Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sosok dan Biodata

SOSOK dan BIODATA LENGKAP Profesor Hamka Haq yang Meninggal Dunia, Politisi Gaek PDIP yang Tokoh MUI

Prof. Dr. Hamka Haq MA atau yang akrab disapa Profesor Hamka Haq tokoh MUI dan politisi PDIP meninggal dunia pada Kamis siang (7/12/2023).

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Politisi PDIP, Hamka Haq - Profil Hamka Haq politisi gaek PDIP dan tokoh MUI kini meninggal dunia 

Islam Rahmah untuk Bangsa (Rakyat Merdeka jakarta, 2009); Pancasila 1 Juni & Syariat Islam (Rakyat Merdeka & Bamusi Jakarta, 2011), Mengabdi Bangsa Bersama Presiden Megawati (2012), Peluralisme itu Rahmat untuk Satu Indonesia (Bamusi Jakrta, 2013), 

Pengaruh Teologi terhadap Ushul Fiqh (Makassar: UIN Alauddin, 2015) Islam dan Hubungan Lintas Agama (Bamusi, Jakarta 2019), dan Asas Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Jakarta: Bamusi 2019)

Latar Belakang

Prof. Dr. H. Hamka Haq berasal dari keluarga santri, campuran dari ormas-ormas Islam, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam dan ormas lokal DDI (Daru Da'wah Wal Irsyad). Ayahnya, K.H. Abdul Qadir, adalah wakil Ketua Rais Syuriah NU Kabupaten Barru, sekaligus Pengasuh Pesantren (Madrasah) DDI.

Dari keluarga ibu kandung Umi Siti Hawa, semuanya dari Syarikat Islam, dan sebagian keluarga ayah bergabung ke Muhammadiyah.

Ketika keluarga ayah membangun sekolah Muallimin Muhammadiyah (4 th), mereka minta ayah Hamka, K.H. Abdul Qadir (Pengurus NU Barru) turut menjadi pembinanya, bahkan Hamka Haq juga pernah sekolah di Muallimin itu.

K.H. Abdul Qadir memberi nama kepada puteranya "Hamka", karena kagum pada sikap moderat Buya Prof. Dr. HAMKA, yang pernah berkunjung ke Barru dalam satu tabligh akbar di daerah itu. Walaupun jelas-jelas Buya Hamka adalah dari Muhammadiyah.

Sejak kecilnya, Hamka Haq termasuk pecinta Bung Karno.

Hampir semua pidato Bung Karno pada tahun 60-an pernah dibaca dan setengah hafal.

Ketika itu seorang wakil camat tinggal bersama di kediaman Hamka Haq, dan punya koleksi pidato Bung Karno.

Dan di sekolah, Hamka Haq senang menggambar Bung Karno saat pelajaran menggambar bebas.

Dia juga membaca habis buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams, juga buku Dibwah Bendera Revolusi (versi lama).

Tak heran jika Hamka Haq mengidolakan Bung Karno.

Di era Reformasi, PNS tidak lagi wajib masuk Golkar.

Ketika itulah Hamka Haq memilih masuk PDI Perjuangan, sementara rekannya yang lain, Dr. Harifuddin Cawidu tetap di Golkar, dan Prof. Jalaluddin Rahman masuk PPP.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved