Berita Malang
Cara Mencegah Sambaran Petir dari Dosen UMM Malang, Penangkal dan Penangkap Berbeda
Cara penangkap dan penangkal petir berbeda, Dosen UMM Malang beri tips mencegah sambaran petir, Manusia jadi aktor utama
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Musim hujan membuat masyarakat harus lebih waspada. Dosen Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Machmud Effendy ST MEng mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan datang disertai petir.
Dikatakan, secara prinsip, petir mengandung muatan listrik negatif sehingga akan selalu mengincar sesuatu yang memiliki muatan listrik positif, termasuk diantaranya bumi.
Petir menimbulkan kerugian material hingga jatuhnya korban jiwa. “Petir kerap mengincar bangunan-bangunan yang tinggi dan luas serta memiliki banyak aliran listrik. Bangunan itu berpotensi lebih besar terkena sambaran petir, seperti misalnya rumah tempat tinggal, fasilitas perkantoran, gedung olahraga, gedung pemerintahan dan gedung-gedung sejenisnya,” papar Machmud dalam rilis humas UMM, Minggu (26/11/2023).
Dijelaskan, manusia yang merupakan aktor utama, perlu memiliki edukasi yang memadai terkait cara melindungi diri dari petir.
Seperti memantau ramalan cuaca secara berkala, menjauhi tempat terbuka ketika cuaca buruk, serta meminimalisir penggunaan listrik dan telepon genggam ketika sedang hujan.
Baca juga: Cuaca Jatim Besok Senin 27 November 2023: Cuaca di Surabaya Akan Hujan Ringan, Bangkalan Hujan Petir
Selain itu, penggunaan listrik dan telepon genggam yang menimbulkan radiasi berpotensi juga menjadi jalur bagi arus petir yang dapat membahayakan manusia.
Termasuk juga ketika mengoperasikannya saat berada di dalam mobil. Selain perlu menjauhi aktivitas yang berhubungan dengan kelistrikan, penggunaan penangkap atau penangkal petir juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi peluang terjadinya sambaran petir. Masyarakat kerap mengira bahwa kedua alat ini sama, tapi pada dasarnya berbeda.
Dimana penangkap petir bekerja dengan cara menangkap petir yang menyambar dan menyalurkan ke tanah dengan tegangan serendah-rendahnya.
Sementara penangkal petir menggunakan listrik tegangan yang sangat tinggi sehingga petir dapat langsung dimentahkan. Meski tujuannya sama, penangkap dan penangkal listrik memiliki fungsi yang berbeda.
Dijelaskan, penangkap listrik biasanya digunakan pada skala kecil menengah seperti rumah tangga, industri mikro, hingga gedung perkantoran kecil. Penangkap listrik juga dinilai efisien karena jauh lebih terjangkau dari segi biaya.
Penangkal listrik membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, bahkan mencapai dua puluh kali lipat. Sebab biaya pembelian alat yang mampu memproduksi listrik hingga tegangan lebih dari 40.000 volt.
Selain mahal, alat penangkal listrik memiliki jangkauan yang sangat luas. Satu alat penangkal listrik dapat menjangkau bahkan hingga radius 50 meter.
Sehingga alat ini cocok untuk digunakan dalam lingkup yang lebih luas, seperti kawasan industri, kawasan perkantoran, pabrik dan gedung olahraga.
Alatnya juga memiliki berbagai keuntungan lain seperti penggunaan sistem elektro statis. Sehingga pantulan listrik yang dihasilkan tidak menimbulkan radiasi apapun yang dapat membahayakan lingkungan maupun manusia.
UMM Malang
Universitas Muhammadiyah Malang
petir
penangkal petir
penangkap petir
sambaran petir
mencegah sambaran petir
TribunJatim.com
Tribun Jatim
JPU Tolak Eksepsi Selebgram Isa Zega Terkait Kasus Pencemaran Nama Baik |
![]() |
---|
Ditinggal Bikin Pentol, Pedagang Bakso di Malang Syok Burung Murai Harga Jutaan Raib Digondol Maling |
![]() |
---|
Amankan Perayaan Imlek di Kelenteng Eng An Kiong, Polresta Malang Kota Terjunkan Puluhan Personel |
![]() |
---|
Nostalgia Nikmati Jajanan Sekolah di Festival Najaj Halokes Kampung Sekabrom Kayutangan Malang |
![]() |
---|
Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek 2025, Ribuan Tiket Kereta di Stasiun Malang Ludes Terjual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.