Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Perlukah Menunda Menu Diet saat Cuaca Panas Ekstrem? Dinkes Anjurkan Minum Air Putih 2 Liter Lebih

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang sarankan stop menu diet saat cuaca panas ekstrem. Diimbau untuk minum air putih dua liter lebih.

Shutterstock
Tingginya suhu udara atau cuaca panas dapat memicu risiko dehidrasi tinggi. Benarkah disarankan agar menunda diet? 

TRIBUNJATIM.COM - Cuaca panas ekstrem ternyata berkaitan dengan menu diet.

Benarkah sebaiknya stop menu diet saat cuaca panas ekstrem?

Beberapa daerah di Indonesia tengah diselimuti cuaca panas ekstrem

Salah satunya di Kota Semarang

Imbas cuaca panas ekstrem, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menyarankan warga menambah konsumsi air mineral. 

Ketua Dinkes Kota Semarang Moh Abdul Hakam pun menyarankan stop menerapkan menu diet saat cuaca panas ekstrem

Hakam mengatakan, rata-rata, suhu di ibu kota Jawa Tengah saat ini di kisaran 36-38 derajat Celcius.

Baca juga: Kolaborasi Bareng JKT48, Shopee 11.11 Big Sale Siap Bantu Transformasi Bisnis Brand Lokal dan UMKM

Tingginya suhu udara ini, menurutnya, memicu risiko dehidrasi tinggi.

"Orang normal (konsumsi) dua liter. Kondisi panas (seperti sekarang), ditambah setengah atau satu liter, sesuai kondisi kegiatan di luar," terang Hakam, Senin (2/10/2023).

Hakam juga menyarankan agar menunda diet.

Pasalnya, dalam kondisi panas ekstrem, tubuh harus terus diisi dengan makan secara teratur.

Bahkan, jika perlu, menambah konsumsi vitamin untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, semisal vitamin C, Vitamin B, dan Vitamin B Kompleks.

"Tidak usah diet dulu, hindari stress," ujarnya.

Hakam menambahkan, dehidrasi tinggi dapat menyebabkan seseorang hilang konsentrasi.

Baca juga: Berikut Menu Diet Keto untuk Pemula yang Aman Dikonsumsi dan Ampuh Memangkas Berat Badan Berlebih

Orang yang tidak merehidrasi dengan cairan normal berisiko ke arah diabetes.

Misalnya, minum dengan kadar gula tinggi saat mengalami dehidrasi sangat berisiko mengidap diabetes.

"Orang-orang yang mengalami dehidrasi, kalau memiliki penyakit diabetes, jangan asal minum.

Biasanya, pokoknya dingin. Tapi, ternyata, di dalamnya, kadar gula tinggi.

Ini berisiko kegawatan orang diabetes," paparnya.

Hakam juga meminta warga mewaspadai penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan diare.

ISPA bisa menjadi infeksi paru-paru atau pneumonia jika tidak ditangani secara baik.

Baca juga: 6 Makanan untuk Diet yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Sayuran Hijau hingga Minyak Zaitun

Sedangkan, diare disebabkan karena ketersediaan air bersih yang menipis.

Selain itu, pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme dalam air yang dikonsumsi manusia itu juga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penderita diare.

Dia menyebut, kondisi panas memunculkan polutan-polutan berbahaya yang diteliti setiap bulan seperti Co2, Nitrogen Dioksida, debu-debu Particulary Matter (PM) 10 dan PM 2,5.

"Nah, PM 10 dan 2,5 ini yang di 16 kecamatan kondisinya itu di level sedang dan merah.

Debu-debu PM 10 dan 2,5 itu kalau memapar kita, manusia, bisa menyebabkan radang di tenggorokan. Kalau masuk di saluran mata jadi keruh," terangnya.

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com

Berita tentang menu diet lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved