Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Bocah 12 Tahun Dijual Rp 140 Ribu ke Pria Dewasa, Dijajakan Nenek Demi Jagung, Kini Hamil Muda

Beginilah nasib bocah 12 tahun yang dijual anggota keluarganya sendiri yakni sang nenek untuk diganti dengan jagung, kini tengah hamil muda.

|
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Suryamalang
Ilustrasi gadis 12 tahun yang dijual neneknya ke pria dewasa 

"Dia menyakiti saya secara fisik dengan menggigit saya setiap kali saya membuat kesalahan," jelasnya.

Dia tinggal bersama pria itu selama tiga bulan, sampai seseorang memberi tahu lembaga sosial.

Kemudian, ketika proses sedang diatur agar Tamara dapat kembali ke sekolah, dia menyadari sesuatu. Dia melewatkan beberapa siklus haid.

Tamara, perempuan berusia 12 tahun, sedang mengandung bayi.

Berjarak hampir 100 kilometer dari gubuk bibi Tamara, perjalanan singkat dengan mobil dari perbatasan Mozambik, sebuah bangunan hijau terang kecil memainkan alunan musik pop Malawi.

Tempat itu merupakan kantor Radio Mzati, sebuah stasiun radio lokal.

Sekelompok perempuan muda berdandan glamor berusia 20-an berkumpul di studio radio. Mereka menyesuaikan mikrofon dan tertawa ria sambil bersiap-siap melakukan siaran.

"Halo! Halo! Selamat datang di edisi Ticheze Atsikana berikutnya," seru penyiar utama Chikondi Kuphata, "sebuah program yang berdiri sebagai platform bagi kita para perempuan cantik untuk membahas masalah yang mempengaruhi kita!"

Kuphata dan rekan penyiar Lucy Morris beralih antara bahasa Inggris dan bahasa Chichewa - nama program mereka artinya "Mari bercakap-cakap" dalam bahasa Chichewa.

Acara itu disiarkan setiap minggu, disponsori oleh AGE Africa, sebuah LSM yang mendukung anak perempuan rentan dan dari pedesaan untuk tetap bersekolah.

Siaran radio itu menjangkau lebih dari empat juta pendengar di seluruh Malawi. Mayoritas pendengar mereka adalah perempuan di komunitas pedesaan seperti Tamara.

Topik yang mereka bahas hari ini adalah pernikahan anak.

"Alasan utama di sini adalah kemiskinan," kata Morris.

"Karena sebagian besar keluarga di sini miskin, orang tua tidak dapat merawat anak-anak, jadi solusi terbaik adalah mengirim seorang perempuan ke dalam pernikahan. Anak-anak perempuan menikah dengan pria yang jauh lebih tua dari mereka yang dapat menafkahi mereka," jelasnya.

Para perempuan itu meminta pendengar mereka untuk mengirimkan komentar melalui WhatsApp, sebelum istirahat dan memainkan lagu bertajuk Come Back.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved