Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Siswa SMP Aniaya Guru di Lamongan Pakai Senjata Tajam, Tak Terima Ditegur Karena Tak Pakai Sepatu

Guru SMP di Lamongan ini mengalami luka di jarinya akibat terkena sajam yang diayunkan oleh siswanya sendiri

|
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Samsul Arifin
KOMPAS.com
Ilustrasi - Siswa SMP aniaya guru di Lamongan pakai senjata tajam, karena tak terima ditegur akibat tak pakai sepatu, Rabu, (15/11/2023). 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Hanya karena tidak terima ditegur tidak memakai sepatu saat masuk ruang kelas, seorang siswa, M (14) sampai menganiaya gurunya memakai senjata tajam, Rabu (15/11/2023).

Korbannya adalah seorang guru perempuan bernama Wiwik Ustrini (49) asal Desa Sugio Kecamatan Sugio. Pahlawan tanpa tanda jasa ini sampai mengalami luka di jarinya akibat terkena sajam yang diayunkan pelaku.

Korban adalah  guru di lembaga SMP swasta  di Sugio. Sedang pelaku duduk di bangku kelas VIII.

Insiden di dalam ruang kelas terjadi berawal pada sekira pukul 08.30 WIB, korban Wiwik Ustrini, guru IPA masuk ke ruang kelas 8 untuk mengajar mata pelajaran IPA .

Wiwik mendapati siswanya, M  dan 2 siswa lainnya tidak memakai sepatu pada saat di ruang kelas. Wiwik hanya menegur, mengapa tidak memakai sepatu.

Ternyata teguran si guru tidak bisa diterima oleh M yang tidak memakai sepatu itu.

Spontan pelaku berdiri beranjak dari kursi tempat  duduknya dan dengan serta merta  melempar kursi ke arah korban hingga mengenai kaki korban.

Kemudian Wiwik meminta bantuan 2 orang siswa untuk mengantar pelaku keluar dari ruangan kelas.

Dan beberapa saat kemudian, pelaku kembali ke ruangan kelas dengan membawa senjata tajam jenis Bendo kemudian diayunkan kearah si guru hingga mengenai jari tangan kiri korban.

Ulah siswa itu memicu kegaduhan di ruang kelas hingga beberapa siswa berteriak ketakutan melihat reaksi pelaku, yang tak lain satu kelas dengan para saksi. 

Dua teman pelaku, F dan A menjadi saksi dan tahu pasti bagaimana M sampai kalap melawan guru yang mendidiknya.

Apa yang dialami korban baru dilaporkan  ke Polres Lamongan sekitar pukul 16. 15 WIB sore tadi.

Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro dikonfimasi SURYA malam ini mengatakan, penyidik masih akan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan.

"Laporannya baru sore tadi sekitar pukul 16. 15 WIB. Masih harus memintai keterangan para saksi. Kalau pelapor sudah memberikan keterangan," kata Anton.

Baca juga: Sosok dan Profesi Ortu Siswa yang Bentak Anak Andika Kangen Band, Guru Takut dan Tak Berani Melawan

Baca juga: Siswa SD Kendari Dihajar Orangtua Teman di Kelas, Kepala Dihantam ke Tembok, Ibu: Padahal Tadi Damai

Sementara itu kasus lainnya, Seorang siswa SD di Kendari dihajar orangtua temannya.

Peristiwa itu terjadi di kelas siswa tersebut, tepatnya di SDN 27 Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Murid tersebut diketahui berinisial A.

Sedangkan wali murid yang menganiayanya berinisial K.

Karena dianiaya K, A mengalami pendarahan pada kepala hingga dirawat di Rumah Sakit Santa Ana.

Ibu korban bernama Ningsi mengatakan kejadian penganiayaan tersebut terjadi pada hari Jumat (3/11/2023) lalu.

Awalnya, A sedang main-main dengan temannya.

Kemudian teman A jatuh.

Saat jatuh, ia kemudian bangun dan langsung memukul A pada bagian dada.

"Pas dia pukul dadanya itu, ini anakku dia dorong jatuhlah ini anak, kemudian sempat didamaikan sama gurunya, orang sudah memaafkan juga," tuturnya, Senin (13/11/2023).

Tak lama ketika masih proses belajar mengajar, orangtua siswa berinisial K langsung datang dan masuk ke dalam kelas mencari A.

Guru yang juga masih berada dalam kelas langsung menghalau orang tua siswa tersebut.

Akan tetapi, tidak diperdulikan oleh K.

"Dia langsung datangi anakku, dia pegang kepalanya terus dia hantam ditembok, pas kejadian itu anakku sudah tidak sadar," tuturnya.

Setelah beberapa hari mengeluh sakit kepala, pada Senin (13/11/2023), A kemudian mengeluarkan darah pada mulut.

"Pas dia ke sekolah tadi, dia keluar lagi darah terus kita bawami di rumah sakit, hasil pemeriksaannya dokter karena mengalami benturan di kepala makanya harus dirawat," tuturnya, melansir dari TribunnewsSultra ( grup TribunJatim.com ).

Sementara itu, seusai membanting kepala A di tembok, K kemudian memarahi para guru dan menyalahkan guru di sekolah tersebut.

"Padahal sebelumnya itu mereka ini sudah didamaikan, orang sudah pegangan tangan dan saling memaafkan," ujar Ningsi.

Terkait ini, Polsek Kandai mengaku akan melakukan penyelidikan kasus penganiayaan murid SD oleh orangtua siswa tersebut.

Kapolsek Kandai, AKP Slamet Raharjo membenarkan pihaknya telah menerima laporan dari orangtua berinisial ZI soal anaknya dianiaya oleh orangtua siswa lain.

"Benar telah datang seorang ayah bersama anaknya yang mengaku telah dianiaya di dalam sekolahnya dan yang melakukan penganiayaan adalah orangtua dari siswa lain," ujarnya, Senin (13/11/2023).

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved