Berita Viral
Fakta di Balik Aksi Bunuh Diri Massal Mahasiswa STIKES, Polisi Turun Selidiki: Tidak Benar
Ternyata aksi bunuh diri massal mahasiswa STIKES Panakkukang tersebut bak membuat polisi tertipu.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRBUNJATIM.COM - Disebut-sebut terjadi aksi bunuh diri massal di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar membuat heboh.
Namun ternyata aksi bunuh diri massal mahasiswa STIKES Panakkukang tersebut bak membuat polisi tertipu.
Hal itu setelah polisi turun langsung mengecek informasi beredar di kampus STIKES Panakkukang.
Lantas bagaimana fakta sebenarnya?
Baca juga: Tangani Dugaan Aksi Bullying Oknum Guru pada Siswi SMP di Kediri, Polisi Panggil 9 Orang
Sementara dalam rilis yang beredar dan diterima Tribun Timur, disebutkan ada 12 mahasiswa yang terlibat kasus bunuh diri.
Rilis menyertakan video dan foto beberapa orang melakukan aksi gantung diri.
Bahkan polisi turun langsung mengecek informasi beredar di kampus STIKES Panakkukang.
Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Sangkala, memastikan video yang beredar tak terjadi di STIKES Panakkukang.
"Tidak benar terjadi di sini, di STIKES Panakkukang Makassar," ujar Iptu Sangkala, Kamis (26/10/2023).
Sebelumnya beredar isi pesan berantai tragedi bunuh diri massal ini mengguncang kampus STIKES Panakkukang Makassar, pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Dilaporkan sejumlah mahasiswa melakukan bunuh diri massal.
Insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan komunitas akademik dan masyarakat umum.
Kejadian ini terungkap ketika petugas keamanan kampus menemukan beberapa mayat di area kampus pada dini hari.
Polisi pun segera dipanggil, hingga penyelidikan awal mengungkap bahwa sedikitnya ada 12 mahasiswa diduga terlibat dalam insiden ini.
Belum ada laporan resmi yang mengidentifikasi motif pasti di balik tindakan tragis ini.
Pihak berwenang telah memulai penyelidikan mendalam untuk mencari tahu penyebab pasti insiden bunuh diri massal ini.
Sementara itu Rektor STIKES Panakkukang, Profesor Siti Aisyah, telah merilis pernyataan resmi tentang peristiwa ini.
Dalam pernyataannya, ia menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian tragis ini.
Ia juga menyatakan bahwa pihak kampus akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang dalam penyelidikan ini.
Ia juga menekankan pentingnya memberikan dukungan psikologis bagi siswa dan staf yang terpapar oleh kejadian ini.
Baca juga: Terjawab Ibu dan Anak Sisa Kerangka di Depok Depresi, Akhiri Hidup Bersama, Apsifor: Bukan Pidana
Sementara itu beberapa mahasiswa di kampus ini telah mengungkapkan kebingungan dan kesedihan mendalam atas insiden ini.
Mereka mengadakan pertemuan darurat di kampus untuk berbicara tentang tindakan selanjutnya yang harus diambil untuk mendukung rekan-rekan mereka yang tersisa.
Pihak berwenang setempat juga telah memastikan bahwa krisis layanan kesehatan jiwa tersedia bagi mereka yang membutuhkannya.
Ini mencakup konseling psikologis dan dukungan sosial yang ditujukan untuk membantu mahasiswa, staf, dan keluarga yang terkena dampak tragedi ini.
Kasus bunuh diri massal ini telah mengguncang kampus STIKES Panakkukang dan menyentuh hati banyak orang.
Semua pihak berharap bahwa penyelidikan akan mengungkap fakta-fakta yang lebih jelas tentang penyebab insiden ini.
Dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mencegah tragedi serupa di masa depan.
Dalam waktu yang sulit ini, dukungan dan solidaritas bagi komunitas kampus sangat dibutuhkan.

Sebelumnya fenomena 11 siswa SD di Situbondo, Jawa Timur, yang sayat tangan sendiri karena pengaruh negatif TikTok, belakangan jadi sorotan.
Para siswa ini akhirnya diamankan dengan tindakan langsung dari Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo.
Menurut Kepsek SD di Situbondo tersebut, tak ada pihak yang disalahkan atas insiden ini.
Sementara Polsek bergerak cepat mengumpulkan para guru, komite, dan wali murid.
Pertemuan berlangsung di salah satu Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kabupaten Situbondo.
Kepala Sekolah, Sri Rahmatillah mengatakan, pertemuan ini untuk menindaklanjuti temuan adanya siswa SDN yang melukai tangannya sendiri.
"Ya harapannya adanya pertemuan ini kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari," ucapnya.
Menurutnya, dengan kejadian ini tidak ada yang perlu disalahkan, karena semua harus bekerja sama untuk menanggulangi.
Sehingga bantuan semua pihak, baik orang tua, sekolah, dan instansi lain termasuk Polsek Situbondo Kota, sungguh berperan.
"Selama ini bekerja sama dalam hal antisipasi bullying," tutur Sri.
Hal serupa disampaikan Korwil Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Situbondo, Ririn Yunaini.
Menurutnya, pihaknya mengapresiasi langkah tanggap dan cepat pihak sekolah dengan ditemukanya kejadian siswa sayat tangan sendiri.
"Kami sepakat tidak ada yang boleh disalahkan, terutama anak, orang tua, dan guru yang harus sama-sama mengajari anak tentang nilai positif dan negatifnya," katanya.
"Yang terpenting kita selalu memberikan pendampingan terhadap anak didik kita semuanya," imbuh Ririn.
Baca juga: Malu Foto Pribadi Tersebar di Grup WhatsApp, Siswi SMA di NTT Akhiri Hidup, Adik Syok Masuk Rumah
Ririn berharap agar para orang tua dapat menyempatkan waktu bagi anak-anaknya meskipun hanya sebentar.
Sehingga orang tua menjadi tempat curhat bagi anaknya, dan tidak kepada pihak lainnya.
"Tugas guru agar jangan lepas kontrol, bahkan jika perlu dilakukan sidak setiap minggu.
Ya mohon maaf apabila ada yang diamankan oleh pihak sekolah, nantinya akan disampaikan kepada wali murid.
Begitu sebaliknya jika ada temuan di rumah agar orang tua jangan segan untuk disampaikan kepada pihak sekolah," harapnya.
Sementara itu Kapolsek Situbondo Kota, Iptu Harnowo mengatakan, untuk mengantisipasi pengaruh dari luar, terutama media sosial, merupakan tanggung jawab bersama.
Baik pihak sekolah maupun orang tua sama sama punya andil dalam mengawasi anak didiknya.
Iptu Harnowo mengimbau, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, maka pihaknya meminta para orang tua agar selalu memberikan perhatian terhadap putra putrinya.
Sehingga jika ada sesuatu hal terjadi, maka orang tua atau wali murid akan lebih paham dan cepat mengetahuinya.
"Yang terpenting orang tua selalu mengawasi anak-anak saat memegang dan bermain handphone," kata Iptu Harnowo.
Dengan adanya pertemuan ini, lanjut Harnowo, harus ada kesepakatan semua pihak, agar ada kebijakan baru bagi anak didiknya di sekolah.
"Misalnya saja siswa diharuskan bawa bekal makanan dari rumah dan selama siswa di sekolah, pagar ditutup," katanya.

*) Disclaimer
Artikel ini ditayangkan bukan untuk menginspirasi tindak bunuh diri.
Kendati demikian, depresi bukanlah persoalan sepele.
Jika Anda punya tendesi untuk bunuh diri atau butuh teman curhat, dapat menghubungi kontak di bawah ini:
LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293)
Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh.
Jika semakin parah, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
LSM Jangan Bunuh Diri adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa.
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bahwa bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa.
Anda dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon (021 0696 9293) atau melalui e-mail: janganbunuhdiri@yahoo.com.
bunuh diri massal
Makassar
STIKES Panakkukang
Iptu Sangkala
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Sindiran Hakim MK soal Royalti Lagu, Sebut WR Supratman Orang Terkaya: Berapa Tahun Dinyanyikan |
![]() |
---|
Di Tengah Warga Protes Kenaikan PBB 250 Persen, Beredar Video Bupati Sudewo Asyik Sawer Biduan |
![]() |
---|
Menteri Era Gus Dur Sebut Jokowi Tak Pantas Sarjana: Dia Nggak Punya Ijazah |
![]() |
---|
Petani Minta Maaf karena Anaknya Palak Pengemudi Rp 70 Ribu, Bawa Ember Putih |
![]() |
---|
Tangis Ibu Prajurit TNI Anak Tewas Dianiaya Senior, Kebanggaan Pergi Selamanya: Hati Hancur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.