Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tawuran Tewaskan Pelajar di Surabaya

3 Firasat Ibu Pelajar SMP di Surabaya yang Anaknya Tewas Dibacok, Sempat Curhat Soal Wali Kelas

3 firasat yang dirasakan ibu pelajar SMP di Surabaya sebelum anaknya tewas dibacok usai terlibat tawuran, sempat curhat soal wali kelas.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Rumah duka MC (15) pelajar kelas 3 SMP di Surabaya yang tewas dengan luka sobek setengah melingkar dari dada hingga punggung diduga dibacok senjata tajam, saat terlibat tawuran antar kelompok remaja, pada Sabtu (9/12/2023) dini hari, dipenuhi para pelayat.  

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pihak keluarga mengungkap sejumlah gelagat aneh yang diartikan sebagai firasat kepergian MC (16) pelajar kelas 3 SMP di Surabaya yang tewas dibacok senjata tajam saat terlibat tawuran antar kelompok remaja, pada Sabtu (9/12/2023) dini hari. 

Terdapat tiga gelagat aneh yang diketahui oleh orang tua, sebelum MC dikabarkan tewas dalam aksi tawuran di ruas Jalan Sidotopo Wetan, Simokerto, Surabaya, sekitar pukul 04.15 WIB. 
 
Ibunda korban, Rita Maulita (48) menceritakan gelagat aneh yang pertama dari MC sebelum kejadian nahas tersebut. 

Tak seperti biasanya, MC meminta dirinya untuk menyimpan makanan di kulkas agar nantinya dapat dimakan sepulang bermain pada  Jumat (8/12/2023) malam. 

Padahal, selama ini, Rita, sapaannya, hafal betul kebiasaan sang anak ketika memperlakukan makanan.

MC tidak pernah menyimpan makanan, agar dapat dimakan di kesempatan waktu yang lain. 

Pada malam itu, sekitar pukul 19.00 WIB, MC mendadak meminta izin kepada dirinya untuk menyimpan sebungkus mi instan di dalam kulkas agar dapat dimasak dan dimakan sepulang bermain. 

Namun, lanjut Rita, ternyata permintaan tersebut merupakan permintaan terakhir MC akan berpulang untuk selama-lamanya. 

"Nah pikiran saya itu, sudah merasa aneh sendiri. Kok MC begitu. Wes (sudah) gak ada apa-apa. Biasanya, kalau ada makanan di kulkas, dia pulang dan langsung dimakan. Anehnya kok dia minta disimpan. Padahal juga dia habis makan, kok minta lagi," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di rumah duka, kawasan Kecamatan Simokerto, Surabaya

Gelagat menandai firasat yang kedua. Rita mengungkapkan, sehari sebelum kejadian tersebut, MC sempat mencurahkan isi hati atau curhat agak mendalam mengenai kehidupan pribadinya di sekolah dan lingkungan pertemanan. 

Baca juga: Kronologi Versi Keluarga Pelajar SMP di Surabaya yang Tewas Dibacok: Ikut Lari dan Terpeleset

MC sempat menceritakan kebaikan sosok wali kelasnya di sekolah yang memberikannya uang untuk melunasi pembayaran uang kas rutin. 

Dia mengatakan, nilainya tak besar, yakn Rp 68 ribu. Namun, lanjut Rita, kebaikan dari wali kelas MC membekas di benak anaknya. 

Atas kebaikan sederhana yang diterima oleh MC, ia merasa bahwa sang anak sangat terpacu motivasinya untuk bisa membalas kebaikan dari sang wali kelas di kemudian hari, kelak. 

"Lalu saya pesan ke MC untuk menurut kepada saya. Sekolah terus sampai pintar. Kalau sudah kerja jangan lupakan (kebaikan) Bu Pram, kalau ketemu, salim, sapa," ungkapnya. 

Rita tak menampik, perekonomian keluarganya memang pas-pasan.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved