Raih Pendanaan Rp 216 M, Gravel Berkomitmen Percepat Transformasi Digital Industri Konstruksi
Raih pendanaan Rp 216 M dari investor, Gravel berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital industri konstruksi.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gravel, perusahaan teknologi konstruksi di Indonesia, berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 14 juta US Dollar atau sekitar Rp 216 miliar hingga saat ini dari investor ternama, New Enterprise Associates (NEA); Weili Dai, Co-Founder Marvell Technology Group; Lip-Bu Tan, Executive Chairman Cadence Design System dan Chairman Walden International; SMDV; East Ventures; serta beberapa investor lainnya.
Pendanaan tersebut dinilai mampu memperkuat posisi Gravel untuk memperluas eksistensinya di sektor teknologi konstruksi global.
Co-Founder dan Chairman, Nicholas Sutardja menjelaskan, perjalanan Gravel dimulai pada 2019 sebagai aplikasi yang menghubungkan pelanggan dengan tukang bangunan terampil.
Dalam kurun waktu 2020 hingga 2022, Gravel mampu mengantongi pertumbuhan signifikan sebesar 45x, didukung oleh komunitas tukang sebanyak 1,7 juta orang dan kolaborasi kuat dengan arsitek, kontraktor, dan pemasok material, serta pemerintah dalam menetapkan standar pekerja konstruksi bersertifikat.
Dengan lebih dari 6.000 proyek di 20 provinsi, portofolio Gravel mencakup proyek besar seperti LRT Jabodebek, Jakarta International Stadium, RS Pelni, Theater IMAX Keong Mas, hingga beragam proyek pembangunan dan renovasi hunian untuk masyarakat Indonesia.
Seiring waktu, Gravel memperluas layanannya dengan menyediakan jasa konstruksi yang terintegrasi.
Teknologi Gravel tak hanya menghubungkan pelanggan dengan tukang berkualitas, namun juga membuka akses untuk mendapatkan peralatan konstruksi, bahan bangunan, dan tim yang ahli membuat pembangunan, renovasi, perbaikan hunian, perkantoran dan ruang komersial semakin efisien.
Caranya adalah dengan meluncurkan empat fitur transformatif di aplikasi Gravel yang mampu menjawab tuntutan industri akan layanan konstruksi holistik: Gravel Harian untuk cari tukang bangunan, Gravel Borongan untuk proyek dengan kesepakatan anggaran, Gravel Maintenance untuk perbaikan hunian, dan Gravel Material untuk belanja bahan bangunan.
Semua fitur ini akan terhubung SalamChat, aplikasi instant messaging yang juga dikembangkan Gravel untuk memfasilitasi kelancaran komunikasi dan kolaborasi antar pihak-pihak yang terlibat.
Berkaca dari hal tersebut, Nicholas Sutardja memiliki keyakinan penuh pada misi dan visi yang diemban Gravel.
“Strategi inovatif kami tidak semata merevolusi industri, tetapi juga meningkatkan kehidupan pekerja konstruksi di seluruh Indonesia. Saya bangga dengan pencapaian Gravel, karena ini lebih dari sekadar bisnis. Ada misi dengan dampak sosial yang tinggi di mana Indonesia hanyalah permulaan, karena impact-nya dapat menyebar secara global," ujarnya, Senin (4/12/2023).
Co-Founder dan Co-Chief Executive Officer, Georgi Ferdwindra Putra menambahkan, pertumbuhan Gravel yang signifian didukung oleh leadership kuat yang mampu mendorong perusahaan dan seluruh talenta yang terlibat.
“Kekuatan leadership dan inovasi Gravel mampu memperluas cakupan layanan kami dalam proses konstruksi secara holistik. Bersama Gravel, pelanggan bisa bertemu arsitek atau studio desain untuk pembuatan konsep dan gambar bangunan, menunjuk kontraktor berlisensi yang sesuai dengan jenis pembangunan dan anggaran mereka, memperkerjakan tukang yang keterampilannya teruji hingga mendapatkan bahan bangunan dan alat konstruksi berkualitas," ungkap Georgi Ferdwindra Putra.
"Setelah proyek selesai, mereka juga bisa memanfaatkan jasa perbaikan dan perawatan bangunan untuk memastikan kondisinya tetap prima. Jadi, pelanggan dan pelaku proyek konstruksi sama-sama berdaya di setiap prosesnya," tambahnya.
Sementara itu, Co-Founder dan Co-Chief Executive Officer Gravel, Fredy Yanto menjelaskan, dalam mendorong kemajuan teknologi di sektor konstruksi Indonesia, Gravel mengoptimalkan smart matching technology yang disebut Personalized Job Feed untuk menyederhanakan proses mempertemukan tukang dengan kebutuhan proyek.
Teknologi ini memastikan pelanggan mendapatkan tukang berkualitas tinggi hanya dalam satu setengah menit, di mana terdapat perbedaan waktu yang sangat signifikan dari proses pencarian tukang secara konvensional yang rata-rata butuh 5-14 hari.
Teknologi ini juga tidak hanya mempercepat proses konstruksi, namun secara substansial juga mengurangi biaya.
Selain itu, platform data Gravel mempu menghadirkan analisis kegiatan proyek secara real-time yang berguna dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Bahkan, ke depannya, Gravel akan meluncurkan model prediktif yang dirancang untuk memantau perkembangan proyek secara efisien.
“Menjadi jembatan antara teknologi dan konstruksi mampu meningkatkan nilai dan potensi,” kata Fredy Yanto.
Solusi Gravel yang didukung oleh AI telah membuka jalan untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi yang lebih tinggi. Ini dapat terwujud karena Gravel memiliki tim dengan talenta yang luar biasa.
"Jadi, kami di Gravel punya aspirasi untuk menyederhanakan proses konstruksi bangunan agar bisa semudah check-out belanja di platform e-commerce," sambung dia.
Pasar Indonesia yang luas, pertumbuhan industri konstruksi yang stabil, dan pertumbuhan Gravel yang konsisten meningkat telah menjadi daya tarik utama bagi investor.
Hal ini ditandai dengan kinerja solid dan ekspansi berkelanjutan Gravel yang menawarkan peluang investasi yang sangat menarik.
“Kami melihat talent dan potensi yang kuat di Asia Tenggara, dan memang sudah cukup lama kami memantau untuk mencari peluang investasi yang relevan," ujar NEA Partner-Chairman dan Head of Asia, Carmen Chang.
“Gravel adalah investasi pertama kami di Asia Tenggara dan kami senang dengan potensinya dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan industri konstruksi Indonesia. Kami yakin kekuatan tim Gravel akan membawa dampak bagi Indonesia dan industri konstruksi global. Kami harap dukungan kami dapat mendorong pertumbuhan dan perluasan bisnis Gravel ke depan," lanjutnya.
Gravel
Nicholas Sutardja
LRT Jabodebek
Jakarta International Stadium
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Tribun Jatim
| Respon Pertamina usai Bule asal Jerman Amuk Petugas SPBU yang Tak Mau Isi Solar ke Truknya |
|
|---|
| Digelontor Dana Rp94 Miliar, Pemkab Ponorogo Kebut Perbaikan Jalan, Ada 167 Titik Jadi Sasaran |
|
|---|
| Arti Kode 31, 34 dan 54 di SPBU Pertamina, Apa Bedanya Pom Bensin Dikelola Pemerintah dengan Swasta? |
|
|---|
| Tuban Masuk 5 Besar Keluhan Pertalite Terbanyak di Jatimbalinus, Pertamina Perpanjang Pengaduan |
|
|---|
| Sosok Dokter Aditya Dibayar Seikhlasnya hingga Doa Tapi Pelayanan Bintang 5, Klinik sempat Diragukan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Co-Founder-dan-Co-Chief-Executive-Officer-Gravel-Fredy-Yanto-ilustrasi-gravel.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.