Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bu Guru Wiwin Ikhlas Ngajar Cuma Dibayar Rp300 Ribu, Puas Lepas Gaji Rp 8 Juta dan Profesi Mentereng

Inilah sosok Bu Guru Wiwin yang ikhlas mengajar cuma dibayar Rp 300 ribu dan malah puas lepaskan gaji Rp 8 juta.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Surya, Tribun-Medan.com
Sosok Bu Guru Wiwin yang rela dibayar cuma Rp 300 ribu meski dulunya punya profesi mentereng gaji Rp 8 juta 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok Bu Guru Wiwin menjadi sorotan belakangan ini.

Ibu guru bernama Wiwin ikhlas mengajar cuma dibayar Rp 300 ribu.

Bu Guru Wiwin bahkan mengaku merasa sangat puas bisa melepas ikhlas gaji yang sebelumnya tinggi.

Dulunya digaji Rp 8 juta dan memiliki profesi mentereng, Bu Wiwin ternyata pilih pekerjaan sederhana.

Kini, Bu Guru Wiwin menang juara sains yang membuat namanya semakin dikenal orang.

Sosok Wiwin Dwi Jayanti, guru juara sains yang melepas gaji Rp 8 juta, tapi malah pilih bergaji Rp 300.000 di SMA Kristen Bhaitani.

Wiwin Dwi Jayanti melepas karier yang menjanjikan di depannya dan tetap memilih menerjuni dunia pendidikan di sekolah yang menaunginya sejak kecil, yaitu SMA Kristen Bhaitani.

Padahal, lulusan S2 Universitas Muhammadiyah jurusan Kimia itu cuma digaji tidak lebih dari Rp 300.000 di SMA Kristen Bhaitani.

Lantas, seperti apa profil SMA Kristen Bhaitani tempat Wiwin mengajar?

Baca juga: Bu Guru Paksa Anak SD Melayaninya hingga Hamil, Buat Fitnah saat Dilaporkan Wali Murid: Merasa Sakit

Melansir dari laman dapo.kemdikbud.go.id seperti dikutip Tribun Jatim dari Surya, SMA Kristen Bhaitani berlokasi di JL. RAYA PUTUK - NONGKOJAJAR, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Sekolah tersebut saat ini memiliki 7 guru, 6 tendik, 13 PTK dan 29 PD. Fasilitas sekolah ini memiliki 3 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang ibadah, 1 ruang TU, dan beberapa ruangan lain.

SMA Kristen Bhaitani ini juga masih memiliki akreditasi B.

Diketahui, Wiwin Dwi Jayanti, baru saja menorehkan prestasi di tingkat nasional. Ia baru meraih medali emas dalam ajang Sains Merdeka Indonesia 2023.

Wiwin Dwi Jayanti menjadi juara pertama kejuaraan sains antar guru se-Indonesia dalam kompetisi yang digelar oleh National Science and Social Competition (NSSC) Divua Cahaya Prestasi.

Setelah raihan prestasi dalam pendidikan dan karier yang menjanjikan di depannya, Wiwin tetap memilih jadi guru di sekolah yang menaunginya sejak kecil, yaitu SMA Kristen Bhaitani.

Dikutip TribunJatim.com dari Surya.co.id, Wiwin mengaku merasa bangga bisa menorehkan prestasi yang luar biasa.

Menurutnya, penghargaan di Sains Merdeka dipersembahkan untuk sekolah yang telah memberinya kesempatan untuk mengajar sampai saat ini. “Saya tidak menyangka menjadi juara. Ini pertama kalinya ikut olimpiade antar guru se-Indonesia. Alhamdulillah bisa juara pertama, meski persiapannya terbatas,” ungkap Wiwin, Senin (11/12/2023).

Yang menarik, perempuan berjilbab ini adalah lulusan SMP dan SMA Kristen Bhaitani, dimana ia sekarang mengajar.

Ini adalah lembaga pendidikan yang bernaung dalam yayasan Kristen. Namun, ia tetap percaya diri sebagai seorang Muslim.

Hingga akhirnya, Wiwin berhasil melanjutkan sekolah jenjang sarjana di UM (Universitas Muhammadiyah) jurusan Kimia murni. Bahkan, ia juga berhasil menyelesaikan S2.

Setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di beberapa industri termasuk di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Gaji besar yang ditawarkan malah tidak membuatnya betah bekerja di sana.

Dan keputusan berani diambil Wiwin, ia memilih kembali ke sekolah tempat ia menimba ilmu sejak duduk di bangku SMP.

Bahkan ia mengenang bagaimana nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah. “Setelah lulus SD orangtua sudah tidak sanggup membiayai SMP. Setelah itu, saya dikasih kesempatan untuk sekolah di sini. Alhamdulillah, saya bisa sampai SMA bahkan sampai sekarang hampir menyelesaikan S3,” tutur Wiwin.

Wiwin mengakui ada kepuasan batin saat memberikan dan berbagi ilmu untuk anak-anak di sekolah. Ia merasa bisa memberikan manfaat untuk anak-anak.

“Kalau mengajar itu bisa dikenal banyak orang,” kelakarnya.

Padahal perbandingan remunerasi yang didapatkannya dari tempat bekerja pertama dengan tempat mengajar sekarang, bak langit dengan bumi. Di tempat bekerja sebelumnya yang memang mentereng, Wiwin bisa mendapat gaji antara Rp 4 juta sampai Rp 8 juta per bulan.

Di SMA Kristen Bhatani ini, Wiwin hanya mendapatkan tidak lebih dari Rp 300.000, namun ia lebih memilih mengabdi sebagai pendidik.

“Saya ingin berbakti dan berdedikasi untuk sekolah ini. Makanya, penghargaan ini untuk sekolah ini. Saya bangga bisa ikut memberikan akses pendidikan tanpa membedakan latar belakang mereka,” ungkapnya.

Sementara Kepala Sekolah SMA Kristen Bhatani, Dedi Hariyati menyampaikan terima kasih atas kontribusi yang diberikan oleh mantan muridnya yang disebutnya sangat luar biasa ini.

Pihaknya mengaku bangga atas prestasi mantan murid yang saat ini juga guru di SMA Kristen Bhatani.

“Di sekolah ini kami memang menampung bukan hanya siswa Kristen saja, ada Muslim, dan juga Hindu. Mereka kami beri kesempatan melanjutkan sekolah, kami berikan akses pendidikan yang sama, tidak dibedakan,” urainya.

Baca juga: Anaknya Tak Dibelikan Es Krim Mixue, Wali Murid di Indramayu Ngamuk Maki Bu Guru, Dichat Balas Gatau

Menurut Wiwin, penghargaan di Sains Merdeka dipersembahkan untuk sekolah yang telah memberinya kesempatan untuk mengajar sampai saat ini. “Saya tidak menyangka menjadi juara. Ini pertama kalinya ikut olimpiade antar guru se-Indonesia. Alhamdulillah bisa juara pertama, meski persiapannya terbatas,” ungkap Wiwin, Senin (11/12/2023).

Yang menarik, perempuan berjilbab ini adalah lulusan SMP dan SMAK Bhaitani, dimana ia sekarang mengajar. Ini adalah lembaga pendidikan yang bernaung dalam yayasan Kristen.

Namun, ia tetap percaya diri sebagai seorang Muslim. Hingga akhirnya, Wiwin berhasil melanjutkan sekolah jenjang sarjana di UM (Universitas Muhammadiyah) jurusan Kimia murni. Bahkan, ia juga berhasil menyelesaikan S2.

Setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di beberapa industri termasuk di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Gaji besar yang ditawarkan malah tidak membuatnya betah bekerja di sana. Dan keputusan berani diambil Wiwin, ia memilih kembali ke sekolah tempat ia menimba ilmu sejak duduk di bangku SMP.

Bahkan ia mengenang bagaimana nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah. “Setelah lulus SD orangtua sudah tidak sanggup membiayai SMP. Setelah itu, saya dikasih kesempatan untuk sekolah di sini. Alhamdulillah, saya bisa sampai SMA bahkan sampai sekarang hampir menyelesaikan S3,” tutur Wiwin.

Wiwin mengakui ada kepuasan batin saat memberikan dan berbagi ilmu untuk anak-anak di sekolah. Ia merasa bisa memberikan manfaat untuk anak-anak. “Kalau mengajar itu bisa dikenal banyak orang,” kelakarnya.

Padahal perbandingan remunerasi yang didapatkannya dari tempat bekerja pertama dengan tempat mengajar sekarang, bak langit dengan bumi.

Di tempat bekerja sebelumnya yang memang mentereng, Wiwin bisa mendapat gaji antara Rp 4 juta sampai Rp 8 juta per bulan.

Di SMA Kristen Bhatani ini, Wiwin hanya mendapatkan tidak lebih dari Rp 300.000, namun ia lebih memilih mengabdi sebagai pendidik.

“Saya ingin berbakti dan berdedikasi untuk sekolah ini. Makanya, penghargaan ini untuk sekolah ini. Saya bangga bisa ikut memberikan akses pendidikan tanpa membedakan latar belakang mereka,” ungkapnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved