Syahrul Yasin Limpo Temui Presiden Jokowi, Pertemuan Dilakukan Hampir Satu Jam, Bahas Apa?
Jokowi dan Syahrul Yasin Limpo melakukan pertemuan tertutup saat itu. Berlangsung hampir satu jam, sejumlah hal disampaikan Syahrul Yasin Limpo
Biodata Syahrul Yasin Limpo
Simak profil dan biodata Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang kini menjabat jadi Menteri Pertanian (Mentan).
SYL merupakan seorang politisi dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang kini jadi tersangka korupsi.
Kini SYL menjadi tersangka korupsi yang ditetapkan oleh KPK.
KPK menemukan sejumlah uang di rumah dan kantor SYL.
Baca juga: Respon Pj Bupati Bangkalan Soal Mobil Damkar yang Sering Mogok, Ini Teguran Buat Saya
Syahrul Yasin Limpo mengawali karier politiknya yang cemerlang sebagai Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, selama dua periode.
Selanjutnya, ia pun sukses menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, juga selama dua periode.
Namun sayang, karier politik cemerlan SYL tercederai saat ia ditetapkan sebagi tersangka korupsi, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan uang tunai puluhan miliar rupiah dari penggeledahan yang dilakukan di rumah dan kantornya.
"Sekira sejauh ini puluhan miliar yang ditemukan dalam penggeledahan dimaksud," kata Juru Bicara KPK, Ali Fikri, Jumat (29/9/2023).
Ali juga membenarkan bahwa tim penyelidik membawa alat atau mesin penghitung uang saat menggeledah rumah dinas Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Ali, mesin itu dibawa untuk menghitung uang yang diamankan secara akurat.
Berikut profil Syahrul Yasin Limpo
Di keluarganya Syahrul Yasin Limpo dikenal dengan nama Daeng Kawan.
Ia adalah anak kedua dari pasangan Muh. Yasin Limpo dengan Nurhayati Yasin Limpo.
Keluarga Yasin Limpo sendiri dikenal berjaya dan terpandang sejak tahun 1945.
Ketika itu, Kolonel Muhammad Yasin Limpo (ayah Syahrul) menjadi salah satu bagian dari Angkatan 45 dan pendiri Golkar Sulsel, membuatnya menjadi tokoh paling dihormati di Gowa.
Istrinya, Nurhayati, juga pernah menjadi anggota DPR.
Syahrul dan kakaknya, Ichsan Yasin Limpo, sama-sama pernah menjadi Bupati Gowa.
Tercatata, Syahrul Yasin Limpo menjabat sebagai Bupati Kabupaten Gowa pada tahun 1994–2002.
Selanjutnya, ia menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Selatan pada ahun 2003–2008.
Lalu, menjadi Gubernur Sulawesi Selatan 2008–2018, dan kemudian diangkat menjadi Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju 2019-sekarang.
Baca juga: Update Jadwal Terbaru Seleksi CPNS 2023, Simak Tanggal Penutupan, Syarat Umum dan Cara Cek Formasi
Pendidikan
Syahrul Yasin Limpo memulai pendidikannya di SD Negeri Mangkura Makassar di tahun 1961 dan lulus pada tahun 1967.
Seusai lulus pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 6 Makassar.
Setelah menyelesaikan pendidikanya di SMP, Syahrul Yasin Limpo masuk di SMA Katolik Cenderawasih Ujung Pandang.
Ia menuntaskan pendidikan hingga tahun 1973.
Setelah lulus SMA, Syahrul Yasin Limpo melanjutkan pendidikannya dengan memilih kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar di Fakultas Hukum.
Syahrul Yasin Limpo dikenal sangat aktif bahkan sempat menjadi pemimpin redaksi buletin mahasiswa Fakultas Hukum Unhas bernama Justisi.
Usai tuntas menjalankan pendidikan di perguruan tinggi, Yasin Limpo berhasil meraih gelar sarjana hukumnya pada 1983.
Ia kemudian memutuskan mengambil pendidikan masternya di Pasca Sarjana LAN (Lembaga Administrasi Negara) tahun 1999.
Selain itu ia juga melanjutkan pendidikan master ilmu hukumnya di Universitas Hasanuddin serta pendidikan doktor di kampus yang sama.
Karier politik Syahrul Yasin Limpo
Yasin Limpo mengawali karier politik dengan bergabung sebagai politisi Partai Golkar.
Di partai berlambang pohon beringin itu, Yasin Limpo pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar wilayah Sulawesi Selatan pada 1993 hingga 1998.
Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sejak tanggal 8 April 2008 hingga 8 April 2018.
Namun, perjalanan karier politiknya di Partai Golkar berhenti pada 2018.
Ia pun memutuskan pindah ke Partai Nasdem dan dipercaya menjadi Ketua DPP periode 2018-2023.
SYL juga memiliki pengalaman lain di sejumlah lembaga, seperti Sekretaris DPP KNPI Sulsel (1990-1993), Ketua DPP AMPI Sulsel (1993-1998), Ketua FKPPI Sulsel (2004-2008), Ketua Kwarda Gerakan Pramuka (2004-sekarang), dan ketua Ketua Kosgoro 57 (1998).
Syahrul Yasin Limpo resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk bergabung pada kabinetnya yang dikenal sebagai Kabinet Indonesia Maju.
Ia resmi dipilih untuk menjabat sebagai menteri pertanian periode 2019-2024.
Beberapa penghargaan pernah diraihnya, seperti penghargaan Satyalancana Pembangunan pada 2001, Satyalancana Wira Karya pada 2003, sampai gubernur terbaik dalam Leadership Award pada 2017.
Harta kekayaan
Dilansir dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Minggu (18/6/2023), Menteri Pertanian berusia 68 tahun ini tercatat memiliki harta kekayaan mencapai Rp20,05 miliar per 31 Desember 2022.
Dalam laporan LHKPN 2022 kekayaan sebanyak Rp20,05 miliar tersebut terdiri dari tanah dan bangunan Rp11.31 miliar, alat transportasi dan mesin Rp1,47 miliar, harta bergerak lainnya Rp1,1 miliar, kemudian kas dan setara kas sebesar Rp6,1 miliar.
Adapun dalam laporan LHKPN Syahrul Yasin Limpo tercatat tidak memiliki utang.
Rincian harta
Berikut Rincian Harta Syahrul Yasin Limpo:
Tanah dan Bangunan Rp 11.314.255.150
Tanah seluas 540 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 300.000.000
Tanah seluas 2040 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 250.000.000
Tanah seluas 961 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri 300.000.000
Tanah dan bangunan Seluas 1395 m2/285 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 483.639.000
Tanah dan bangunan Seluas 14629 m2/75 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 242.681.000
Tanah seluas 5974 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 300.000.000
Tanah dan bangunan Seluas 990 m2/84 m2 di Kab/Kota Gowa, warisan Rp 450.000.000
Tanah seluas 594 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 350.000.000
Tanah seluas 661 m2 di Kab/Kota Gowa, warisan Rp 150.000.000
Tanah dan bangunan Seluas 20000 m2/75 m2 di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 600.000.000
Tanah dan bangunan Seluas 1025 m2/1900 m2 di Kab/Kota Makassar, hasil sendiri Rp 4.202.250.000
Tanah seluas 35921 m2 di Kab/Kota Gowa, Hasil sendiri Rp 256.835.150
Tanah dan bangunan seluas 1000 m2/400 m2 di Kab/Kota Makassar, hasil sendiri Rp 2.000.000.000
Tanah dan bangunan seluas 170 m2/200 m2 di Kab/Kota Gowa, warisan Rp 590.000.000
Tanah dan bangunan seluas 122 m2/210 m2 di Kab/Kota Makassar, hasil sendiri Rp 488.850.000
Tanah dan bangunan seluas 646 m2/84 m2di Kab/Kota Gowa, hasil sendiri Rp 350.000.000
Alat transportasi dan mesin Rp 1.475.000.000
Mobil, Toyota Alphard Minibus tahun 2004, hasil sendiri Rp 350.000.000
Mobil, Mercedes Benz Sedan tahun 2004, hasil sendiri Rp 250.000.000
Mobil, Suzuki APV Minibus tahun 2004, hasil sendiri Rp 50.000.000
Mobil, Mitsubishi Galant Sedan tahun 2000, hasil sendiri Rp 90.000.000
Motor, Harley Davidson Sepeda Motor tahun 1986, hasil sendiri Rp 35.000.000
Mobil, Toyota Kijang Innova Minibus tahun 2014, Hasil sendiri Rp 200.000.000
MoBIL, Jeep Cherokee Jeep tahun 2011, Hibah tanpa akta Rp 500.000.000
Harta bergerak lainnya Rp 1.149.970.000
Kas dan setara kas Rp. 6.118.817.382
Jadi tersangka korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah Rumah Dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada Kamis (28/9/2023), dilanjutkan penggeledahan di Kementerian Pertanian (Kementan) Jalan Raya Ragunan, Jakarta Selatan pada Jumat (29/9/2023) siang.
SYL ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi yang berada di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan).
Penetapan tersangka SYL oleh KPK dipandang sebagian pihak sebagai langkah politis.
Juru Bicara KPK Ali Fikri memahami tindakan yang dilakukan KPK pasti akan dikaitkan dengan urusan politis.
Mengingat kasus ini ditangani menjelang tahun politik 2024.
"Apakah ini ada kaitannya dengan unsur politis, kami juga berulang kali sampaikan kepada masyarakat bahwa kami sadar betul karena ini menjelang tahun politik 2024, semua yang dikerjakan KPK pasti akan selalu dikaitkan dengan proses politik yang sedang berjalan," kata Ali Fikri dalam konferensi pers, Jumat.
Namun Ali menegaskan bahwa semua proses yang dilakukan KPK murni berhubungan dengan penegakan hukum, dan tak ada urusannya dengan tahun politik.
Terlebih, KPK juga menyatakan bahwa proses penegakan hukum ini sudah dimulai jauh hari berdasarkan laporan masyarakat yang masuk pada tahun lalu.
Sebagai tindak lanjutnya, dilakukan proses penyelidikan hingga penggeledahan yang dilakukan kemarin dan hari ini.
"Kami pastikan bahwa ini murni proses penegakan hukum, terlebih jauh hari kami sudah melakukan proses penyelidikan, bahkan menerima laporan masyarakat dari tahun lalu," ungkap Ali.
"Kami tegaskan tentu yang KPK lakukan adalah proses yang berhubungan dengan penegakan hukum," tuturnya.
Respon Partai Nasdem
NasDem buka suara usai adanya isu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.
NasDem mengaku akan menghormati semua proses hukum yang berlaku.
Hal itu diungkapkan Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni seperti dikutip dari Tribunnews.com pada Jumat (29/9/2023).
Sahroni mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi resmi dari KPK soal status tersangka salah satu kader NasDem tersebut.
"Belum ada informasi resmi dari KPK juga soalnya," kata Sahroni saat dikonfirmasi, Jumat (29/9/2023).
Meski begitu, apabila informasi itu benar, NasDem menghormati proses hukum yang berlaku di Indonesia.
"Karena sudah demikian biasanya langkah KPK sudah melalui prosedur yang benar," katanya.
"Kita hormati dan kita dukung proses hukum yang dilakukan KPK dan kita tunggu keterangan dari KPK setelah ini," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com rumah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (28/9/2023) malam.
Dalam penggeledahan tersebut, KPK diduga membawa dan memasukkan mesin penghitung uang ke rumah dinas Mentan tersebut.
Pantauan di lokasi, dua unit mobil Inova hitam masuk ke dalam rumah, sekira pukul 20.00 WIB.
Dua unit mobil tersebut, langsung masuk dan dipakirkan di halaman rumah dinas Mentan. Kemudian, terlihat tiga orang petugas KPK turun dari mobil, dan membuka bagasi.
Dari dalam bagasi tersebut, petugas KPK mengeluarkan sebuah alat yang diduga mesin penghitung uang. Mereka pun membawa alat yang diduga mesin penghitung uang tersebut ke dalam rumah dinas. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satu Jam Bertemu Jokowi, Syahrul Yasin Limpo Sampaikan Permintaan Maaf dan Pamitan, https://www.tribunnews.com/nasional/2023/10/09/satu-jam-bertemu-jokowi-syahrul-yasin-limpo-sampaikan-permintaan-maaf-dan-pamitan?page=all.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.