Berita Viral
Ibu Keluhkan Makanan Pencegah Stunting Cuma 3 Nugget & Toples Diminta Lagi, Dikeluarkan dari Grup WA
Ibu di Depok mengeluh makanan pencegah stunting dan toples juga diminta lagi, malah dikeluarkan dari grup WA.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Curhatan seorang ibu di Kota Depok yang kecewa soal makanan pencegah stunting, viral di media sosial.
Pasalnya anggaran untuk makanan pencegah stunting tersebut diketahui sampai Rp18 ribu.
Namun yang didapat hanya tiga potong nugget saja.
Lantas bagaimana tindak lanjutnya?
Baca juga: Penjelasan Dinkes Depok soal Menu Cegah Stunting Hanya Tahu-Sawi Tapi Anggaran Rp 4,4 M: Ini Kudapan
Hal itu diketahui saat si ibu mengikuti program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan pencegahan stunting selama 28 hari.
Namun si ibu hamil di Gandul, Cinere, Depok, tersebut kecewa saat melihat menu pencegah stunting-nya.
Pasalnya kualitas menu yang diberikan kepada peserta program PMT untuk ibu hamil dan pencegahan stunting Kota Depok dinilai memprihantinkan.
Lewat sebuah rekaman video yang viral, ia menuturkan, setelah disuruh mengantre selama hampir dua jam, dia hanya mendapatkan tiga potong menu nugget buatan rumahan.
Nugget tersebut serupa dengan nugget yang selama ini dia berikan kepada anaknya.
Menu stunting nugget tiga potong ini dia dapatkan dari Posyandu di kawasan Gandul, Cinere, Kota Depok, setelah dia mengantre pukul 09.30 WIB.
Sampai pukul 11.00 WIB menjelang siang, dia mengaku tidak kunjung mendapat materi apa-apa dari kader.
Sang ibu mengaku ditimbang dan diukur tinggi badannya, lalu diberi makanan tambahan hanya berupa tiga potong nugget di dalam sebuah wadah toples plastik.
Karena kecewa, dia kemudian mengungggah kisahnya di akun Instagram @depok23jam, Rabu (15/11/2023).
Curhatan si ibu kemudian viral dan jadi sorotan publik.
"Saya salah satu orang tua yang ikut program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan pencegahan stunting selama 28 hari," kata sang ibu.
"Hari pertama, saya datang dari jam 9:30 pagi, nunggu sampai jam 11 siang baru selesai, enggak ada materi apa-apa dari kader."
"Datang hanya untuk nimbang, sama ukur TB. Selanjutnya duduk bengong nungguin makanan tambahan," ujarnya.
Yang membuatnya prihatin adalah selama berjam-jam menunggu, petugas di Posyandu tidak menyediakan air minum untuk ibu hamil yang menunggu antrean.
Dia melihat tidak ada air mineral yang diberikan kepadanya saat menunggu.
"Tidak ada air minum yang disediakan selama nunggu di situ. Kagetnya, pas makanan datang cuma tiga biji nugget di dalam toples," katanya.
Baca juga: Anak Jadi Gelandangan Cuma Karena Ayam Peliharaan Ayah Mati, Ibu Nyerah Minta Tak Dicerai: Terserah
Kekagetan sang ibu bukan hanya di situ saja.
Ia juga diminta mengembalikan toples plastik untuk isi ulang nuget keesokan harinya.
"Anehnya, toplesnya suruh dibalikin buat isi ulang besok. Suami saya komplen, nunggu selama itu enggak ada air minum segelas pun."
"Dan yang ditunggu-tunggu datang, itu pun cuma makan yang alhamdulillah sering kita kasih untuk makan anak saya," ujarnya.
Karena komplain ke petugas Posyandu, bumil tersebut mengaku dikeluarkan dari grup WhatsApp ibu-ibu hamil yang mendapatkan tambahan menu pencegah stunting.
"Di hari selanjutnya, saya enggak dibolehin datang lagi sama suami dan saya dikeluarin dari grup WA," kata sang ibu.
Alasan dikeluarin dari grup WA, kata sang ibu, karena suaminya di tanggal 11 November 2023, komplain ke kader Posyandu.
"Ini sebenarnya program apaan dan kenapa kita nunggu sampai selama itu sementara yang ditunggu cuma sekedar nugget tiga biji."
"Kalau memang ini dari Dinkes, kenapa kader-kader tidak menjelaskan kandungan gizi dari nugget yang tadi dibagi?" katanya.
Menurut sang ibu, suaminya juga meminta video proses pembuatan nugget, apakah layak dimakan atau tidak.
"Suami saya juga minta video proses pembuatan nugget tersebut, apakah layak untuk dimakan, (higenis) apa tidak."
"Tapi jawabannya tidak ada, soalnya nuggetnya ini buatan rumahan, bukan olahan pabrik," kata sang ibu.
Sejak suaminya komplain itulah, kata sang ibu, ia dikeluarkan dari grup dan tidak lagi ikut program tersebut.
"Semenjak komplain, sorenya saya dikeluarin dari grup WA dan anak saya sudah tidak diikutkan program ini. Ini di Posyandu kawasan Gandul Cinere," pungkasnya.

Sebelumnya DPRD Kota Depok menyoroti makanan tambahan bagi anak-anak yang mengalami stunting di Kota Depok.
Menu yang dibagikan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok ini dinilai tidak memenuhi standar gizi.
Melansir dari Tribunnews.com, Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari, mengaku menerima keluhan dari kader-kader Posyandu terkait pembagian makanan tambahan bagi anak-anak penderita stunting ini.
"Saat saya datang ke acara Posyandu, kader-kader Posyandu mengeluh soal makanan tambahan tersebut," kata Yeti di Gedung DPRD Kota Depok, Cilodong, Selasa (14/11/2023).
Menurut informasi yang didapatnya dari para kader Posyandu, menu makanan tambahan hari pertama hanya berisi nasi dan sayur sop.
"Hari kedua saat saya datang ke Posyandu, menu yang disiapkan hanya dua bungkus otak-otak," jelasnya.
Yeti menilai, menu yang diberikan oleh Pemkot Depok tidak sesuai dengan besaran anggaran yang dialokasikan yaitu Rp18.000 per orang.
"Dengan anggaran seperti itu, seharusnya bisa diberikan menu yang lebih baik. Makanan tambahan itu tidak harus karbohidrat, tetapi bisa berupa telur atau susu," ucapnya.
Para kader Posyandu, lanjut Yeti, malu untuk membagikan makanan tambahan kepada keluarga sasaran stunting karena makanan yang jauh dari nilai gizi.
"Ini yang menjadi keluhan para kader Posyandu. Apalagi mereka setiap hari keliling untuk membagikan makanan tambahan ini," papar anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini.
Yeti pun meminta Dinas Kesehatan Kota Depok untuk mengevaluasi dan mengawasi program pembagian makanan tambahan ini.
"Kalau kita mau bikin program mengurangi stunting, seharusnya tahu makanan bergizi itu seperti apa," imbuhnya.
Dia melihat program ini hanya untuk memenuhi target menghabiskan dana dari anggaran tambahan dalam APBD Kota Depok.
"Program ini bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban tetapi harus tepat sasaran sehingga dapat menurunkan angka stunting di Kota Depok," tandas Yeti.
Baca juga: Suaminya Tetap Ditilang Meski Sudah Baca Sholawat, Ibu-ibu Ngomel Pakai Bahasa Madura: Cari Uang
Sebelumnya keluhan seorang wanita yang protes jajanan Rp500 untuk cegah stunting, viral di media sosial.
Jajanan yang diberikan Posyandu berupa kerupuk atau snack yang biasa dijumpai di warung yang dibanderol Rp500.
Diduga jajanan receh tersebut ia dapat dari Posyandu di Aceh untuk cegah stunting.
Video pun viral usai diunggah di akun TikTok dengan username @abayabest.
Diketahui perempuan tersebut mengaku bernama Yulia dan berasal dari Desa Matang Panyang, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.
Ia menyuarakan ketidakpuasaannya terhadap jenis makanan yang diberikan kepada anak-anak untuk mencegah stunting.
Dalam pandangannya, makanan tersebut hanya berupa jajanan seperti yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak usia lima tahun.
Dalam video tersebut, Yulia memperlihatkan beberapa jajanan yang diberikan kepada anak-anak.
"Bagaimana mungkin stunting dapat dicegah dengan makanan seperti ini dari Posyandu?" ucap Yulia sambil perlihatkan beberapa jajanan tersebut.
"Ada nilai gizinya? Menambah berat badan?" tambahnya, mengutip Tribun Timur.
Lalu ia dengan tegas menyuarakan kekesalannya terhadap kondisi distribusi makanan tersebut kepada anak-anak.
Ia mengaku geram atas cara pembagian makanan yang menurut pandangannya tidak sesuai dengan upaya pencegahan stunting.
Padahal pencegahan stunting seharusnya lebih mengutamakan kualitas nutrisi.

Jajanan yang dibagikan tersebut selain sama seperti jajanan yang dijual di kios, juga ibu-ibu masih sanggup menyediakan untuk anak-anaknya.
"Kalau jajanan seperti itu mak-mak yang ada di Desa Matang Panyang insyaallah sanggup membelinya," katanya.
Dari beberapa jajanan yang diperlihatkan dalam video tersebut, Yulia menyebutkan, dua jajanan yang harga Rp500-an sudah dimakan adiknya.
Karena makanan yang diberikan untuk mencegah stunting sama seperti jajanan yang biasa dimakan anak-anak.
Pemberian makanan tersebut menurut Yulia, juga tidak men-support tujuan dari Posyandu.
Tujuan dari Posyandu, kata Yulia, untuk imunisasi dan konsultasi ibu-ibu hamil, pertumbuhan anak, pencegahan diare, dan pencegahan stunting.
"Mungkin kalian mengira aku yang mengada-ngada, kalian boleh tanya langsung ke masyarakat," ujar Yulia.
Banyak masyarakat juga tidak setuju tapi tidak berani berbicara.
Oleh karena itu, Yulia memposting makanan tersebut di media sosial.
Yakni supaya diketahui Camat Paya Bakong dan Pj Bupati Aceh Utara, sehingga mau menyelesaikan persoalan tersebut.
Pada Senin (28/8/2023), video ini telah menerima lebih dari 6.059 komentar dari berbagai pengguna media sosial.
Sebagian besar komentar dari warganet memberikan penjelasan terkait jenis makanan yang diberikan.
Sementara yang lainnya justru memberikan dukungan kepada Yulia untuk memviralkan isu ini.
"Ini bukan masalah harga jajanannya. tapi masalah gizi yg di beri . yg seharusnya petugas kesehatan memberi contoh jajanan yg sehat kepada masyarakat," tulis @Sarah al Azhar.
"Paketannya lebih baik telur, tempe, tahu, sayur, buah, murah kok, terus diajarin cara olahnya buat anak dan balita," tulis @fitriany abbas.
"Gimana ngk gitu kk, dana untuk stunting banyak potong-potong nyaa," tulis @ini.aku012.
"Di tempatku dapat bubur kacang hijau tapi bayar," tulis @FitriNurjannah.
"Up mba.. petugas gizi puskesmas perlu speak up," tulis @nisayang.
"Didesaku biskuit buat ibu hamil ditimbun," tulis@mawar.
"Semoga sampai ke pak bupati kk," tulis @bihun telur.
"Banyak kepotong dri sono nya itu," tulis @bayuaulia.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak terkait.
Depok
makanan pencegah stunting
viral di media sosial
nugget
Gandul
Cinere
Posyandu
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Sosok Sri Mulyani, Menkeu Viral Bahas Gaji Guru Kecil: Apakah Semua Harus Keuangan Negara? |
![]() |
---|
Wanita Ngamuk di Kantor Pengadilan Agama Tuntut Rp1 M, Ketua PA: Demi Konten |
![]() |
---|
Prajurit TNI Video Call Ibu Curhat Disiksa Senior dan Atasan, Dipukul Jika Tak Hafal Nama |
![]() |
---|
Sewa Pikap Rp200 Ribu, Pedagang Siomay Angkut Gerobak Saingannya Biar Tak Jualan |
![]() |
---|
Lorenza Beli Mobil Rp 260 Juta Pakai Uang Receh, Bawa 3 Galon Hasil Nabung 5 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.