Berita Ngawi
Nasib Penghuni Rumah di Ngawi Tersambar Petir Meski Tak Ada TV, Pakar Kuak Ciri yang Berpotensi Kena
Sebuah rumah di Ngawi tersambar petir meski tak memiliki televisi atau dalam kondisi tak ada listrik, pakar menguak ciri bangunan berpotensi kena.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa rumah di Ngawi tersambar petir meski tak memiliki televisi dan muatan listrik tengah menjadi sorotan.
Rumah yang berada di Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tersambar petir pada Jumat (1/12/2023).
Akibat sambaran itu, rumah menjadi porak-poranda dan sejumlah penghuninya harus dilarikan ke rumah sakit.
Kini terungkap nasib para penghuni yang mengalami musibah tersambar petir pada masa penghujan.
Keluarga korban menceritakan bagaimana detik-detik rumahnya menjadi korban sambaran petir.
Menurut pengakuan kakak korban yang bernama Tohari, adiknya bersama keluarga sedang tidak menyalakan televisi dan ponsel pada saat kejadian.
Padahal tak ada televisi ataupun aliran listrik, tetapi rumah warga di Ngawi ini porak poranda.
“Lukanya seperti baret, seperti kalau kulit kena kembang api, ada luka bakar kecil kecil,"
"Beruntung kondisinya tidak parah, hanya syok," ungkap Tohari, dilansir dari Kompas.com, Minggu (3/12/2023), seperti dikutip TribunJatim.com
Penjabaran lebih lengkap mengenai rumah yang berpotensi terkena sambaran petir akhirnya disampaikan oleh pakar.
Baca juga: Cara Mencegah Sambaran Petir dari Dosen UMM Malang, Penangkal dan Penangkap Berbeda
Ada ciri-ciri khusus bangunan atau rumah yang bisa terkena sambaran petir.
Dosen Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) Syarif Hidayat mengatakan, rumah yang tersambar petir umumnya cukup terpencil dan terpisah dari rumah lain.
“Kira-kira 30-40 meter dari rumah lain. Kalau rumahnya rapat, anggapannya bisa saling melindungi,” kata Syarif saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/12/2023).
Selain itu, rumah yang menonjol, baik di atas bukit atau tempat terbuka, juga lebih memungkinkan tersambar petir.

Ternyata, bangunan apapun bisa terkena sambaran petir jika terlihat 'menonjol' di atas permukaan bumi.
“Intinya, petir akan menyambar apa saja objek di muka Bumi, rumah, orang, struktur apa pun yang menonjol,” terang dia.
Meski suatu rumahnya sudah berdekatan dengan yang lain, Syarif mengungkapkan masih adanya kemungkinan tersambar petir.
Hal ini terjadi ketika salah satu di antara rumah itu lebih tinggi dari yang lain.
Syarif menegaskan, rumah dengan kondisi di atas berpotensi tersambar petir, meskipun penghuni tidak menyalakan televisi dan bermain ponsel.

“Itu tidak ada urusannya (menyalakan TV dan bermain ponsel). Itu urusannya rumah menonjol dan sekelilingnya tidak ada yang lebih tinggi,” terangnya.
Menurutnya, cara mencegah petir agar tidak menyambar rumah adalah memasang penangkal petir.
“Cara mencegahnya harus dipasang penangkal petir, sebatang logam yang dipasang lebih tinggi dari rumah yang ingin dilindungi,” kata dia.
Dengan begitu, petir nantinya akan menyambar penangkal petir yang sudah terpasang di rumah.
“Jadi, penangkal petir itu adalah objek yang disediakan untuk disambar petir," ujarnya.
Lebih lanjut, Syarif menjelaskan bahwa sambaran petir bisa menyebabkan kematian pada satu orang atau lebih sekaligus.
“Petir itu mengandung muatan arus listrik sangat besar, yang cukup membunuh satu orang atau lebih dalam satu waktu,” jelasnya.

Musim hujan membuat masyarakat harus lebih waspada.
Dosen Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Machmud Effendy ST MEng mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan datang disertai petir.
Dikatakan, secara prinsip, petir mengandung muatan listrik negatif sehingga akan selalu mengincar sesuatu yang memiliki muatan listrik positif, termasuk diantaranya bumi.
Petir menimbulkan kerugian material hingga jatuhnya korban jiwa.
“Petir kerap mengincar bangunan-bangunan yang tinggi dan luas serta memiliki banyak aliran listrik. Bangunan itu berpotensi lebih besar terkena sambaran petir, seperti misalnya rumah tempat tinggal, fasilitas perkantoran, gedung olahraga, gedung pemerintahan dan gedung-gedung sejenisnya,” papar Machmud dalam rilis humas UMM, Minggu (26/11/2023).
Dijelaskan, manusia yang merupakan aktor utama, perlu memiliki edukasi yang memadai terkait cara melindungi diri dari petir.
Seperti memantau ramalan cuaca secara berkala, menjauhi tempat terbuka ketika cuaca buruk, serta meminimalisir penggunaan listrik dan telepon genggam ketika sedang hujan.
Baca juga: Cuaca Jatim Besok Senin 27 November 2023: Cuaca di Surabaya Akan Hujan Ringan, Bangkalan Hujan Petir
Selain itu, penggunaan listrik dan telepon genggam yang menimbulkan radiasi berpotensi juga menjadi jalur bagi arus petir yang dapat membahayakan manusia.
Termasuk juga ketika mengoperasikannya saat berada di dalam mobil.
Selain perlu menjauhi aktivitas yang berhubungan dengan kelistrikan, penggunaan penangkap atau penangkal petir juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi peluang terjadinya sambaran petir.
Masyarakat kerap mengira bahwa kedua alat ini sama, tapi pada dasarnya berbeda.
Dimana penangkap petir bekerja dengan cara menangkap petir yang menyambar dan menyalurkan ke tanah dengan tegangan serendah-rendahnya.
Baca juga: Pilu Wanita Situbondo Suami Tersambar Petir saat Perbaiki Atap Gubuk, Suara Teriakan Hebohkan Warga
Sementara penangkal petir menggunakan listrik tegangan yang sangat tinggi sehingga petir dapat langsung dimentahkan.
Meski tujuannya sama, penangkap dan penangkal listrik memiliki fungsi yang berbeda.
Dijelaskan, penangkap listrik biasanya digunakan pada skala kecil menengah seperti rumah tangga, industri mikro, hingga gedung perkantoran kecil.
Penangkap listrik juga dinilai efisien karena jauh lebih terjangkau dari segi biaya.
Penangkal listrik membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, bahkan mencapai dua puluh kali lipat.
Sebab biaya pembelian alat yang mampu memproduksi listrik hingga tegangan lebih dari 40.000 volt.
Baca juga: Momen Warga Tanam Pria yang Tersambar Petir di Aceh, Kebiasaan Turun-temurun, Kondisi Korban?
Selain mahal, alat penangkal listrik memiliki jangkauan yang sangat luas.
Satu alat penangkal listrik dapat menjangkau bahkan hingga radius 50 meter.
Sehingga alat ini cocok untuk digunakan dalam lingkup yang lebih luas, seperti kawasan industri, kawasan perkantoran, pabrik dan gedung olahraga.
Alatnya juga memiliki berbagai keuntungan lain seperti penggunaan sistem elektro statis.
Sehingga pantulan listrik yang dihasilkan tidak menimbulkan radiasi apapun yang dapat membahayakan lingkungan maupun manusia.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Bus Rombongan Ziarah Wali Songo Asal Cilacap Kecelakaan di Tol Ngawi, Penumpang Luka-luka |
![]() |
---|
Tinjau Banjir di Ngawi, Bupati Ony Anwar Pastikan Segala Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi |
![]() |
---|
Air Sungai Bengawan Solo Meluap, 7 Kecamatan di Ngawi Terendam Banjir |
![]() |
---|
Satpol PP Bongkar Bangunan Liar di Alas Malang Ngawi, Diduga jadi Sarang Prostitusi, Meresahkan |
![]() |
---|
Jalan di Ngawi Direndam Banjir Usai Hujan Deras Melanda, Aspal Terkelupas, Lalu Lintas Tersendat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.