Berita Viral
SOSOK AH Nasution, Jenderal Besar TNI yang Selamat dari G30S/PKI, Pernah Jadi Guru di Bengkulu
Inilah sosok AH Nasution yang selamat dari sasaran penculikan dalam peristiwa G30S/PKI. Abdul Haris Nasution ternyata pernah jadi guru di Bengkulu.
Ayahnya merupakan pedagang dan guru pesantren, sementara sang kakek adalah guru silat yang dihormati di kampungnya.
Nilai akademik Nasution juga menonjol kala itu.
Nasution kecil kala itu berhasil diterima di sekolah dasar unggulan yang didirikan Belanda, Hollandse Inlandse School (HIS).
Naik ke jenjang sekolah menengah, ia melanjutkan ke Holandsche Indische Kweekschool (HIK) di Bandung.
Kala itu, ia bertemu dengan Van der Werf, guru Belanda yan gjuga pemimpin partai Katolik di Bandung.
Sejak itulah ia tertarik dengan dunia politik dan militer.
Usai lulus dari HIK, ia pergi ke Algemeene Middlebare School (AMS).
Ia berhasil lulus ujian AMS B di Jakarta dan diterima menjadi guru di daerah Bengkulu.

Di situ ia bertemu dengan Soekarno. Setelah berkali-kali bertukar sapa, Soekarno menyarankan Nasution untuk bergabung dengan organisasi pemuda bernama Indonesia Muda.
Namun, tidak lama kemudian ia dipindahkan ke Palembang, Sumatera Selatan untuk menjadi kepala sekolah.
Kendati demikian, AH Nasution masih menyimpan mimpinya untuk bergabung di militer.
Ia lantas memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai guru dan lanjut menempuh pendidikan militer di Jawa, tepatnya di Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO).
Prestasi Nasution di militer terbilang gemilang. Beberapa bulan sejak masuk CORO, Nastuion diangkat menjadi kopral dan naik pangkat ke sersan usai tiga bulang berselang.
Karier AH Nasution di militer semakin naik seiring berjalannya waktu. Belum setahun setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada Maret 1946 AH Nasution diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan.
Tak lama kemudian, ia kembali diangkat sebagai Panglima Regional Divisi Siliwangi yang bertugas di Provinsi Jawa Barat. Selama menjabat ia banyak terlibat dengan peristiwa perang pasca-kemerdekaan.
AH Nasution melepas masa lajangnya satu tahun kemudian. Ia bertemu dengan Johana Sunarti, seorang mahasiswi Universitas Gajah Mada (UGM). Ia merupakan putri dari R.P. Gondokusumo, seorang tokoh pergerakan sekaligus petinggi Sarekat Islam.
Ia merupakan tokoh yang disegani kala itu, termasuk oleh Belanda dan dijuluki sebagai 'Jago Tua'. Pernikahan antara Sunarti dan AH Nasution berlangsung di Ciwidey, Jawa Barat pada 30 Mei 1947.
Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai dua orang anak. Anak pertamanya bernama Hendrianti Shara Nasution, sedangkan anak kedua adalah Ade Irma Nasution.
Nasution menjadi saksi sejarah mencekam peristiwa G30S/PKI di Indonesia. Dia tutup usia pada 6 September 2000 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Sebelum tutup usia, tepatnya pada 1997, AH Nasution mendapat gelar kehormatan Jenderal Besar.
Hanya ada dua perwira lain yang mendapatkan gelar tersebut, yaitu Jenderal Soedirman dan Soeharto.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunMadura.com
Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Abdul Haris Nasution
AH Nasution
G30S/PKI
kesaksian AH Nasution
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Ade Irma Surayani
Pierre Tendean
sosok AH Nasution
Kedubes Irak
Brigjen TNI Minta Maaf usai Prajurit Hajar Ojol Sampai Patah Hidung Cuma Karena Diklakson |
![]() |
---|
Telanjur Tak Bawa Bekal, Siswa TK Menahan Lapar Dibanding Makan Ayam Menu MBG yang Bau Tak Sedap |
![]() |
---|
Oknum TNI Hajar Pengemudi Ojol Ngaku Khilaf & Tanggung Biaya Pengobatan, Keluarga Korban Tolak Damai |
![]() |
---|
Demi Biayai Anak Sekolah di UGM, Nunung Rela Jadi Driver Ojol, Tiap Bulan Bayar Cicilan Rp2,4 Juta |
![]() |
---|
Asrudin Rugi Rp10 Juta Jadi Korban Penipuan Penyediaan MBG, Diajak Kerja Sama Malah Modal Digondol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.