Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pantas Kotor? Aksi Pria Tak Berpakaian Tiduran di Atas Beras Bulog Jadi Sorotan, Tubuh Diguyur

Padahal beras tersebut hendak didistribusikan ke masyarakat untuk dikonsumsi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Twitter/Pai_C1
Aksi pria tiduran di atas beras Bulog jadi sorotan 

Kecurigaan ini muncul setelah video seorang warga Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, viral.

Ia membandingkan antara nasi dari beras asli dan palsu yang beredar di media sosial.

Bruno Wolo (32) dan istrinya, Regina Iralolon (26), warga Desa Bour mengaku, awalnya mereka membeli beras merek Super di satu ruko seharga Rp14.000 per kilogram.

Namun kuat dugaan, beras tersebut palsu.

Hal itu diketahuinya setelah dimasak menjadi nasi.

Regina menuturkan, awalnya ia hendak menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya.

Saat hendak mengambil nasi, ia kaget beras yang tadinya sudah dimasak malah berubah bentuk jadi gumpalan-gumpalan putih.

Bahkan saat gumpalan nasi tersebut dilempar ke lantai, bergelinding seperti bola.

Video perempuan bernama Regina Iralolon (26) warga Desa Bour, Kabupaten Lembata, NTT, sedang membandingkan nasi dari beras asli dan palsu
Video perempuan bernama Regina Iralolon (26) warga Desa Bour, Kabupaten Lembata, NTT, sedang membandingkan nasi dari beras asli dan palsu (Dok warga)

"Saya kaget saat melihat berasnya berubah bentuk menjadi gumpalan-gumpalan," ujar Regina dalam keterangannya, Senin (13/11/2023), kepada Kompas.com.

Ia bersama suaminya, Bruno Wolo, langsung melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa setempat.

Kepala Desa Bour, Conradus TL Sura menjelaskan, usai kejadian, pihaknya melakukan pengecekan di ruko tempat penjualan beras yang dibeli warganya.

Pengecekan tersebut, lanjutnya, melibatkan beberapa kepala desa tetangga, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan anggota unit Intel Kodim 1624/Flores Timur.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pemilik ruko mengaku membeli beras tersebut dari perahu asal Makassar.

"Perahu ini yang sering bongkar muat barang di pelabuhan laut Lewoleba," katanya.

Conradus menambahkan, sampel beras yang diduga palsu itu telah diserahkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lembata.

Selanjutnya akan dikirim ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bandung.

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved