Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perang Hamas Lawan Israel

Alasan Hamas Mendadak Serang Israel, 250 Orang Tewas hingga RS Indonesia Kena Rudal, 'Waktunya Tiba'

Terkuak alasan Hamas beri serangan mendadak ke Israel pada Sabtu (7/10/2023). Israel sendiri melakukan pembalasan dengan menyerang Gaza.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
AFP/AHMAD GHARABLI
Perang Hamas Lawan Israel - Seorang pemuda Israel berlari mencari perlindungan selama penembakan di Ashkelon saat rentetan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada 7 Oktober 2023. 

TRIBUNJATIM.COM - Terkuak alasan Hamas beri serangan mendadak ke Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Hingga Minggu pagi, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas melonjak menjadi sedikitnya 250 orang, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Israel sendiri melakukan pembalasan dengan menghancurkan gedung-gedung di wilayah Gaza hingga hari Minggu (8/10/2023).

Terungkap bahwa rumah sakit Indonesia di Gaza ikut dihantam rudal.

Diketahui, ribuan roket diluncurkan oleh pejuang Hamas dari Gaza ke Israel.

Serangan mendadak tersebut kemudian dibalas Israel dengan meluncurkan rudal ke arah Gaza.

Akibatnya ratusan orang dilaporkan tewas dalam peperangan tersebut.

Al Jazeera awalnya menyebutkan sumber-sumber medis di Gaza mengatakan sedikitnya 232 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka, melansir dari Tribunnews.

Hamas menjelaskan serangan tersebut sebagai operasi militer.

Baca juga: Hamas dan Hezbollah Gelar Pertemuan, Bakal Kirimkan Serangan Balasan untuk Israel?

Alasan kelompok tersebut melakukan penyerangan mendadak ke negara Zionis tersebut sebagai respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.

“Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” kata juru bicara Hamas Khaled Qadomi.

“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Mohammed Deif, komandan militer Hamas, seraya menambahkan bahwa 5.000 roket telah diluncurkan.

“Setiap orang yang mempunyai senjata harus mengeluarkannya. Waktunya telah tiba,” kata Deif, menurut laporan.

Hamas menyerukan “pejuang perlawanan di Tepi Barat” serta “negara-negara Arab dan Islam” untuk bergabung dalam pertempuran tersebut, dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.

Baca juga: Jumlah Asli Anggota Hamas yang Tewas Perang 11 Hari Lawan Israel, Rela Mati Daripada Kena Covid-19

Dalam serangan tersebut, Hamas mengklaim telah menangkap cukup banyak tentara Israel selama serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel sehingga membuat pemerintah Israel membebaskan semua tahanan Palestina di penjara-penjaranya.

“Kami berhasil membunuh dan menangkap banyak tentara Israel. Pertempuran masih berlangsung,” kata Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas kepada Al Jazeera.

“Para tahanan kami di penjara (Israel), kebebasan mereka semakin besar. Apa yang kita miliki di tangan kita akan membebaskan semua tahanan kita. Semakin lama pertempuran berlanjut, semakin tinggi jumlah tahanan,” tambah al-Arouri, yang mengatakan bahwa perwira senior termasuk di antara mereka yang ditangkap, namun tidak memberikan angka pastinya.

Menurut angka terbaru dari Addameer, sebuah LSM hak-hak tahanan, hampir 5.200 warga Palestina berada di penjara-penjara Israel, termasuk 33 wanita, 170 anak di bawah umur dan lebih dari 1.200 orang ditahan secara administratif.

Tentara Israel mengakui tentara dan komandannya telah terbunuh dan tawanan perang telah ditawan. Namun pihaknya belum memberikan angka apa pun.

Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, melancarkan operasi terbesar terhadap Israel selama bertahun-tahun pada hari Sabtu, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya setelah para pejuang menyeberang ke Israel di bawah perlindungan rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza.

Sementara itu, akun media sosial Hamas mengunggah rekaman yang disebut-sebut sebagai tawanan Israel yang dipindahkan hidup-hidup ke Jalur Gaza.

Operasi mendadak dari Gaza terjadi setelah pembunuhan empat warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, meluasnya serangan pemukim Israel, terutama di Huwara, dekat Nablus dan meningkatnya ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Baca juga: Kerugian Israel yang Nyaris Tak Disorot, Rp 1,4 M Habis untuk Tiap Rudal, Hamas Kini Beri Peringatan

Sementara Israel tak tinggal diam, negara yahudi tersebut melakukan pembalasan dengan melancarkan serangan udara di Jalur Gaza.

Zionis menyebut serangan balasan tersebut sebagai Operation Iron Swords atau Operasi Pedang-pedang Besi yaitu serangan dari laut dan udara.

Ratusan rudal Israel yang diluncurkan ke Kota Gaza menewaskan sedikitnya 198 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya, menurut kementerian kesehatan daerah tersebut.

Berbicara kepada Al Jazeera, al-Arouri mengatakan kelompok tersebut terlibat dalam perjuangan untuk kebebasan.

“Ini bukan operasi sesaat; kami memulai pertempuran habis-habisan. Kami memperkirakan pertempuran akan terus berlanjut dan medan pertempuran akan meluas. Kami memiliki satu target utama: kebebasan kami dan kebebasan tempat-tempat suci kami,” katanya kepada Al Jazeera.

Baca juga: Meledak Serangan Paling Mematikan Israel, Rumah Pentolan Hamas Luluh Lantak, Yahya Sinwar Terbunuh?

Al-Arouri mengatakan warga Palestina mempunyai hak atas kebebasan, melawan pendudukan Israel dan menjaga tempat suci mereka.

“Kami akan terus berjuang sampai kami dihargai dengan kemenangan, kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya.

Ketika para pengamat mencatat bahwa invasi darat oleh Israel akan segera terjadi, Hamas mengatakan pihaknya siap menghadapi “skenario terburuk”.

“Semua skenario kini memungkinkan dan kami siap menghadapi invasi darat [Israel],” tambahnya.

Al-Arouri juga mengatakan bahwa Israel telah berencana melancarkan serangan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang “berperang”, sementara para pejabat Palestina mengatakan mengakhiri pendudukan Israel di wilayah mereka adalah satu-satunya jaminan bagi “keamanan, stabilitas dan perdamaian” di wilayah tersebut.

Sementara itu, AS mengatakan pihaknya akan berupaya memastikan Israel “memiliki apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri” dan Inggris, UE, dan Ukraina mengutuk operasi Hamas di Israel.

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Dihantam Rudal Israel

Sementara itu, serangan Israel juga mengakibatkan sejumlah fasilitas umum di Palestina rusak.

Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Jalur Gaza, turut terkena serangan udara Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Kantor berita WAFA melaporkan satu orang tewas akibat serangan Israel ke rumah sakit tersebut.

"Seorang petugas rumah sakit Palestina tewas hari ini dalam serangan Israel ke rumah sakit di Bayt Lahyia, utara Jalur Gaza, kata seorang koresponden WAFA," demikian tulis laporan WAFA.

"Dia menyebut setidaknya satu rudal Israel mengenai Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahyia, menewaskan seorang pekerja dan melukai yang lain dan menimbulkan kerusakan ke perlengkapan vital rumah sakit."

Pasukan Israel membombardir Jalur Gaza sebagai serangan balasan atas serangan mengejutkan Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi waktu setempat.

Pasukan Hamas dilaporkan menyerang Israel dengan ribuan roket dan menginfiltrasi perbatasan lewat darat, laut, dan udara.

Militer Israel mengaku menyasar target-target terafiliasi Hamas dalam serangan balasan ini.

Namun, Palestina melaporkan serangan Israel turut mengenai fasilitas sipil.

Di tempat terpisah, jet tempur Israel dilaporkan merudal sebuah apartemen lima lantai di dekat Universtas Terbuka Al-Quds di Jalur Gaza.

Gedung itu dilaporkan runtuh sepenuhnya akibat serangan Israel.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved