Berita Terpopuler
JATIM TERPOPULER: Siswa SMP Aniaya Guru Pakai Sajam - KPK Tangkap Dua Pejabat Penting di Bondowoso
4 berita terpopuler Jatim Kamis, 16 November 2023: siswa SMP aiaya guru pakai senjata tajam hingga KPK tangkap dua pejabat penting di Bondowoso.
TRIBUNJATIM.COM - Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) terangkum dalam berita terpopuler Jatim, Kamis 16 November 2023.
Tak terima ditegur karena tak pakai sepatu, seorang siswa di Lamongan tega melempar kursi dan membacok gurunya.
Penganiayaan membuat guru perempuan itu terluka di jari akibat terkena sajam yang diayunkan pelaku.
Siswa itu adalah M (14). Siswa ini tega menganiaya guru perempuan bernama Wiwik Ustrini (49), warga Sugio yang mengajar di salah satu SMP swasta di Sugio.
Peristiwa ini terjadi di dalam ruang kelas 8 sekira pukul 08.30 WIB. Korban yang mengajar IPA masuk ke ruang kelas 8 untuk mengajar mata pelajaran IPA.
Pada saat itu, korban mendapati M dan 2 siswa lainnya ternyata tidak memakai sepatu saat berada di ruang kelas. Ketika itu, korban hanya menegur mengapa tidak memakai sepatu.
Mendapati kejadian ini, korban kemudian meminta bantuan 2 siswa lainnya yang ada di kelas untuk mengantar pelaku keluar dari kelas.
Ternyata, beberapa saat kemudian, pelaku kembali ke ruangan kelas dengan membawa senjata tajam jenis bendo.
Bendo itu kemudian diayunkan ke arah si guru hingga mengenai jari tangan kiri korban.
Sampai saat ini penyidik masih akan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan.
Pelapor sendiri, tambah Anton, sudah memberikan keterangan kepada penyidik.
Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan lakukan operasi tangkap tangan atau OTT di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu.
Informasi yang dihimpun, KPK diduga operasi tangkap tangan terhadap seorang pegawai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bondowoso.
Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Kamis 16 November 2023 di TribunJatim.com.
1. Siswa SMP Aniaya Guru di Lamongan Pakai Senjata Tajam, Tak Terima Ditegur Karena Tak Pakai Sepatu

Hanya karena tidak terima ditegur tidak memakai sepatu saat masuk ruang kelas, seorang siswa, M (14) sampai menganiaya gurunya memakai senjata tajam, Rabu (15/11/2023).
Korbannya adalah seorang guru perempuan bernama Wiwik Ustrini (49) asal Desa Sugio Kecamatan Sugio. Pahlawan tanpa tanda jasa ini sampai mengalami luka di jarinya akibat terkena sajam yang diayunkan pelaku.
Korban adalah guru di lembaga SMP swasta di Sugio. Sedang pelaku duduk di bangku kelas VIII.
Insiden di dalam ruang kelas terjadi berawal pada sekira pukul 08.30 WIB, korban Wiwik Ustrini, guru IPA masuk ke ruang kelas 8 untuk mengajar mata pelajaran IPA .
Wiwik mendapati siswanya, M dan 2 siswa lainnya tidak memakai sepatu pada saat di ruang kelas. Wiwik hanya menegur, mengapa tidak memakai sepatu.
Ternyata teguran si guru tidak bisa diterima oleh M yang tidak memakai sepatu itu.
Spontan pelaku berdiri beranjak dari kursi tempat duduknya dan dengan serta merta melempar kursi ke arah korban hingga mengenai kaki korban.
Kemudian Wiwik meminta bantuan 2 orang siswa untuk mengantar pelaku keluar dari ruangan kelas.
Dan beberapa saat kemudian, pelaku kembali ke ruangan kelas dengan membawa senjata tajam jenis Bendo kemudian diayunkan kearah si guru hingga mengenai jari tangan kiri korban.
Ulah siswa itu memicu kegaduhan di ruang kelas hingga beberapa siswa berteriak ketakutan melihat reaksi pelaku, yang tak lain satu kelas dengan para saksi.
Dua teman pelaku, F dan A menjadi saksi dan tahu pasti bagaimana M sampai kalap melawan guru yang mendidiknya.
Apa yang dialami korban baru dilaporkan ke Polres Lamongan sekitar pukul 16. 15 WIB sore tadi.
Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro dikonfimasi SURYA malam ini mengatakan, penyidik masih akan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan.
"Laporannya baru sore tadi sekitar pukul 16. 15 WIB. Masih harus memintai keterangan para saksi. Kalau pelapor sudah memberikan keterangan," kata Anton.
Baca juga: Sosok dan Profesi Ortu Siswa yang Bentak Anak Andika Kangen Band, Guru Takut dan Tak Berani Melawan
Baca juga: Siswa SD Kendari Dihajar Orangtua Teman di Kelas, Kepala Dihantam ke Tembok, Ibu: Padahal Tadi Damai
Sementara itu kasus lainnya, Seorang siswa SD di Kendari dihajar orangtua temannya.
Peristiwa itu terjadi di kelas siswa tersebut, tepatnya di SDN 27 Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Murid tersebut diketahui berinisial A.
Sedangkan wali murid yang menganiayanya berinisial K.
Karena dianiaya K, A mengalami pendarahan pada kepala hingga dirawat di Rumah Sakit Santa Ana.
Ibu korban bernama Ningsi mengatakan kejadian penganiayaan tersebut terjadi pada hari Jumat (3/11/2023) lalu.
Awalnya, A sedang main-main dengan temannya.
Kemudian teman A jatuh.
Saat jatuh, ia kemudian bangun dan langsung memukul A pada bagian dada.
"Pas dia pukul dadanya itu, ini anakku dia dorong jatuhlah ini anak, kemudian sempat didamaikan sama gurunya, orang sudah memaafkan juga," tuturnya, Senin (13/11/2023).
Tak lama ketika masih proses belajar mengajar, orangtua siswa berinisial K langsung datang dan masuk ke dalam kelas mencari A.
Guru yang juga masih berada dalam kelas langsung menghalau orang tua siswa tersebut.
Akan tetapi, tidak diperdulikan oleh K.
"Dia langsung datangi anakku, dia pegang kepalanya terus dia hantam ditembok, pas kejadian itu anakku sudah tidak sadar," tuturnya.
Setelah beberapa hari mengeluh sakit kepala, pada Senin (13/11/2023), A kemudian mengeluarkan darah pada mulut.
2. BREAKING NEWS - Gelar OTT di Bondowoso, KPK Tangkap 2 Pejabat Penting

Komisi Pemberantasan Korupsi lakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Rabu (15/11/2023).
Wakil Ketua KPK Republik Indonesia, Nurul Ghufron membenarkan KPK OTT di Bondowoso. Kata dia, OTT di Kota Tape dilakukan sekira pukul 11.30 waktu setempat.
"Benar KPK tadi siang sekitar jam 11.30 melakukan tangkap tangan di wilayah Bondowoso. Tim masih dalam proses pemeriksaan nanti kami update setelah selesai," katanya melalui pesan singkat whatsapp.
Pantauan di lapangan,mendadak Mapolres Bondowoso sendiri dilakukan penjagaan ketat. Bahkan Setiap kendaraan yang masuk diperiksa oleh pos penjagaan.
Tampak sejumlah jurnalis masuk ke Mako Polres Bondowoso tidak dibolehkan masuk. Mereka diminta tidak berdiam diri di parkiran.

"Mohon maaf, kalau Pak Kabag Humasnya tidak ada bisa kembali lagi nanti saja," kata petugas pos penjagaan Mapolres Bondowoso.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto membenarkan adanya kabar tersebut.
Namun dia mengaku tidak tahu identitas pejabat yang diciduk KPK.
"Iya, tapi saya tidak tahu," jawabnya singkat.
Dalam OTT tersebut, tim KPK menangkap dua orang, yakni dari kalangan kejaksaan dan ASN Pemkab Bondowoso.
Informasinya, diduga terkait dugaan kasus suap korupsi proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diselidiki oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bondowoso.
Baca juga: Sosok Yuhronur Efendi, Bupati Lamongan Diperiksa KPK, Jadi Saksi Dugaan Korupsi Proyek Gedung Pemkab
Usai Obok-obok Lamongan
Sebelumnya, selama dua hari tim KPK juga mengobok-obok Lamongan, ternyata telah mengantongi 4 orang tersangka terkait pembangunan Gedung Pemkab Lamongan pada masa pemerintahan Bupati Almarhum Fadeli.
Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap 4 tersangka telah dilakukan pada Rabu (6/9/2023). Satu di antara 4 tersangka tersebut, adalah seorang PNS di lingkungan Pemkab Lamongan dan 3 lainnya pihak swasta.
Penyelidikan kemudian dikembangkan dengan melakukan penggeledahan oleh KPK ke Kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman (DPRDKP) dan Cipta Karya, lalu rumah dinas Bupati Lamongan.
Dan dilanjutkan hari kedua, di 4 ruangan kantor Pemkab Lamongan. Di antaranya, bagian penyedia barang dan jasa, bagian perencanaan keuangan, bagian umum dan ruang kerja sekkab.
Empat tersangka tersebut, diduga melakukan tindak pidana terkait pembangunan gedung Pemkab Lamongan yang digagas oleh Bupati Almarhum Fadeli yang menyebabkan kerugian negara.
"Ada 4 (tersangka) itu," kata sumber Tribun Jatim pada Senin (18/9/2023) pagi.
Seperti diberitakan, KPK sudah menetapkan 4 tersangka terkait pembangunan gedung senilai Rp 151 miliar bersumber dari APBD dengan konstruksi multi years mulai tahun 2017, 2018 dan 2019.
Gedung 7 lantai itu dibangun tuntas pada 18 Juli Tahun 2019, meski sempat molor 4 bulan yang seharusnya selesai pada Maret 2019. Tetapi, pejabat pembuat komitmen (PPK) pada saat itu memberi perpanjangan hingga 18 Juli 2019, karena ada perubahan desain tata ruang dari lantai 1 sampai 6.
Peletakan batu pertama pembangunan gedung ini dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2017, begitu tuntas dibangun, Almarhum Fadeli masih bisa menikmati hampir dua tahun dari sisa masa pemerintahannya.
Gedung megah di Jalan Basuki Rahmad tersebut, ditempati oleh sekretariat daerah, BKSDM, Diskominfo, staf ahli dan Bappeda.
Proses pembangunan gedung Pemkab Lamongan memakan waktu sekitar 2 tahun, pada masa ketua DPRD yang sama diduduki oleh kader Partai Demokrat pada periode 2014-2019.
Ketua DPRD Lamongan periode 2014-2017 dijabat Kaharudin, yang kemudian pada 2018 ada pergantian antar waktu (PAW) ke pundak Debby Kurniawan, putra Fadeli yang kala itu masih menjabat bupati.
Kini, Kantor Pemkab Lamongan yang cukup megah itu menyisakan masalah sampai memantik lembaga anti rasuah bertandang ke Kabupaten Lamongan melakukan penggeledahan dan penyitaan dokumen.
Usai penggeledahan selama dua hari di 7 tempat di Lamongan, para pihak yang terkait, sesuai informasi yang didapat SURYA, akan dilakukan pendalaman oleh KPK bertempat di Surabaya.
"Sekarang belum ada yang dibawa KPK, akan ada pendalaman, " katanya.
Sementara itu, biaya perawatan gedung pemkab peninggalan Alm Fadeli cukup besar, Rp 800 juta.
Alokasinya untuk perawatan rumah dinas bupati, wakil bupati, sekda, serta Pendopo Lokatantra. Pengeluaran paling banyak dialokasikan untuk lift.
Kemudian untuk kebutuhan listrik, perbaikan toilet, plafon yang bocor, pengecatan dan perawatan lainnya
Pembangunan gedung Pemkab Lamongan berlantai tujuh itu menempati eks gedung pemkab yang diratakan.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi dikonfrimasi Tribun Jatim pada Kamis (14/9/2023), mengatakan bahwa selain dari Kantor Dinas DPRKP dan Cipta Karya, petugas KPK juga bertandang ke rumah dinas bupati.
Ia memastikan, kedatangan KPK ke rumah dinas dalam rangka mencari dokumen dan bukti yang ada keterkaitannya dengan proyek pembangunan gedung Pemda yang dibangun dalam periode 3 tahun, yakni Tahun 2017 hingga 2019.
"Kemarin sudah dilaksanakan dan kami juga sudah dibuat berita acara," kata Yuhronur.
Ditanya dokumen apa saja yang diamankan KPK? Yuhronur mengatakan, ia tidak mempunyai wewenang untuk menjawab.
"Saya tidak punya kewenangan untuk menjawab, karena kemarin juga saya sudah diminta oleh KPK, kalau ada pertanyaan soal ini tolong disampaikan saja ke KPK," ungkapnya.
Yuhronur meminta untuk menanyakan langsung kepada petugas KPK.
Soal pembangunan gedung Pemkab Lamongan? Yuhronur menyebut, kalau pembangunan gedung Pemkab Lamongan itu adalah di masa pemerintahan Bupati Fadeli.
"Ya, masa pemerintahan pak Fadeli," katanya.
3. Pemerintah Siapkan Dana Rp 133 M untuk Lahan Tol Kediri-Tulungagung, 42 Bidang Tanah Sudah Dibayar

Proses pembebasan lahan tol Kediri-Tulungagung di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung berjalan alot.
Tiga kali musyawarah penentuan bentuk ganti rugi selalu diwarnai protes warga karena menilai ganti rugi terlalu kecil.
Menurut Ketua Tim Pengadaan Tanah Tol Kediri-Tulungagung, Linanda Krisni Susanti, dari 183 bidang tanah baru 42 bidang yang sudah dibayarkan.
“Sebenarnya ada tambahan 10 bidang yang menyatakan setuju, tapi belum dibayarkan,” ungkap Nanda, saat ditemui selepas musyawarah ketiga di Kantor Kelurahan Panggungrejo, Rabu (15/11/2023).
Lanjutnya, dari 42 bidang tanah ini pemerintah sudah melakukan pembayaran sebesar Rp 21 miliar.
Baca juga: Tak Menggubris Diteriaki Warga, Wanita Muda Tertabrak Kereta di Tulungagung, Sempat Tinggalkan Motor
Hari ini sejumlah warga juga tanda tangan setuju dengan harga yang ditetapkan appraisal.
Nanda berharap jumlah warga yang setuju semakin bertambah.
“Yang keberatan tetap kami proses. Ada mekanisme gugatan melalui pengadilan,” sambung Nanda.
Warga mempunyai waktu 14 hari, terhitung besok, Kamis (16/11/2023), untuk memasukkan gugatan ke Pengadilan Negeri Tulungagung.
Jika dalam waktu 14 hari warga tidak melakukan gugatan, maka akan dilakukan konsinyasi, uang ganti rugi dititipkan ke pengadilan.
Warga bisa mengambil uang ganti rugi ini ke pengadilan tanpa ada potongan.
“Konsinyasi ini adalah bukti pemutusan hubungan hukum antara pemilik tanah dengan tanah yang digunakan Tol. Setelah dilakukan konsinyasi, warga sudah putus hubungan dengan tanahnya,” papar Nanda.
Jika warga tetap tidak mau mengambil uang ganti rugi, maka Tim Pengadaan Tanah akan memohon eksekusi ke pengadilan.
Baca juga: Malam Ini, Jembatan Ngujang 1 Ditutup Total Sekitar 3 Jam, Jalur Tulungagung-Kediri Dialihkan
Proyek akan tetap berjalan meski warga tidak mau mengambil uang titipan di pengadilan.
Eksekusi ini upaya terakhir untuk mengambil alih lahan yang diperlukan untuk kepentingan negara.
“Tanah yang dibebaskan sepenuhnya milik negara, bukan milik swasta. Ini yang salah dipahami warga, dikira ini proyeknya Gudang Garam,” katanya.
Masih menurut Nanda, Tol Kediri-Tulungagung adalah proyek negara dan pembebasan lahan dilakukan oleh negara.
Namun karena dana pemerintah terbatas, dipakailah sistem Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pemerintah sudah menyiapkan dana Rp 133 miliar untuk pembebasan lahan di Kelurahan Panggungrejo.
4. PDIP Tegaskan Sudah Move On dari Sosok Jokowi, Optimis Ganjar-Mahfud MD Menang di Pilpres 2024

PDI Perjuangan menegaskan sudah move on dari sosok Jokowi, kader mereka yang saat ini menjadi Presiden dalam upaya pemenangan Pemilu 2024. Mereka memastikan upaya pemenangan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai Capres-Cawapres jalan terus.
Penegasan ini disampaikan Kepala BP Pemilu DPD PDI Perjuangan Jatim Deni Wicaksono saat hadir dalam Talkshow Politik Tribun Series yang dipandu oleh Manajer Editor Online Tribun Jatim Kompas Gramedia Mujib Anwar, Rabu (15/11/2023). PDIP move on setelah pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, resmi deklarasi.
Diketahui, Gibran merupakan putra sulung Presiden Jokowi dan sebelumnya kader PDI Perjuangan yang duduk sebagai Wali Kota Solo. "Kami sudah move on dan langsung bergerak, menata barisan dan tim untuk menyongsong Pileg dan Pilpres," kata Deni di Studio TribunJatim Network dalam talkshow bertajuk Gaspol Tim Pemenangan Capres-cawapres di Jawa Timur.
Talkshow itu dihadiri sejumlah pembicara lain. Yakni, Anggota Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Jatim Hidayat. Lalu, Koordinator Divisi Milenial Amin di Jatim M Sholichul Umam sebagai perwakilan tim pemenangan pasangan Anies-Muhaimin.
Deni sebetulnya menolak anggapan bahwa PDIP saat ini tengah bertarung dengan Jokowi meski sudah pecah kongsi. Bagi mereka, PDIP saat ini lebih berfokus pada bagaimana pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud untuk melanjutkan program baik dan perbaikan visi misi ke depan.
Baca juga: Timses AMIN Bicara Jujur Tentang Untung Rugi Isu Perang Jokowi VS PDIP hingga Nomor Urut 1
Baca juga: Pidato Ketum PDIP Megawati: Jangan Biarkan Kecurangan Pemilu Terjadi Lagi
PDIP mengaku enggan terjebak berlarut-larut dalam dinamika politik dan selebihnya biarkan masyarakat menilai. Deni pun menegaskan, saat ini PDIP tidak bergantung pada satu figur tertentu dalam upaya pemenangan. Apalagi, berkaca dari hasil Pemilu sebelumnya ketokohan Jokowi sekalipun tidak signifikan berdampak pada suara partai.
Politisi muda itu merinci, pada Pemilu 2014 di mana PDIP berhasil menjadi pemenang Pemilu dengan persentase sekitar 19,8 persen. Mereka berhasil mengantarkan Jokowi sebagai Presiden.
Sementara pada Pemilu 2019 saat Jokowi berstatus sebagai petahana, PDIP mendapat suara sekitar 20,1 persen. "Artinya hanya ada kenaikan sekitar 0,3 persen," ungkap Deni yang juga masuk di jajaran Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud Jatim.
Lebih jauh, Deni menjelaskan pihaknya pun optimistis pada pasangan Ganjar-Mahfud yang saat ini mendapat nomor urut 3 di Pilpres 2024. Sebab, mesin politik hingga relawan pasangan Ganjar-Mahfud saat ini disebut sudah semakin memanaskan mesin politik.
Disamping itu, mereka yakin pasangan ini bakal diterima dengan baik di kalangan pemilih termasuk Jawa Timur. Sebab, Deni mengatakan pasangan ini sudah merupakan paket komplet lantaran kenyang pengalaman atau rekam jejak dalam berbagai posisi.
"Alhamdulillah, kami optimis. Intinya, kami PDI Perjuangan sudah move on dan bergerak. Kami yakin pasangan Ganjar-Mahfud ini sebagai Capres-cawapres yang harus kami perjuangkan," terang anggota DPRD Jatim dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
---
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
berita terpopuler Jatim
kasus siswa aniaya guru
senjata tajam
Lamongan
tak terima ditegur
jatim.tribunnews.com
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Operasi Tangkap Tangan (OTT)
Bambang Soekwanto
KPK OTT di Bondowoso
Bondowoso
KPK Gelar OTT di Bondowoso
Nurul Ghufron
pembebasan lahan tol Kediri-Tulungagung
Kelurahan Panggungrejo
ganti rugi
appraisal
BOLA TERPOPULER: Persik Kediri Target 3 Poin dari PSBS Biak - Pelatih Persebaya Bela Dime Dimov |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: MBG Nasi Tutug Oncom - Sosok Salsa Erwina Hutagalung Tantang Debat Ahmad Sahroni |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Pencurian Pikap di Lumajang Terlacak GPS - Kebakaran Warung Makan di Tuban |
![]() |
---|
BOLA TERPOPULER: Arema FC Kehilangan 2 Bek Kanannya - Persiapan Persebaya VS PSM Makassar |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: Alasan Guru Tak Mau Cicipi MBG - Sudewo Menolak Mundur dari Jabatan Bupati Pati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.