Berita Viral
Fakta Kampung Mati di Semarang, Sejarah Deretan Rumah Kosong Dibeber Warga: Sering Muncul Garong
Rumah-rumah di Semarang itu ditinggalkan tampak modern sehingga diduga kampung tersebut belum lama ditinggalkan.
TRIBUNJATIM.COM - Deretan rumah kosong yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi perbincangan.
Videonya viral karena deretan rumah kosong itu tak terawat sehingga disebut-sebut menjadi kampung mati.
Pada video tersebut, terdapat narasi yang menyebut jika ada gangguan mistis di kampung tersebut.
Namun berdasarkan penelusuran, narasi itu justru dibantah oleh warga sekitar.
Lalu bagaimana fakta sebenarnya?
Baca juga: Rumah Angker Ini Dulu Milik Artis Cantik, Kini Jadi Sarang Kelelawar Tapi Ada Alat Makan Tertata
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Rumah-rumah yang ditinggalkan tampak modern sehingga diduga kampung tersebut belum lama ditinggalkan.
Hasil penelusuran TribunBanyumas.com, kampung tersebut berada di RT 4 RW 1 Kelurahan Cepoko, Gunungjati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kampung itu juga tidak terisolir lantaran akses jalan menuju perumahan tersebut masih mudah dijangkau.
Mulanya, pewarta kesulitan mencari informasi mengenai kampung mati tersebut karena warga di Kelurahan Cepoko mengaku tidak mengetahui keberadaan kampung mati itu.
Saat didatangi, belasan rumah terbengkalai dan tertutupi rumput liar.
Bahkan, beberapa bagian rumah itu tampak dirobohkan.
Namun, ada satu rumah di sekitar lokasi yang masih menunjukkan tanda-tanda aktivitas warga.
Bangunan tersebut adalah gudang gas LPG yang aktif mendistribusikan gas di wilayah Cepoko.
Rumah ini bersebelahan dengan industri pengolahan pupuk kandang yang juga masih aktif berproduksi.
Warga bantah soal gangguan mistis
Seorang warga Cepoko Raya, Eri, membantah jika kawasan itu disebut kampung mati, apalagi disebabkan oleh gangguan hal mistis.
Ia menyebut kawasan tersebut dijadikan sebagai tempat bisnis properti.
Hal itu diungkapkan oleh Eri saat ditemui di sekitar lokasi pada Sabtu (14/10/2023).
"Nggak bener itu kampung mati. Dulunya untuk simpanan barang-barang, bukan dihuni," ujar Eri.
Seorang pekerja yang ikut membangun rumah-rumah itu mengaku kaget dengan kabar tersebut.
Pekerja bernama Musanusi itu turut membantah terkait penyebutan kampung mati di kawasan Cepoko.
"Ini harus diluruskan. Jadi bukan kampung mati, dulunya memang ada aktivitas di situ. Ada yang menghuni, tapi bukan berarti kampung mati," ucapnya, Sabtu.
Kerap terjadi perampokan
Lebih lanjut, Musanusi menceritakan sejarah kampung itu yang perlahan ditinggalkan.
Menurut dia, dahulu lokasi tersebut merupakan perumahan golongan menengah yang dibangun sekitar tahun 1980-an.
Namun, karena kondisi Kelurahan yang masih sepi penghuni, membuat keamaan perumahan tersebut minim.
Alhasil, aksi penjarahan kerap terjadi di perumahan tersebut dan membuat penghuni rumah memilih pindah satu per satu.
"Dulu awalnya itu hanya 2-3 rumah. Terus nambah-nambah. Tapi karena di sini dulu sepi, ada garong masuk rumah. Minta-minta uang, terus yang punya rumah takut," jelasnya.
Kawasan itu mulai kosong sekitar tahun 2000-an hingga tanah seluas lima hektar di perumahan itu tak berpenghuni sampai saat ini.
"Itu tanah sekitar lima hektar sudah kosong sejak tahun 2000-an," imbuhnya.
Bukan tempat angker
Musanusi menampik jika perumahan itu disebut tempat angker.
Sebab, warga sekitar tidak pernah menjadi korban teror mistis seperti yang beredar di media sosial.
"Warga sekitar menganggap di sini tidak angker malah," katanya.
Mengutip TribunJateng.com, sesepuh Kelurahan Cepoko bernama Suharno turut membantah sebutan kawasan angker di perumahan tersebut.
Sebab, sejak menjadi ketua RW, dirinya belum pernah mendapatkan laporan warga mengenai teror hal mistis di lokasi itu.
"Saya jadi RW sejak 11 tahun, kurang lebih tahun 90-an. Belum pernah menerima laporan adanya hal-hal yang mistis," katanya dikonfirmasi melakui sambungan telepon, Sabtu sore.
Suharno menjelaskan, pengosongan rumah di lokasi tersebut merupakan imbas dari kasus pencurian yang membuat warga merasa tidak aman dan memilih pindah.
"Itu faktor keamanan, bukan karena faktor mistis atau apa menurut saya. Dulu sering kemalingan, ada saja yang dicuri. Nah lama-lama kan warga enggak betah, terus ditinggal penghuni."
"Dan setelah ditinggal terus kosong, perawatan diserahkan ke orang-orang. Ternyata malah semakin menjadi, yang punya rumah tidak kerasan," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Daftar Mall yang Tutup Sementara saat Ada Demo, Tunjungan Plaza Pasang Barikade |
![]() |
---|
Unggahan Syifa Nurirfah Diduga Istri Polisi Salahkan Affan Kurniawan Disorot: Bukannya Lo Minggir! |
![]() |
---|
Wali Murid Geruduk Sekolah usai Dicurhati Anak soal 'Pipi Dingin' Penjual Susu Keliling, Guru Tegas |
![]() |
---|
Demo Buruh 28 Agustus 2025 di Gedung DPR: Latar Belakang, Tuntutan hingga HOSTUM, Apa itu? |
![]() |
---|
Siapa Sosok Ibu Kerudung Pink Hadapi Polisi saat Demo DPR? Ceria Ditanyai Anak: Tidak dari Mana-mana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.