Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keji Siswa MAN Dibully 20 Orang, Korban Dipaksa Minum Air Ludah & Tangan Dibakar, Ibu Nangis

Keji siswa MAN di-bully 20 orang, dipaksa minum air ludah dan tangan dibakar.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Siswa MAN 1 Medan diduga di-bully 20 orang, dipaksa minum air ludah dan tangan melepuh dibakar 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi bullying kembali terjadi, kali ini menimpa siswa MAN 1 Medan hingga viral di media sosial.

Aksi perundungan ini jadi sorotan melalui unggahan kakak korban di TikTok dengan akun @anisamwl.

Pasalnya korban diduga di-bully 20 orang dan dipaksa minum air ludah hingga disundut besi panas.

Bullying tersebut menimpa siswa bernama Muhammad Habib (14) pada Kamis (24/11/2023).

Baca juga: Ciri-ciri Sosok Artis Terkenal Bully Penyanyi Cilik Chikita Meidy, Petunjuk Ada di Sekolah: Trauma

Diketahui dalam unggahan di TikTok @anisamwl, kakak korban menjelaskan kejadian yang menimpa sang adik ketika bersekolah.

"Awalnya dia diculik dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore oleh anak-anak yang bersekolah di MAN 1 Medan dan mantan alumni MAN 1 Medan," tulis @anisamwl.

Lalu Anisa menjelaskan berbagai tindakan tidak terpuji yang dilakukan para pelaku bullying terhadap sang adik.

"Para pembuli memaksa adik saya untuk makan lumpur, menghisap sendal, makan daun dan ranting, serta meminum air ludah dari para pembuli," ungkapnya.

"Tidak sampai di situ, adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang dipanasi api," lanjutnya.

Dugaan Anisa, pelaku bullying terhadap adiknya tersebut mencapai 20 orang.

Ia pun berharap tim kepolisian bisa segera menuntaskan kasus ini.

Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah dilihat sebanyak lebih dari 95 ribu kali.

Kepala MAN 1 Medan, Reza Faisal, membenarkan adanya perundungan tersebut.

Kendati demikian, pihaknya belum merinci terkait kronologi kejadian bullying yang lebih lengkap.

"Betul ada kejadian seperti itu, namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan pemanggilan siswa yang terindikasi dengan didampingi orang tua," kata Reza pada Sabtu (25/11/2023), dikutip dari Kompas.com.

"Kasih kami waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap, dari siswa dengan melibatkan orang tua siswa," sambungnya.

Reza menyampaikan, pihaknya juga akan meminta keterangan dari guru atau wali kelas yang sedang bertugas saat peristiwa terjadi.

Pihaknya juga telah menjenguk korban usai kejadian.

"Kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini," pungkasnya.

Baca juga: Bukan Ikut Tren, Kasus Sayat Tangan di Ponorogo Dipicu Kecewa dengan Artis Korea Idola hingga Bully

Sementara itu Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari korban.

Pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi-saksi.

"Iya, sudah kami tangani," kata Teuku pada Sabtu (25/11/2023), dikutip dari Tribun Medan.

"Tim penyelidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan sudah melaksanakan olah TKP dan pemeriksaan para saksi," lanjutnya.

Muhammad Habib (tengah) bernama kedua orang tuanya Rahmat (kiri) dan ibu Khairani (kanan) saat menunjukkan luka bakar akibat disundut besi panas yang diduga dilakukan alumni MAN 1 Medan bernama FAS (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO )
Muhammad Habib (tengah) bernama kedua orang tuanya Rahmat (kiri) dan ibu Khairani (kanan) saat menunjukkan luka bakar akibat disundut besi panas yang diduga dilakukan alumni MAN 1 Medan bernama FAS (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Ditemui terpisah, ibunda korban, Khairani Anwar, mendapatkan informasi mengenai dugaan alasan sang putra bisa sampai menjadi korban perundungan.

Diduga korban disiksa para pelaku karena menolak bergabung ke dalam geng motor yang berisikan pelajar MAN 1 Medan dan alumninya.

Selain itu salah satu pelaku yang adalah alumni tidak suka melihat korban berteman akrab dengan siswa SMA lain yang dianggap musuh MAN 1 Medan.

Padahal, kata Khairani, anaknya berteman akrab dengan siswa sekolah lain karena temannya tersebut adalah alumni rumah Tahfiz Quran Anwar Saadah yang dibina oleh Kairani sendiri.

"Anak saya kan baru masuk kelas 1 dan anak sekolah SMA Negeri 6 ada mantan anak didik saya, itulah kawan Habib," ujar Khairani saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Medan Amplas, Sabtu.

"Mereka enggak senang Habib berteman dengan anak SMA Negeri 6," sambungnya sambi menangis, dikutip dari Tribun Medan.

Baca juga: Nasib Siswa SD di Tambun Korban Bully, Kaki Diamputasi, Ibu Kecewa Kondisi Anak Diremehkan Sekolah

Lanjut Khairani, anaknya diduga sempat ditawari hal lain oleh para anggota geng motor tersebut.

Tawaran tersebut adalah untuk menjebak teman korban dari sekolah lain untuk datang.

Tetapi korban menolak tawaran tersebut sehingga dirinya mendapatkan perlakuan penganiayaan dan kekerasan dari para pelaku.

"Karena si Habib enggak tega. Dari hatinya dia enggak mau karena takut kawannya mati," ujar Khairani.

Kini korban pun mengalami sejumlah memar di kepala, luka di bibir, dan luka bakar di tangan sebelah kanan karena sundutan besi panas.

Terkait luka luar sudah diobati, namun keluarga juga berencana memeriksa bagian dalam.

Lantaran anaknya dipaksa minum air yang sudah diludahi sekitar puluhan orang.

Mereka khawatir anaknya terpapar penyakit menular akibat liur.

Saat ini Khairani berharap, polisi mengusut tuntas apa yang menimpa anak semata wayangnya.

-
Muhammad Habib (tengah) bernama kedua orang tuanya Rahmat (kiri) dan ibu Khairani (kanan) saat menunjukkan luka bakar akibat disundut besi panas yang diduga dilakukan alumni MAN 1 Medan bernama FAS (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Kasus lain, ibu siswa yang kakinya diamputasi diduga setelah jadi korban bully, kini malah jadi bulan-bulanan teman sekolah anaknya.

Padahal belum surut perjuangan FAA sembuh dari penyakit kanker tulang yang dideritanya.

Kini ibu FAA, Diana, mengaku banyak mendapat hujatan dari teman-teman anaknya.

Hal itu setelah ia menuntut keadilan untuk dugaan bullying terhadap FAA.

Pengakuan ini disampaikan Kuasa Hukum FAA, Mila.

Hujatan banyak berasal dari alumni SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Bekasi, tempat dimana anaknya diduga mengalami bullying.

"Ada beberapa kemarin yang sangat miris, ada status dari teman-temannya F satu kelasnya itu ya."

"Dengan alumni anak 09 itu, yang menghujat ibunya F," ungkap Mila saat dihubungi Tribun Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Mila menyebutkan, banyak bukti-bukti tangkapan layar berisi hujatan dengan kata-kata tidak etis dan mengarah kepada Diana.

Hujatan tersebut terkait dengan status Diana sebagai orang tua tunggal bagi FAA.

Dilansir dari Kompas.com, salah satunya bahkan berisi ajakan teman-temannya untuk membakar rumah ibu FAA yang merupakan seorang janda.

"Itu sudah saya screenshot semua yang memberikan kata-kata yang tidak etis."

"Ada yang begini, 'Ya sudah, kita bakar ramai-ramai saja yuk rumah janda itu'," katanya.

Mila ataupun Diana tidak menyangka ucapan seperti itu keluar dari anak-anak di bawah umur.

Baca juga: Balita 2 Tahun Tewas Dirudapaksa Siswa SMP, Keluarga Pilu Minta Keadilan, Hukuman Apa yang Pantas?

Oleh sebab itu, mereka mempertanyakan hasil didikan pihak sekolah yang bersangkutan karena menganggap sejumlah aksi bullying sebagai tindakan biasa.

"Beginilah hasil didikan ketika gurunya saja menyampaikan bahwa bullying atau perundungan itu hal yang biasa," ungkapnya.

"Maka menciptakan pemikiran dan juga kualitas dari generasi muda atau muridnya menjadi seperti itu untuk attitude dan manner-nya," tambah dia.

Adapun tangkapan layar status berisi hujatan tersebut sudah disimpan Mila sebagai bukti untuk dilaporkan ke pihak berwajib.

Diberitakan sebelumnya, kaki kiri FAA harus diamputasi usai di-sleding oleh temannya.

Peristiwa bermula saat Februari 2023, FAA dan kelima temannya ingin jajan di luar sekolah saat jam istirahat.

Salah satu teman FAA melakukan aksi sleding kepadanya.

FAA kemudian terjatuh, kakinya terlihat memar, tetapi tidak ada luka luar.

Singkatnya, tiga hari kemudian FAA merasakan sakit pada kakinya.

Diana pun memaksa sang anak untuk bercerita.

SDN Jatimulya 09 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, TKP siswa diduga jadi korban bullying hingga diamputasi
SDN Jatimulya 09 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, TKP siswa diduga jadi korban bullying hingga diamputasi (Wartakotalive.com - TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

"Dironsen dan dirujuk ke MRI. Didiagnosis ada infeksi dalam. Itu pada akhir Maret, karena prosesnya enggak cepat, kami berusaha obati dulu," tutur Diana.

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan, tapi tidak kunjung membuahkan kesembuhan, bahkan kondisi FAA semakin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, dokter melakukan tindakan operasi amputasi, karena kondisi kaki FAA yang dalam observasi terakhir didiagnosis kanker tulang.

"Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami Fatir memicu aktif munculnya kanker tulang."

"Dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan."

"Jadi harus diamputasi," imbuh Diana.

Saat ini FAA masih menjalani perawatan di RS Kanker Dharmais Jakarta.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved