mengatakan, setelah anaknya mengonsumsi cimin tersebut, dia langsung pusing, mual, muntah, dan diare hingga akhirnya Rula pun merasa lemas hingga tak sadarkan diri.

"Terus dibawa ke bidan, tapi bidannya enggak sanggup karena denyut nadinya sudah lemah, kata gitu, terus dibawa ke Rumah Sakit Dustira," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (28/9/2023), melansir dari TribunJabar.

Baca juga: Gegara Makan Daging Bangkai Anjing, 11 Orang Diare & Keracunan, 1 Korbannya Masih SD Meninggal

Di rumah sakit tersebut, Rula langsung ditangani dan sempat mendapat perawatan medis, namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia pada pukul 23.30 WIB.

"Di Rumah Sakit Dustira ditangani, cuma mungkin itu sudah takdirnya si dede ya. Ditangani dari jam 10 malam lalu dia pulangnya (meninggal) jam setengah 12," kata Komariah.

Sebelum merasakan gejala tersebut, kata dia, Rula sempat bercerita sudah mengonsumsi cimin di sekolah, namun Komariah belum bisa memastikan penyebab anak kesayangannya itu.

"Kalau penyebabnya gak tahu karena keracunan atau apa, tapi saat si dede ditanya, katanya habis jajan itu cimin," ucapnya.

Saat ini Komariah dan suaminya Iwan (37) sudah ikhlas atas kepergian anaknya itu dan pihaknya memastikan tidak akan melanjutkan kasus keracunan tersebut ke ranah hukum.

"Ikhlas saja dan enggak akan membawa kasus ini ke ranah hukum, saya ikhlas karena ini sudah takdir mau bagaimana lagi, cuma sekarang tinggal sabarnya saja," ujar Komariah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved