Berita Lamongan
Harga Cabai di Lamongan Kian Meroket, Pedagang Prediksi Bisa Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
Mahalnya harga cabai di pasar Lamongan tak terbendung, kini mencapai Rp 80 ribu per kilo.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Mahalnya harga cabai di pasar Lamongan tak terbendung, kini mencapai Rp 80 ribu per kilogram.
Bahkan para pedagang memprediksi, harga cabai rawit akan terus naik. Prediksi para pedagang itu didasarkan cuaca ekstrem karena kemarau panjang.
Sejumlah pedagang di Pasar Sidoharjo, Pasar Rakyat Sukomulyo, Pasar Sukodadi, Pasar Babat, Pasar Sekaran dan Pasar Mantup hanya bisa pasrah dengan kondisi ini yakni harga cabai yang setiap hari naik.
Hikmah (44) salah satu pedagang di Pasar Rakyat Sukomulyo mengungkapkan, dampak cuaca ekstrem yang tengah melanda dinilainya masih menjadi fakto naiknya harga sejumlah komoditi di pasar tradisional Kota Lamongan.
"Kenaikan yang memukul emak-emak berlaku pada harga cabai," ungkapnya kepada SURYA, Selasa (31/10/2023).
Baca juga: Cabai di Ponorogo Semakin Pedas, Per Kilogram Tembus Rp70 ribu, Pedagang Sebut Sebab Cuaca
Cabai rawit merah misalnya, pekan lalu hanya Rp 52 ribu perkilonya, kini sudah tembus diharga Rp 80 ribu per kilogramnya. " Tiap hari harga berubah, bukan berubah turun, tapi terus merangkak naik," ungkap Hikmah.
Harga cabai rawit berbeda dengan cabai jenis lalapan, meski harganya sama-sama naik.
Di hari bulan pamungkas, 31 Oktober ini harga cabai jenis lalapan juga melesat menjadi Rp 60 ribu perkilo l, sedangkan cabai merah keriting juga naik sebesar Rp 10 ribu menjadi Rp 40 ribu perkilogramnya.
Sementara cabai merah besar yang sebelumnya stabil, kini juga merangkak naik menjadi Rp 35 ribu rupiah perkilonya.
"Kenaikan harga jenis cabai tersebut dipicu karena cuaca ekstrem yang tengah melanda dan berpengaruh dengan pasokan dari petani menjadi berkurang. Informasinya sih karena gagal panen," ungkap Ketua Perwakilan Pedagang Pasar Lamongan, I'in Rusdiawati.
Para pedagang memprediksi kenaikan akan terus terjadi, bahkan pedagang menduga harga cabai bisa tembus harga hingga Rp 100 ribu.
Baca juga: Imbas Kemarau Panjang, Harga Cabai Rawit di Kota Blitar Makin Pedas, Naik Lebih 2 Kali Lipat
Selain kenaikan harga cabai, sejumlah kebutuhan sayur mayur juga mengalami kenaikan Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Bahkan harga gula pasir juga naik sebesar Rp 1500 rupiah atau berada di harga Rp 15.500 rupiah perkilo.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Anang Taufik dikonfirmasi mengatakan, kenaikan harga cabai diakui merata terjadi di semua daerah.
Cuaca ekstrem akibat kemarau panjang sangat berpengaruh dengan produksi cabai. Petani tidak banyak menuai hasil, karena produksi menurun.
"Ya itu, pasokan ke pedagang otomatis juga berkurang. Maka hukum pasar berlaku," katanya.
Diakui, sangat sulit mengendalikan harga cabai saat sekarang. Kemarau panjang, produksi menurun hingga berdampak pasokan berkurang menjadi pemicu kenaikan harga cabai
| Tekan Sebaran PMK, 13 Pasar Hewan Tingkat Desa Ditutup, Bupati Lamongan: Susul 2 Pasar Hewan Besar |
|
|---|
| Segini Santunan KPU Lamongan pada 5 Petugas Adhoc Meninggal dan Kecelakaan Saat Tugas Pilkada 2024 |
|
|---|
| Kecelakaan di Lamongan, Truk Trailer Tabrak Median Jalan, Sopir Diduga Kurang Konsentrasi |
|
|---|
| Dua Pasar Hewan di Lamongan Masih Ditutup, PD Pasar Tunggu Hasil Evaluasi selama 14 Hari |
|
|---|
| Cinta Ditolak Bogem Berbicara, Pelajar di Lamongan Tega Habisi Teman Wanita di Warkop, Fakta Terkuak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Aktifitas-di-Pasar-Lamongan-saat-harga-cabai-naik-tak-terkendali.jpg)